sehingga hidupnya akan selalu berpedoman kepada ajaran Islam. Di samping itu kita semua hendaknya dapat menyadari bahwa tujuan hidup seorang
muslim adalah bahagia dunia, bahagia akhirat nanti dan terhindar dari segala dosa yang akan membawa kepada kemurkaan Allah swt.
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan artinya sesuatu yang dutuju, yaitu yang akan dicapai dengan suatu kegiatan atau usaha. Sesuatu kegiatan akan berakhir bila tujuannya sudah tercapai.
Kalau tujuan itu bukan tujuan akhir, kegiatan berikutnya akan langsung dimulai untuk mencapai tujuan selanjutnya dan terus begitu sampai kepada tujuan akhir.
39
Secara umum, tujuan pendidikan Islam terbagi kepada: tujuan umum, tujuan sementara, tujuan akhir dan tujuan operasional. Tujuan umum adalah tujuan yang
akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan baik dengan pengajaran atau dengan cara lain. Tujuan sementara adalah tujuan yang akan dicapai setelah anak
didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam sebuah kurikulum. Tujuan akhir adalah tujuan yang dikehendaki agar peserta didik
menjadi manusia-manusia sempurna insan kamil setelah ia menghabisi sisa umurnya. Sementara tujuan operasional adalah tujuan praktis yang akan dicapai
dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu.
40
Menurut Zakiah Daradjat, tujuan pendidikan Islam ialah kepribadian muslim, yaitu suatu kepribadian yang seluruh aspeknya dijiwai oleh ajaran Islam. Orang
yang berkepribadian muslim dalam al- Qur’an disebut “Muttaqin”. Karena itu
pendidikan Islam berarti juga pembentukan manusia yang bertakwa. Ini sesuai benar dengan pendidikan nasional kita yang dituangkan dalam tujuan pendidikan
nasional yang akan membentuk manusia Pancasilais yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
41
Di setiap lembaga pendidikan umum dan keagamaan, pendidikan agama merupakan bagian dari bidang studi yang disajikan kepada peserta didik. Di dalam
39
Zakiah Daradjat, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996, cet. I, h. 72
40
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002, cet. 1, h. 18-19
41
Zakiah Daradjat, Metodologi Pengajaran …, h. 72
pendidikan agama sendiri diajarkan berbagai macam materi yang kesemuanya dilandaskan kepada ajaran agama.
Khusus di lembaga pendidikan umum, pendidikan agama disajikan pada dataran memperkenalkan ajaran-ajaran agama yang ada di Indonesia. Namun
ketika ada hal-hal yang dipandang dapat menyentuh permasalahan aqidah keyakinan maka diambil kebijaksanaan dengan menyajikan hal tersebut secara
terpisah sesuai dengan kondisi peserta didik dilihat dari keyakinannya masing- masing.
Hal terpenting yang perlu diingat adalah, pendidikan agama yang dilaksanakan di sekolah-sekolah bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan
kepada peserta didik sesuai dengan konsep kebaikan agama masing-masing. Lebih jauh lagi diharapkan dengan mengikuti program pendidikan agama di sekolah,
peserta didik mampu menerapkan ajaran agamanya di dalam kehidupan sehari- hari.
42
Dalam rangka menanamkan nilai-nilai keislaman kepada peserta didik di lembaga pendidikan formal, maka program pendidikan agama memiliki peranan
puncak, bahkan boleh dikatakan sebagai penentu dari perubahan, khususnya perubahan sikap.
Nilai-nilai Islam yang ingin ditanamkan kepada peserta didik tidak hanya dibatasi kepada nilai ibadah dan moral saja. Namun perlu diingat bahwa Islam
memiliki ajaran terpenting, walaupun keberadaannya harus diimbangi dengan dua hal di atas.
Ajaran yang dimaksudkan adalah “tradisi intelektual” dengan landasan semangat pembuktian akan kebenaran Allah, hal ini terbukti dengan pernyataan
Allah yang begitu memberikan penghargaan terhadap mereka yang berilmu pengetahuan al-
Qur’an 58: 11. Bahkan Allah secara tegas menyatakan bahwa hanya orang-orang yang berilmu sajalah yang memiliki tingkat pengabdian
kepada-Nya yang paling tinggi QS. 35: 28.
43
42
Armai Arief, Reformulasi Pendidikan Islam, Jakarta: CRSD PRESS, 2005, cet. I, h. 80-81
43
Armai Arief, ReformulasiPendidikan…, h. 82-83
Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama SMP bertujuan untuk:
1. Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia
muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT
2. Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia
yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi tasamuh, menjaga keharmonisan
secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.
44
3.
Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Ruang lingkup pendidikan Islam adalah berkaitan dengan persoalan-persoalan yang menyeluruh dan mengandung generalisasi bagi semua jenis dan tingkat
pendidikan Islam yang ada baik yang ada di masa sekarang maupun di masa yang akan datang. Dengan kata lain, pendidikan Islam adalah suatu sistem pendidikan
yang memungkinkan seseorang dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan ideologi cita-cita Islam sehingga ia dengan mudah dapat membentuk dirinya
sesuai dengan ajaran Islam. Artinya, ruang lingkup pendidikan Islam telah mengalami perubahan sesuai tuntutan waktu yang berbeda-beda karena sesuai
dengan tuntutan zaman dan perkembangan ilmu dan teknologi.
45
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1. Al-Qur’an dan Hadits
2. Aqidah
3. Akhlak
4. Fiqih
44
Standar Isi Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Pertama SMP, PERMENDIKNAS NO. 22 TAHUN 2006
45
Djumransyah Abdul Malik Karim Amrullah, Pendidikan Islam, Malang: UIN- Malang Press, 2007, cet. I, h. 25-26
5. Tarikh dan Kebudayaan Islam
Pendidikan Agama Islam menekankan keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia
dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan diri sendiri, dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.
46
C. Kerangka Berpikir
Pelajaran agama Islam di sekolah-sekolah umum dan madrasah sudah ada sejak berdirinya lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia. Berbagai metode
yang sering digunakan pada tiap pembelajaran seperti metode ceramah, diskusi, tanya jawab, demonstrasi dan lain-lain akan tetapi tujuan pendidikan yang
diinginkan belum tercapai secara maksimal. Pada umumnya guru hanya mentransfer ilmunya kepada anak didik dan guru lah yang menjadi pusat belajar
siswa sehingga siswa bersifat pasif dan tidak dapat mengembangkan diri serta kemampuannya secara optimal.
Diakui bahwa terdapat beberapa kesulitan dalam pelaksanaan Pendidikan Agama Islam, baik yang bersifat internal maupun eksternal, berasal dari sifat
bidang studi PAI itu sendiri yang banyak menyentuh aspek-aspek metafisika dan bersifat abstrak, atau menyangkut hal-hal yang bersifat supra rasional. Sedangkan
kesulitan eksternal berasal dari luar bidang studi PAI itu sendiri, antara lain menyangkut dedikasi guru PAI mulai menurun, lebih bersifat transaksional dalam
bekerja, orang tua di rumah kurang memperhatikan pendidikan agama anaknya, orientasi tindakan semakin materialis, orang semakin bersifat rasional, orang
semakin bersifat individualis, kontrol sosial semakin melemah, dan lain-lain. Kesulitan eksternal tersebut pada dasarnya bersumber pada watak budaya Barat
yang sudah betul-betul mengglobal.
47
Untuk mengubah keadaan tersebut perlu perencanaan yang matang untuk menentukan metode-metode pembelajaran yang efektif diberbagai bidang ilmu,
46
Standar Isi Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Pertama SMP, PERMENDIKNAS NO. 22 TAHUN 2006
47
Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2009, h. 57-58