Hasil Observasi Perencanaan Tertulis RPP

1. Hasil Observasi Perencanaan Tertulis RPP

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP mutlak diperlukan dalam setiap kegiatan pembelajaran guna mengontrol hal-hal apa saja yang ingin dicapai dan dilaksanakan pada proses pembelajaran tersebut. Dalam pembuatan RPP guru juga mempertimbangkan dari segi karakteristik siswa guna mencapai tujuan yang diinginkan. Berikut adalah pernyataannya. “Yang pertama, karakteristik dari anak-anak, kemampuan dari anak-anak juga, kemudian dari media yang dipakai, juga dari fasilitas yang ada”. Perencanaan pendidikan seharusnya dipandang sebagai suatu alat yang dapat membantu para pengelola pendidikan untuk menjadi lebih berdaya guna dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Perencanaan dapat menolong pencapaian suatu target atau sasaran secara lebih ekonomis, tepat waktu dan membari peluang untuk lebih mudah dikontrol dan dimonitor dalam pelaksanaannya. Karena itu perencanaan sebagai unsur dan langkah pertama dalam fungsi pengelolaan pada umumnya menempati posisi yang amat penting dan amat menentukan. 2 Hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis mengenai RPP yang dibuat dan dijalankan oleh guru secara umum sudah cukup baik dan sudah mengacu pada indikator-indikator yang diinginkan. Adapun aspek penilaian yang diteliti oleh penulis yaitu mengenai; pengembangan indikator, pengembangan materi, pemilihan metode, pengembangan skenario, pemilihan media alat bantu, dan pemilihan alat evaluasi. 1.1 Pengembangan Indikator Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Untuk memperoleh hasil belajar yang berkualitas, harus dirancang proses pembelajaran yang berkualitas dengan memperhatikan tingkat berpikir yang akan dipelajari dan dilatihkan. 2 Jusuf Enoch, Dasar-dasar Perencanaan Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1995, cet. II, h. 4 Rancangan proses pembelajaran yang baik adalah rancangan pembelajaran yang menggunakan indikator kegiatan belajar sebagai rambu-rambu dalam pencapaian hasil. Indikator yang dirumuskan secara baik dapat digunakan untuk mendeteksi sejauh mana hasil belajar dapat dicapai. 3 Dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, suatu pengembangan indikator sangat lah diperlukan, karena indikator tersebut sebagai alat ukur berhasil atau tidaknya kegiatan belajar mengajar. Pengembangan indikator yang dibuat guru sudah sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta karakteristik siswa. Materi ajar yang membahas tentang infaq dan macam-macamnya seperti, waqaf, hadiah, shadaqah dan wasiat sudah tidak asing lagi di kehidupan sehari-hari siswa. Indikator yang ingin dicapai pada pembelajaran ini yaitu agar siswa dapat memahami dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pengembangan indikator juga memperhatikan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik siswa. Pada pembahasan mengenai infak indikator-indikator yang dibuat oleh guru mendorong ranah kognitif dan afektif siswa, terlihat siswa mampu menjelaskan dan memahami materi ajar serta saling berbagi pengetahuan yang dimilikinya dengan cara berdiskusi kelompok. Kemudian indikator yang mengarah pada ranah psikomotorik yaitu adanya kerja sama tim kelompok yang saling berinteraksi dan bertanggung jawab dalam menyelesaikan suatu tugas yang diberikan kemudian mereka mampu mempresentasikan hasil yang telah didiskusikannya di depan kelas. Setelah seluruh siswa melalui rangkaian proses pembelajaran tersebut diharapkan siswa mampu menerapkan dan mempraktikkan apa yang telah dipelajarinya di dalam kehidupan sehari-hari. 1.2 Pengembangan Materi Materi pelajaran yang dikembangkan oleh guru di dalam RPP maupun dalam penyampaiannya kepada anak didik yaitu bersumber dari buku paket 3 Radno Harsanto, Pengelolaan Kelas yang Dinamis, Yogyakarta: Kanisius, 2007, h. 94 yang dibuat dan diterbitkan oleh pihak sekolah, Al- Qur’an terjemah, dan beberapa buku agama pendukung. Pengembangan materi sudah sesuai dengan indikator dan relevan dengan kebutuhan siswa karena materi infaq berhubungan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Guru mengembangkan materi ajar dengan cerita-cerita ilustrasi dan pengetahuan yang dimilikinya agar suasana pembelajaran dapat bejalan dengan baik. 1.3 Pemilihan Metode Pemilihan metode pembelajaran sudah sesuai dengan indikator dan materi ajar. Karena pembelajaran kali ini menuntut siswa agar mandiri dan aktif dalam berdiskusi serta mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru dalam tiap-tiap kelompok. Metode yang diterapkan sesuai dengan setting ruang kelas karena pembelajaran model jigsaw membutuhkan ruangan yang cukup luas untuk bergerak dan bertukar tempat. Pembelajaran tersebut diadakan di aula dengan pertimbangan agar proses pembelajaran berjalan sesuai rencana dan juga untuk mencari suasana baru. Penggunaan atau pemilihan suatu metode yang diterapkan guru dalam pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik siswa dari segi kemampuan berpikir dan daya tangkap siswa terhadap suatu pelajaran. Hal tersebut terungkap dari pernyataan guru Pendidikan Agama Islam, yaitu sebagai berikut. “Yang lebih banyak sekali lagi sesuai dengan kelasnya. Kalau kelas bilingual itu lebih banyak kelompok dan diskusi. Kalau kelas reguler lebih banyak ceramah dari pada diskusi ”. Berdasarkan pernyataan di atas, terdapat berbedaan dalam pemilihan metode antara kelas bilingual dan kelas reguler. Pada penelitian ini penulis mengambil sampel pada kelas VIII-B, dalam hal ini yaitu kelas bilingual. Kelas bilingual merupakan kelas unggulan karena kelas ini lebih unggul dalam bidang prestasiakademik dibandingkan dengan kelas reguler. 1.4 Pengembangan Skenario Skenario pembelajaran yang dibuat guru tidak dijelaskan secara rinci di dalam RPP akan tetapi dalam pengaplikasiannya sudah sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran jigsaw, yaitu dengan cara membagi siswa dalam beberapa kelompok yang terdiri 4-5 orang dalam tiap kelompok, kemudian materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks atau buku pelajaran yang telah dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab, setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggung jawab untuk mempelajarinya kelompok asal, selanjutnya anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama bertemu dalam kelompok- kelompok ahli untuk mendiskusikannya guna mencari informasi yang lebih dalam kelompok ahli, kemudian Para ahli kembali ke dalam kelompok asal masing-masing untuk mengajari topik-topik mereka kepada teman satu timnya, Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal, siswa-siswa dikenai tagihan berupa kuis individu ataupun presentasi kelompok. Seperti itu lah gambaran umum dari skenario pembelajaran model jigsaw yang dilakukan oleh guru di dalam aula bersama siswa-siswinya. 1.5 Pemilihan Media Alat Bantu Media atau alat bantu yang digunakan guru dalam pembelajaran kooperatif kali ini menggunakan microphone dan soundsystem agar perhatian siswa dalam belajar menjadi fokus serta apa-apa yang dijelaskan guru dapat diperhatikan dengan baik. Pemilihan media dalam suatu rencana pembelajaran harus dipikirkan secara baik dan tepat guna, sebab media mempunyai peran penting yaitu sebagai alat bantu dalam tercapainya suatu pembelajaran yang diinginkan. Media pembelajaran yang dipilih guru sudah cukup membantu dalam proses pembelajaran. Dengan menggunakan pengeras suara micro phone, siswa terlihat menyimak segala sesuatu yang disampaikan oleh guru. Apabila tidak ada pengeras suara di dalam ruang belajar yang begitu luas dalam hal ini menggunakan aula, maka dalam penyampaian materi atau pun hal-hal yang berkenaan dengan langkah-langkah pembelajaran yang disampaikan guru akan terjadi miss communication terhadap para pendengarnya, maka pembelajaran akan menjadi tidak efektif. Oleh karena itu, media alat bantu cukup berperan dalam mendukung jalannya pembelajaran. 1.6 Pemilihan Alat Evaluasi Inti pokok kegiatan evaluasi adalah upaya untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajaran telah mencapai sasaran. Kegiatan evaluasi berorientasi pada kegiatan mengukur dan menilai sejauh mana program pembelajaran sudah tercapai. Kegiatan evaluasi yang dirancang secara sistematis dan komprehensif akan memberi gambaran sejauh mana proses pembelajaran memberi hasil belajar pada diri siswa. Oleh karena itu, perlu dirancang alat evaluasi proses pembelajaran yang valid, mendidik, berorientasi pada kompetensi, adil, terbuka, berkesinambungan, menyeluruh, dan bermakna. 4 Alat evaluasi yang ditetapkan guru di dalam RPP berupa soal-soal pertanyaan berbentuk pilihan ganda, isian, dan essai untuk mengetes kemampuan siswa dalam menguasai dan memahami materi pelajaran yang telah dibahas. Adapun teknik penilaian pada saat pembelajaran berlangsung yaitu berupa penilaian kinerja performansi perkelompok yang masing- masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan anggota kelompok yang lain. Pemilihan alat evaluasi sudah tepat, karena dalam mengevaluasi masing- masing siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif tidak hanya dapat dinilai dengan hasil kerja berupa tes tertulis saja. Akan tetapi lebih mengutamakan penilaian kerja kelompok, keikutsertaan atau tanggung jawab siswa dalam menyelesaikan tugas kelompok, dan yang lebih utama yaitu penilaian individu dari masing-masing anggota kelompok. Berdasarkan penjabaran di atas dapat penulis simpulkan bahwa pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang dirancang oleh guru sudah cukup baik. Terlihat dari pemilihan metode pembelajaran, pengembangan indikator, 4 Radno Harsanto, Pengelolaan Kelas yang …, h. 168 skenario, dan materi serta media dan alat evaluasi pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik siswa. Dengan demikian kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan akan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diinginkan.

2. Hasil Observasi Proses Pembelajaran Kooperatif

Dokumen yang terkait

Implementasi Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif Dan Menyenangkan (Paikem) Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

0 11 78

Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah (Pbl) Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam (Fiqih) Di Man Tarumajaya

2 28 137

IMPLEMENTASI METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

0 6 183

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap tingkat pemahaman siswa tentang materi zakat pada mata pelajaran pendidikan agama islam (Penelitian Quasi Eksperimen di Kelas VIII SMP Sulthan Bogor Tahun Ajaran 2015/2016)

1 10 154

PENYUSUNAN DESAIN PEMBELAJARAN BERMUATAN KARAKTER PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI Penyusunan Desain Pembelajaran Bermuatan Karakter Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dasar Inklusi Dengan ABK Tunarungu.

0 1 18

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM DI SEKOLAH ALAM.

9 37 39

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT PERTAMA.

2 15 47

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM MORAL ISLAM PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN WONOCOLO SURABAYA.

1 2 101

STRATEGI PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

0 0 30

Kata kunci: pluralisme agama, sekolah, Pendidikan Islam kurikulum 2013 Pendahuluan - View of Pluralisme Agama Di Sekolah; Studi Implementasi Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Pendidikan Islam Di Sekolah Menegah

0 0 17