Pengertian Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran Kooperatif

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memegahkan masalah-masalah yang kompleks. Jadi, hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif. 1 Pada dasarnya cooperative learning mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih di mana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Cooperative learning juga dapat diartikan sebagai suatu struktur tugas bersama dalam suasana kebersamaan diantara sesama anggota kelompok. 2 Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih 1 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta:Prestasi Pustaka, 2007, h. 41 2 Etin Solihatin Raharjo, Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS Jakarta: Bumi Aksara, 2007, cet. 1, h. 4 diarahkan oleh guru, di mana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membentuk peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas. 3 Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif dapat menciptakan saling ketergantungan antar siswa, sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama siswa. 4 Menurut Effandi Zakaria 2001, pembelajaran kooperatif dirangka bagi tujuan melibatkan pelajar secara aktif dalam proses pembelajaran menerusi perbincangan dengan rekan-rekan dalam kumpulan kecil. Ia memerlukan pelajar berkongsi pendapat, memberi maklum balas serta mewujudkan dan membina proses penyelesaian kepada seluruh masalah. Kajian eksperimental dan deskriptif yang dijalankan menyokong pendapat yang mengatakan pembelajaran kooperatif boleh memberikan hasil yang positif kepada pelajar-pelajar. 5 Slavin 1995 menyebutkan cooperative learning merupakan model pembelajaran yang telah dikenal sejak lama, di mana pada saat itu guru mendorong para siswa untuk melakukan kerja sama dalam kegiatan-kegiatan tertentu seperti diskusi atau pengajaran oleh teman sebaya peer teaching. Dalam melakukan proses belajar-mengajar guru tidak lagi mendominasi seperti lazimnya pada saat ini, sehingga siswa dituntut untuk berbagi informasi dengan siswa yang lainnya dan saling belajar-mengajar sesama mereka. 6 Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara bersama-sama atau kelompok, antara siswa denga siswa lainnya saling membantu dalam memecahkan suatu permasalahan atas materi 3 Agus Suprijono, Cooperative Learning; Teori dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, cet.1, h. 54-55 4 Martinis Yamin Bansu I. Ansari, Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual siswa, Jakarta: Gaung Persada Press, 2008, cet. 1, h. 74 5 Isjoni dkk., Pembelajaran Visioner, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007, h. 30 6 Isjoni, Cooperative Learning, Bandung: Alfabeta, 2010, h. 17 yang telah disajikan oleh guru agar mencapai ketuntasan dalam memahami pelajaran. Adapun tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif yaitu penghargaan kelompok, pertanggung jawaban individu, dan kesempatan yang sama untuk berhasil: a. Penghargaan kelompok. Kelompok dalam kooperatif dapat memperoleh penghargaan apabila mereka mencapai atau di atas kriteria yang ditetapkan. Kelompok tersebut tidak dalam berkompetisi untuk mendapatkan penghargaaan. Penghargaan ditujukan bila mereka dapat mencapai kriteria yang ditetapkan dalam suatu minggu tertentu. b. Tanggung jawab individu. Keberhasilan kelompok bergantung dari pembelajaran individu dari seluruh anggota kelompok. Hal ini mendorong anggota kelompok untuk saling membantu satu sama lain dan memastikan setiap anggota kelompok siap untuk menghadapi tes dan tugas lainnya. c. Kesempatan yang sama untuk berhasil. Setiap siswa menyumbang kepada kelompok mereka dengan perbaikan di atas kinerja mereka yang lalu. Dengan metode setiap siswa baik berprestasi rendah, sedang atau tinggi memperoleh kesempatan untuk melakukan yang terbaik bagi kelompoknya. 7 Ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut: 1. Siswa belajar dalam kelompok kecil, untuk mencapai ketuntasan belajar 2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah 3. Diupayakan agar dalam setiap kelompok siswa terdiri dari suku, ras, budaya, dan jenis kelamin yang berbeda 4. Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok dari pada individual. 8 7 Mohamad Nur, Pembelajaran Kooperatif, Surabaya: LPMP, 2005, h. 5 8 Martinis Yamin Bansu I. Ansari, Taktik Mengemba ngkan…, h. 74-75

2. Unsur-unsur Dasar Pembelajaran Kooperatif

Dokumen yang terkait

Implementasi Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif Dan Menyenangkan (Paikem) Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

0 11 78

Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah (Pbl) Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam (Fiqih) Di Man Tarumajaya

2 28 137

IMPLEMENTASI METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

0 6 183

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap tingkat pemahaman siswa tentang materi zakat pada mata pelajaran pendidikan agama islam (Penelitian Quasi Eksperimen di Kelas VIII SMP Sulthan Bogor Tahun Ajaran 2015/2016)

1 10 154

PENYUSUNAN DESAIN PEMBELAJARAN BERMUATAN KARAKTER PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI Penyusunan Desain Pembelajaran Bermuatan Karakter Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dasar Inklusi Dengan ABK Tunarungu.

0 1 18

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM DI SEKOLAH ALAM.

9 37 39

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT PERTAMA.

2 15 47

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM MORAL ISLAM PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN WONOCOLO SURABAYA.

1 2 101

STRATEGI PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

0 0 30

Kata kunci: pluralisme agama, sekolah, Pendidikan Islam kurikulum 2013 Pendahuluan - View of Pluralisme Agama Di Sekolah; Studi Implementasi Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Pendidikan Islam Di Sekolah Menegah

0 0 17