Organ-Organ Perseroan Perseroan Terbatas sebagai Badan Hukum 1. Pengertian Perseroan Terbatas

atau korporasi. Sesuai dengan Pasal 1655 KUHPerdata yang mengatakan bahwa pengurus dapat mengikatkan badan hukum dengan pihak-pihak ketiga. 47 Kemudian Moenaf H. Regar menyatakan bahwa : Korporasi dalam hal ini persero adalah badan usaha yang keberadaannya dan status hukumnya disamakan dengan manusia orang, tanpa melihat bentuk organisasinya. Badan hukum dapat memiliki kekayaan dan utang, mempunyai kewajiban dan hak dan dapat bertindak menurut hukum, melakukan gugatan dan dituntut di depan pengadilan. Oleh karena status badan hukum adalah buatan manusia, yang disebut pengurus atau pengelola, yaitu organ PT, yaitu RUPS, Dewan Komisaris dan Dewan Direksi. 48 Tindakan-tindakan organ itu hanya dapat mengikat PT, jika tindakan- tindakannya didalam batas-batas wewenang yang ditentukan oleh anggaran dasar, ketentuan-ketentuan lainnya dan hakikat dari tujuannya. 49 Jadi dalam hal organ bertindak di luar wewenangnya dan badan hukum tidak dapat dipertanggungjawabkan, penguruslah yang dipertanggungjawabkan secara pribadi jika pihak ketiga penderita kerugian karenanya.

2. Organ-Organ Perseroan

Sebagai suatu badan hukum, pada prinsipnya perseroan terbatas dapat memiliki segala hak dan kewajiban yang dapat dimiliki oleh setiap orang perorangan, 47 Rido, Ali, Badan Hukum dan Kedudukan Badan Perseroan, Perseroan, Perkumpulan, Koperasi, Yayasan, Wakaf, Bandung : Alumni, 2001, hal 15. 48 Regar, Moenaf H, Dewan Komisaris, Peranannya Sebagai Organ Perseroan Terbatas, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2000, hal. 9. 49 Rido, Ali, Op Cit, hal. 18. Sriwaty: Penerapan Sanksi Perdata Terhadap korporasi Dalam Sengketa Lingkungan hidup, 2007. USU e-Repository © 2008 dengan pengecualian hal-hal yang bersifat pribadi, yang hanya mungkin dilaksanakan oleh orang-perorangan. Guna melaksanakan segala hak dan kewajiban yang dimilikinya tersebut, ilmu hukum telah merumuskan fungsi dan tugas dari masing- masing organ perseroan tersebut, yang berbeda satu dengan lainnya. Perseroan Terbatas biasanya mempunyai 3 tiga organ, yaitu Rapat Umum Pemegang Saham RUPS, Dewan Komisaris dan Dewan Direksi. 50 Dewan Direksi merupakan pengelola perusahaan, sementara Dewan Komisaris adalah pihak yang bertugas mengawasi penyelenggaraan pengelolaan perusahaan, sedangkan RUPS adalah rapat anggota pemegang saham sebagai alat kekuasaan yang tertinggi dalam peraturan korporasi karena yang mempunyai kepentingan adalah orang-orang yang merupakan pemegang saham dari korporasi tersebut. 51 Perseroan Terbatas sebagai badan hukum merupakan suatu organisasi yang riil, yang mempunyai kekayaan yang bersubjek, yang menjelma sungguh-sungguh dalam pergaulan hukum, yang dapat membentuk kemauan sendiri dengan perantaraan organ-organ yang ada padanya. 52 Adapun organ-organ yang terdapat di dalam Perseroan Terbatas tersebut adalah : a. Rapat Umum Pemegang Saham; b. Direksi; 50 Regar, Moenaf H, Dewan Komisaris, Peranannya sebagai Organ Perseroan, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2000, hal.9. Pasal 1 angka 2 UUPT sendiri menyatakan bahwa Perseroan Terbatas sebagai suatu badan hukum harus memiliki ketiga organ tersebut. 51 Muladi dan Prijatna, Dwidja, Op. Cit., hal. 14. 52 Syahrani, Riduan, Seluk beluk dan Asas-Asas Hukum Perdata, Bandung : Alumni, 1992, hal.56-57. Sriwaty: Penerapan Sanksi Perdata Terhadap korporasi Dalam Sengketa Lingkungan hidup, 2007. USU e-Repository © 2008 c. Komisaris; RUPS merupakan lembaga pengambilan keputusan yang paling tinggi dibandingkan dengan organ perseroan lainnya, sebagaimana ditentukan di dalam Pasal 1 angka 3 UUPT yang menyatakan: “Rapat Umum Pemegang Saham yang selanjutnya disebut RUPS adalah organ perseroan yang memegang kekuasaan tertinggi dalam perseroan dan memegang segala wewenang yang tidak diserahkan kepada direksi atau komisaris”. Jadi, RUPS merupakan organ perseroan yang memegang kekuasaan tertinggi, yang mempunyai semua kewenangan berdasarkan undang-undang atau Anggaran Dasar. RUPS minimal dilaksanakan 1 satu tahun sekali di wilayah Indonesia. RUPS dilakukan ditempat kedudukan perseroan atau tempat dimana perseroan melakukan usahanya. UUPT masih mengijinkan RUPS dilakukan di tempat lain, dengan ketentuan tempat lain tersebut diatur dalam Anggaran Dasar dan masih berada dalam wilayah Republik Indonesia. 53 Ada dua macam RUPS, yaitu RUPS tahunan dan RUPS lainnya. RUPS tahunan dilakukan paling lambat enam bulan setelah tahun buku perseroan yang bersangkutan, sedangkan RUPS lainnya dapat dilakukan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan perseroan. 54 Direksi merupakan pengurus perseroan, yaitu alat perlengkapan perseroan yang melakukan semua kegiatan dan mewakili perseroan, baik di dalam maupun di 53 Pasal 64 ayat 1 dan ayat 2 UUPT. 54 Pasa1 65 UUPT. Sriwaty: Penerapan Sanksi Perdata Terhadap korporasi Dalam Sengketa Lingkungan hidup, 2007. USU e-Repository © 2008 luar pengadilan. 55 Pasal 82 UUPT menegaskan bahwa direksi bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan. Ketentuan ini memberikan pedoman kepada Direksi agar di dalam pengurus perseoran selalu berorientasi pada kepentingan dan tujuan perseroan. Di dalam melaksanakan tugasnya itu, Pasal 85 ayat 1 UUPT menyatakan setiap direksi wajib beritikad baik dan penuh tanggung jawab dalam menjalankan tugas untuk kepentingan perseroan. Direksi berkewajiban untuk mengelola jalannya perusahaan dengan sebaik mungkin. Dewan Komisaris bertugas untuk mengawasi jalannya pengelolaan perseroan oleh Direksi, serta pada kesempatan-kesempatan tertentu turut membantu Direksi dalam menjalankan tugasnya. Selanjutnya Rapat Umum Pemegang Saham perseroan berfungsi untuk melaksanakan kontrol secara menyeluruh atas setiap pemenuhan kewajiban dari Direksi dan Dewan Komisaris perseroan atas aturan main yang telah ditetapkan. Selama masing-masing organ dapat berperan dengan baik, maka perseroan akan berjalan dengan baik, dan para pemegang saham perseroan akan terjamin kepentingannya dalam perseroan. Komisaris adalah pengawas dalam perseroan, karena tugas utamanya adalah mengawasi kebijakan direksi serta memberikan nasehat kepada direksi di dalam menjalankan perseroan. 56 Berdasarkan Pasal 1 angka 3 tersebut di atas, wewenang yang diberikan kepada RUPS oleh Pasal 1 angka 3 tidaklah mutlak, artinya 55 Budiarto, Agus, Op.Cit., hlm. 61. Hal ini sesuai dengan teori dari Otto Von Gierke bahwa pengurus adalah organ atau alat perlengkapan dari badan hukum. 56 Pasal 97 UUPT. Sriwaty: Penerapan Sanksi Perdata Terhadap korporasi Dalam Sengketa Lingkungan hidup, 2007. USU e-Repository © 2008 kekuasaan tertinggi yang diberikan oleh undang-undang kepada RUPS tidak berarti dapat melakukan lingkup tugas dan wewenang yang telah diberikan undang-undang dan anggaran dasar kepada direksi dan komisaris. Jadi dapat disimpulkan bahwa semua kewenangan yang dimiliki oleh RUPS tidak dimiliki oleh direksi atau komisaris, tetapi direksi dan komisaris mempunyai wewenang yang tidak dapat dipengaruhi oleh RUPS. 57 Perseroan Terbatas sebagai istilah yuridis yang digunakan di Indonesia baik dalam KUHD maupun UUPT terdiri dari dua kata, yakni “perseroan” dan “terbatas”, yang menunjukan pada batas tanggungjawab sekutu para pesero. Hal ini berarti bahwa Perseroan Terbatas adalah perusahaan akumulasi modal yang dibagi atas saham-saham, dan tanggung jawab sekutu pemegang saham terbatas pada jumlah saham yang dimilikinya. 58 Para Pesero dari suatu Perseroan Terbatas hanya bertanggungjawab sebesar modal yang dimasukkannya ke dalam Perseroan Terbatas, sehingga pertanggungjawabannya juga sebesar modal yang dimasukkannya. Perseroan Terbatas sebagai badan hukum merupakan suatu organisasi yang riil, yang mempunyai kekayaan yang bersubjek, yang menjelma sungguh-sungguh dalam pergaulan hukum, yang dapat membentuk kemauan sendiri dengan perantaraan organ-organ yang ada padanya. 59 57 Budiarto, Agus, Op.Cit., hlm. 57. 58 Emirzon, Joni, Hukum Bisnis Indonesia, Jakarta : PT. Prenhalindo, 2002, hal. 88. 59 Syahrani, Riduan, Seluk beluk dan Asas-Asas Hukum Perdata, Bandung : Alumni, 1992, hal.56-57. Sriwaty: Penerapan Sanksi Perdata Terhadap korporasi Dalam Sengketa Lingkungan hidup, 2007. USU e-Repository © 2008 UUPT tidak memberikan penjelasan mengenai pengertian perseroan terbatas. Pasal 1 angka 1 UUPT hanya menyebutkan bahwa : “Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut perseroan, adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya”. Ketentuan di atas tidak memberikan arti yang jelas mengenai Perseroan Terbatas. Pasal 1 angka 1 UUPT hanya memberikan penekanan tentang status badan hukum Perseroan Terbatas dan dasar pendiriannya menurut hukum. Status badan hukum ini diperoleh setelah memenuhi persyaratan tertentu, yaitu setelah akta pendiriannya mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman sebagaimana ditentukan dalam Pasal 7 ayat 6 UUPT. 60 Sesuai dengan Pasal 1 angka 1 UUPT yang menyebutkan Perseroan Terbatas berstatus sebagai badan hukum, maka pengurus tidak bertanggungjawab secara pribadi, sebab Perseroan Terbatas yang bertanggungjawab untuk keseluruhan tindakan dan perbuatan hukum yang dilakukannya. Badan hukum adalah subjek hukum yang mempunyai hak-hak dan kewajiban-kewajiban hukum. Pihak ketiga tidak boleh dirugikan karena perbuatan melanggar hukum dari Perseroan Terbatas. 61 Perseroan Terbatas dapat dibedakan dalam beberapa macam, yakni sebagai berikut: 60 Budiarto, Agus ,Op Cit, hal. 25. 61 Ridho, R Ali, Badan Hukum dan Kedudukan Badan Hukum Perseroan, Perkumpulan, Koperasi, Yayasan, Wakaf, Bandung : PT. Alumni, 2001, hal.25. Sriwaty: Penerapan Sanksi Perdata Terhadap korporasi Dalam Sengketa Lingkungan hidup, 2007. USU e-Repository © 2008 1. PT Biasa, yaitu badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam UUPT; 2. PT PMDN, atau PT dalam rangka Penanaman Modal Dalam Negeri, yaitu penggunaan bagian dari kekayaan masyarakat Indonesia; 3. PT PMA, atau PT dalam rangka Penanaman Modal Asing, yaitu hanya meliputi penanaman modal asing secara langsung yang dilakukan sesuai dengan UU No.1 Tahun 1967. 4. PT. Persero, atau PT Perusahaan Perseroan, adalah bentuk usaha negara yang semula berbentuk Perusahaan Negara yang kemudian demi efisiensi diubah menjadi bentuk PT sesuai dengan UU No.1 Tahun 1995, yang modalnya seluruh atau sebagian merupakan milik negara dari kekayaan negara yang dipisahkan. 62 Tidak ada perbedaan antara perseroan kecil dan yang besar dalam perspektif hukum, tetapi dalam praktek dikenal adanya perseroan terbuka dan perseroan tertutup. Perseroan terbuka merupakan perseroan yang telah memperdagangkan sahamnya atau tercatat di bursa efek, sehingga sering disebut dengan perseroan yang go-public atau listed companies. 63 Perusahaan ini memiliki perbedaan khusus dalam beberapa aspek, seperti saham, pemegang saham, manajemen dan pelaporan keuangan. Perbedaan ini akan tampak mencolok bila dibandingkan dengan perseroan 62 Widjaya, I.G. Rai,Hukum Perseroan, Jakarta : KBI, 2000, hal.14. 63 Ibid, hal.6. Lihat juga, I.G. Rai Widjaya, Op.Cit., hal.140. Sriwaty: Penerapan Sanksi Perdata Terhadap korporasi Dalam Sengketa Lingkungan hidup, 2007. USU e-Repository © 2008 tertutup atau perseroan keluarga yang jumlah dan jenis pemegang sahamnya kecil. 64 Oleh karena itu di dalam praktek, perseroan terbatas dibedakan atas perseroan terbatas tertutup private dan perseroan terbatas terbuka public. Perseroan Terbatas Terbuka disingkat PT Tbk diatur dalam Pasal 1 angka 6 UUPT yang menyatakan sebagai berikut: “Perseroan Terbuka adalah perseroan yang modal dan jumlah pemegang sahamnya memenuhi kriteria tertentu atau perseroan yang melakukan penawaran umum sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal”. Undang-undang Pasar Modal yang dimaksud adalah UU No.8 Tahun 1995 adalah PT Tbk yang melakukan penjualan saham-sahamnya kepada masyarakat luas melalui pasar modal dengan memenuhi proses tertentu. 65 Go public atau penawaran umum efek merupakan salah satu alternatif yang cocok untuk memenuhi kebutuhan modal bagi perusahaan-perusahaan yang memiliki prospek masa depan yang baik. 66 Kedudukan RUPS dalam struktur Perseroan Terbatas adalah sangat penting. Direksi diangkat dan diberhentikan oleh RUPS, sehingga direksi bertanggung jawab penuh dalam menjalankan tugas-tugasnya kepada RUPS. Direksi tidak dapat bertindak sewenang-wenang dalam menjalankan aktivitas perusahaan, karena adanya komisaris yang bertugas melakukan pengawasan terhadap direksi. Komisaris juga bertugas memberikan nasehat kepada direksi, tetapi tidak dapat melakukan 64 Lihat kembali Pasal 1 angka 1 UUPT. 65 Budiarto, Agus, Op.Cit., hal.78. 66 Kretarto, Agus, Investor Relations: Pemasaran dan Komunikasi Keuangan Perusahaan Berbasis Kepatuhan, Jakarta : Grafiti Press, 2001, hal.75. Sriwaty: Penerapan Sanksi Perdata Terhadap korporasi Dalam Sengketa Lingkungan hidup, 2007. USU e-Repository © 2008 pengurusan sejauh mana nasehat itu diterima oleh direksi. Dalam melakukan pengawasan komisaris harus mempunyai itikad baik dan penuh tanggung jawab demi perseroan dan dapat mempertanggungjawabkannya kepada organ tertinggi dalam perseroan, yaitu RUPS.

3. Tanggung Jawab Perseroan dan Pengurus Perseroan