Hakim dalam memberikan putusan terhadap kasus pencemaran tidak saja memberikan putusan memberikan ganti kerugian, tetapi juga memutuskan
kewajiban untuk melakukan tindakan-tindakan seperti pemasangan atau perbaikan pengelolaan limbah sejalan dengan prinsip baku mutu lingkungan hidup,
memulihkan fungsi lingkungan hidup dan menghilangkan semua faktor penyebab perusakan lingkungan.
165
1. Jenis dan Bentuk Kerugian
Pasal 20 ayat 2 UUPLH telah memuat pengaturan mengenai kerugian akibat pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup. Ketentuan pasal ini menyatakan
sebagai berikut: “Bentuk dan jenis kerugian akibat pencemaran dan atau perusakan akan
menentukan besarnya kerugian. Penelitian tentang bentuk, jenis dan besarnya kerugian dilakukan oleh tim yang dibentuk pemerintah. Penelitian meliputi
meliputi ekologi, medis, sosial, budaya dan lain-lain diperlukan. Undang-undang tidak memberikan penjelasan tentang apa yang dimaksud
dengan kerugian, begitu pula halnya dengan redaksi yang termaktub di dalam UUPLH tidaklah ada memberikan penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan
kerugian. Namun demikian, secara umum berdasarkan ketentuan yang termaktub di dalam UUPLH dan sesuai dengan apa yang telah diuraikan sebelumnya, dapat
dikatakan bahwa kerugian adalah merupakan suatu akibat dari suatu sebab, yang
165
Ibid, hal. 309.
Sriwaty: Penerapan Sanksi Perdata Terhadap korporasi Dalam Sengketa Lingkungan hidup, 2007. USU e-Repository © 2008
dalam hal ini sebab tersebut haruslah merupakan suatu perbuatan melawan hukum baik terhadap hukum tertulis maupun yang tidak tertulis hukum dalam arti luas.
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, bahwa pengertian kerugian berkenaan perbuatan melawan hukum terhadap pencemaran danatau perusakan
lingkungan, tidak saja hanya berkenaan dengan kerugian konkrit dalam bidang harta kekayaan saja, akan tetapi juga berkenaan dengan kerugian immateriil atau ”ideele
schade”, misalnya kehidupan yang tenang, kesehatan, kenikmatan udara yang bersih dan lain sebagainya. Jadi jelas bahwa jenis dari kerugian sebagai akibat perbuatan
melawan hukum terhadap pencemaran danatau perusakan lingkungan hidup, dapat dikategorikan dalam 2 dua jenis, yaitu kerugian materiil, dan kerugian
immateriil.
166
Dalam kasus perbuatan melawan hukum terhadap pencemaran danatau perusakan lingkungan hidup seringkali terdapat kombinasi dari beberapa macam
kerugian, baik yang bersifat materiil maupun yang bersifat immateriil. Kerugian akibat pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup yang ditimbulkan oleh
perbuatan manusia dapat dibedakan antara : a.
Perbuatan dalam bentuk membubuhkan atau mencampurkan zat-zat kimia atau zat lainnya yang berasal dari luar milieu. Dalam hal ini dibicarakan tentang
pencemaran lingkungan atau pengotoran lingkungan, sungai, tanah dan lain sebagainya.
166
Mahadi dengan mengutip pendapat Danusaputro, Munadjat, dalam Makalah “Ganti Rugi Immateriil di Indonesia Uraian Umum”, juga menyatakan bahwa kerugian biasanya sekurang-
kurangnya dua macam, yaitu kerugian material dan kerugian immateriil.
Sriwaty: Penerapan Sanksi Perdata Terhadap korporasi Dalam Sengketa Lingkungan hidup, 2007. USU e-Repository © 2008
b. Perbuatan yang tidak memasukkan suatu unsur luar ke dalam lingkungan atau
milieu, tetapi berupa merusak lingkungan itu sendiri, seperti misalnya pembabatan hutan, penebangan kayu, pengerukan pasir sungai, gangguan suara,
dan lain sebagainya. Berkenaan dengan masalah kerugian sebagai akibat dari perbuatan melawan
hukum terhadap pencemaran danatau perusakan lingkungan hidup, Komar Kantaatmadja, membagi bentuk-bentuk kerugian sebagai berikut :
a. Kerugian langsung, yaitu merupakan kerugian yang terjadi pada saat atau
beberapa saat setelah pencemaran terjadi, bukan hanya menghitung angka-angka pengeluaran riil yang dilakukan selama pencegahan, melainkan juga
penanggulangan sampai saat pada kerugian yang tampak dapat dihitung. b.
Kerugian tidak langsung, yaitu kerugian yang baru diketahui atau ditetapkan beberapa waktu setelah terjadinya pencemaran.
167
2. Jenis dan Bentuk Ganti Rugi