BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan proses yang amat penting di dalam kehidupan individu dan masyarakat. Pemahaman terhadap hakikatnya memerlukan
pemahaman terhadap segala dimensinya. Sebagian ahli pendidikan berpendapat bahwa sekolah merupakan satu-satunya pusat pendidikan, karena sekolah
merupakan lembaga yang diperuntukkan secara khusus bagi pendidikan. Pada kenyataannya, terdapat banyak pusat pendidikan, seperti keluarga, tetangga,
kampung halaman, lingkungan, dan sekolah. Di samping masjid, tempat-tempat pertemuan, media massa seperti surat kabar, radio, dan televisi, dan lain-lain
yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap pendidikan dan pembentukan kepribadian individu.
1
Untuk mengembangkan kompetensi pendidikan yang mampu menjawab tantangan dunia global, maka pemerintah harus melakukan berbagai kebijakan,
dan selama ini kita selalu mencontoh kepada kebijakan pendidikan dunia maju. Satu hal yang perlu kita lakukan segera mungkin adalah mengangkat mutu sumber
daya lulusan pendidikan.
2
Tidak hanya itu, kreativitas dan kompetensi para guru di lembaga pendidikan juga harus ditingkatkan. Karena peran guru di sekolah
sangat berpengaruh sekali terhadap perkembangan siswa.
1
Hery Noer Aly dan Munzier S., Watak Pendidikan Islam, Jakarta: Friska Agung Insani, 2008, h.197
2
Isjoni, Saatnya Pendidikan Kita Bangkit, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007, h.78
Dalam membangun dan membentuk generasi yang berkualitas, diperlukan adanya semangat dan motivasi yang kuat dalam diri manusia itu sendiri agar
terciptanya suatu tujuan yang diinginkan. Karena menuntut ilmu merupakan kewajiban setiap Muslim. Sesungguhnya Nabi Muhammad saw telah bersabda
:
ملْسم ِّك ىلع ةضْيرف مْلعلْا بلط َّ إف نْيِّلاب ْ ل مْلعلْا ا بلْطا .
ةكء امْلا َّا بلْطي امب ءاضر مْلعلْا بل اطل ا تح ْجا عضت
ربلا دبع نبا ا ر
“Carilah pengetahuan itu, biarpun sampai ke negeri Cina, karena mencari pengetahuan itu adalah kewajiban setiap Muslim. Sesungguhnya malaikat
mengembangkan sayapnya kepada penuntut ilmu, merasa senang kepada ilmu yang dituntutnya.” Diriwayatkan oleh Ibnu Abdul Barri.
3
Pada hadits di atas sangat jelas sekali dianjurkan oleh Nabi Muhammad saw untuk menuntut ilmu. Baik itu melalui pendidikan formal maupun nonformal,
yang manfaatnya untuk diri sendiri dan juga orang lain apabila diamalkan secara baik dan penuh keikhlasan.
Pendidikan Agama Islam PAI hingga saat ini masih berhadapan dengan kritik-kritik internal. Dikatakan bahwa PAI kurang mempunyai relevansi terhadap
perubahan sosial yang terjadi di masyarakat atau kurang ilustrasi konteks sosial budaya, dan bersifat statis akontekstual, dan lepas dari sejarah, sehingga peserta
didik kurang menghayati nilai-nilai agama sebagai nilai yang hidup dalam keseharian.
4
Hal tersebut sangat disayangkan, karena Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata pelajaran yang penting untuk membangun moral dan akhlak para
siswa guna meningkatkan keimanan kepada Allah swt dan meneladani sifat Nabi Muhammad saw serta menjadi bekal hidup di kehidupan sehari-hari. Akan tetapi
apabila sejak usia remaja saja para siswa pelajar kurang berminat dalam pelajaran PAI di sekolah, maka dampak negatif yang terjadi sudah sering ditemukan dan
kita ketahui bersama, diantaranya; maraknya kenakalan-kenakalan remaja
3
Fachruddin HS Irfan Fachruddin, Pilihan Sabda Rasul, Jakarta: Bumi Aksara, 1996, cet. I, h. 67
4
Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2009, h. 56
sekarang ini seperti tawuran, pergaulan bebas penyimpangan seksual, minim- minuman keras, merokok, bahkan sampai terjerumus pada narkoba. Kasus-kasus
tersebut sudah banyak dialami oleh para pelajar usia remaja sampai saat ini. Belum lagi masalah-masalah yang terjadi di lingkunag keluarga, seperti
membantah dan melawan orang tua, komunikasi yang kurang baik antara anak dan orang tua dan masih banyak lagi. Apabila hal ini dibiarkan terus-menerus,
mau jadi apa generasi penerus bangsa ini? Oleh karena itu, perlu adanya tindakan dan jalan keluar yang baik yang harus segera dilakukan oleh berbagai pihak baik
di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat, agar hal-hal negatif tersebut tidak dibiarkan berlarut-larut.
Seorang guru hendaknya mampu menguasai dan memahami keadaan siswa- siswanya dalam belajar agar siswa tidak merasa bosan karena penyampaian materi
yang bersifat monoton. Oleh karena itu, untuk mengajar dengan baik diperlukan keterangan yang selengkap-lengkapnya tentang murid. Oleh sebab itu sekolah
modern dengan sengaja mengumpulkan keterangan-keterangan itu sejak anak itu masuk sekolah. Keterangan itu senantiasa dilengkapi selama anak itu belajar di
sekolah dan agar dapat sedalam-dalamnya mengenal latar belakang murid.
5
Dengan hal seperti itu, seorang guru dapat mengetahui kondisi para siswanya dengan baik, serta dapat pula disesuaikan gaya belajar yang seperti apa yang akan
diterapkan oleh seorang guru. Sebab masing-masing siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda seperti visual, audio, dan audiovisual.
Memang disayangkan para siswa saat ini kurang menghayati pada pelajaran PAI yang manfaatnya itu sangat penting bagi setiap individu dalam menjalani
kehidupannya. Kita tidak bisa menyalahkan sepenuhnya atas kenakalan-kenakalan serta kurangnya motivasi belajar para siswa tersebut, sebab pelajaran PAI menjadi
tidak menarik bisa disebabkan karena penggunaan metode atau strategi yang kurang tepat dalam pembelajaran. Karena pemakaian metode yang kurang tepat
sangat membawa pengaruh bagi kelangsungan proses belajar mengajar, dan hal itu akan berdampak bagi pemahaman siswa dalam memahami suatu materi pelajaran.
Oleh karena itu, menjadi tugas besar bagi para guru untuk meningkatkan strategi
5
S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 1995, cet. I, h.25
dan penggunaan metode yang tepat agar dapat meningkatkan motivasi para siswa agar bisa mencerna dan memahami pelajaran yang telah diberikan secara optimal.
Oleh karena itu, perlu adanya konsep dalam merencanakan serta menerapkan metode dan strategi apa saja yang harus diterapkan agar suasana kelas menjadi
fokus dan menarik bagi para peserta didik. Dengan harapan bahwa tidak hanya pembelajaran PAI tersebut dapat dipahami siswa di sekolah, tetapi agar dapat
diterapkan pula dalam kehidupan sehari-hari. Sejak dahulu sampai sekarang metode yang sering digunakan dalam proses
pembelajaran adalah metode ceramah, karena metode ceramah memang mesti digunakan sebagai pengantar dalam suatu pembelajaran. Untuk menciptakan
suasana yang dinamis di dalam kelas, penggunaan metode ceramah harus dikombinasikan dengan metode-metode pembelajaran yang lain agar proses
pembelajaran menjadi lebih . Dalam Undang-undang No. 2 Tahun 2003 telah dijelaskan tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab II pasal 3 yang berbunyi: “Pendidikan Nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab”.
6
Perumusan Undang-undang tentang pendidikan yang telah dipaparkan di atas, menjadi pemicu bagi guru dan lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia untuk
lebih memperhatikan mutu pendidikan yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Oleh karena itu, salah satu faktor penting dalam keberhasilan suatu pembelajaran di
sekolah tergantung pada penggunaan strategi yang diterapkan oleh guru. Hampir tidak mungkin menggunakan satu strategi mengajar dalam satu
pelajaran. Bahan pelajaran bahkan sering memasukkan beberapa pertanyaan. Diskusi-diskusi dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan. Ketika para siswa
bekerja bersama dalam kelompok-kelompok, mereka saling berbagi informasi,
6
Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Departemen Agama, 2006, h.8
bartanya dan menjalankan diskusi.
7
Strategi pembelajaran yang tepat akan membina peserta didik untuk berpikir mandiri, kreatif, dan sekaligus adaptif
terhadap berbagai situasi yang terjadi dan yang mungkin terjadi. Penerapan strategi yang tidak tepat dapat berakibat fatal.
8
Begitu pentingnya suatu penggunaan strategi dan metode dalam proses pembelajaran, maka sebagai guru harus benar-benar memikirkan suatu strategi
pembelajaran yang tepat agar esensi dari materi ajar dapat dimengerti dan dipahami oleh seluruh siswa. Dengan begitu, indikator-indikator pembelajaran
yang diinginkan dapat tercapai. Salah satu strategi pembelajaran yang efektif digunakan dalam suatu
pembelajaran yaitu strategi pembelajaran kooperatif. Di antara metode-metode pembelajaran kooperatif antara lain; jigsaw, Student Teams Achievement Division
STAD, Numbered Head Together NHT, Teams Games Tournaments TGT, Think Pair Share TPS dan lain-lain. Dengan pembelajaran kooperatif akan
memaksimalkan waktu belajar siswa secara tepat guna. Sebab dalam pembelajaran kooperatif itu sangat diutamakan kerja sama dalam kelompok
belajar di kelas, sehingga masalah-masalah yang dihadapi dapat dipecahkan bersama oleh anggota kelompoknya sehingga akan menimbulkan sikap saling
membantu dan saling memberikan motivasi sehingga terjadi interaksi yang baik sesama anggota kelompok.
Belajar dengan cara berkelompok akan memudahkan siswa dalam memahami suatu pelajaran dibandingkan dengan belajar secara individu. Peran guru di kelas
hanya sebagai fasilitator dan mengawasi proses pembelajaran antar kelompok. Pembelajaran kooperatif menuntut siswa agar belajar mandiri dalam
mengungkapkan ide-ide serta mnyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru secara berkelompok dan bertanggung jawab.
Untuk membangun semangat siswa dalam mempelajari Pendidikan Agama Islam agar tidak menjadi mata pelajaran yang membosankan maka hal itu sangat
dipengaruhi oleh pemakaian strategi pembelajaran yang tepat. Oleh karena itu
7
Gene E. Hall, dkk., Mengajar dengan Senang, PT Indeks, 2008, cet. II, h.382
8
Hisyam Zaini, dkk., Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi, Yogyakarta: CTSD IAIN Sunan Kalijaga, 2002, h. 96
penulis ingin mengadakan penelitian mengenai penggunaan strategi pembelajaran kooperatif pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di.sekolah. karena
pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, mamfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan
dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar
belakangnya.
9
Berdasarkan permasalahan di atas, mendorong penulis untuk mengkaji dan meneliti lebih lanjut mengenai penerapan strategi pembelajaran kooperatif pada
mata pelajaran PAI, apakah efektif diterapkan di SMP Islam Al-Azhar 4 Kemandoran.
Berdasarkan deskripsi yang telah diuraikan di atas, penulis tertarik untuk mengkaji dan meneliti lebih dalam permasalahan tersebut dalam bentuk skripsi
dengan judul:
“IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI
SEKOLAH” Studi Kasus di SMP Islam Al-Azhar 4 Kemandoran
B. Identifikasi Masalah