Fungsi Kepemimpinan Variabel X

BAB V ANALISA DATA Dari data yang sudah disajikan secara menyeluruhnya yang diperoleh selama melakukan penelitian di kantor pelayanan pajak pratama medan kota, baik melalui studi pustaka,pemberian kuesioner kepada para responden serta melakukan pengamatan atau observasi terhadap fenomena-fenomena yang ada, maka dalam bab ini data yang diperoleh akan dianalisis dengan tetap mengacu pada hasil data tersebut yang sesuai dengan focus kajian dalam penelitian ini.

5.1 Fungsi Kepemimpinan Variabel X

Kepemimpinan merupakan kebutuhan mutlak yanag harus dimiliki karena kepemimpinan merupakan roda penggerak organisasi, yang dilakukan dengan menyakinkan bawahannya agar bekerja dengan baik demi pencapaian tujuan organisasi. Pemimpin harus memapu memberikan arahan, dorongan , serta bisa menciptakan optimisme kepada para bawahannya untuk bersama-sama memenuhi tujuan organisasi secara maksimal,hal itu tidak mudah jika pemimpin bergerak sendirian, untuk itu pemimpin juga harus mampu menjalin kerja sama yang baik dengan bawahannya. Kepemimpinan akan berlangsung efektif bilamana pemimpin mampu menjalankan fungsinya dengan baik. Maksud fungsi disini adalah jabatan pekerjaan yang dilakukan atau kegunaan sesuatu dalam hal kerja. Untuk itu setiap pemimpin harus mampu menganalisa situasi social kelompok atau organisasinya. Yang dapat dimanfaatkan dalam mewujudkan fungsi kepemimpinan melalui kerja sama dan bantuan orang-orang yang dipimpinnya. Fungsi pemimpin itu berhubungan langsung dengan situasi social dalam kehidupan organisasinya, yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada didalam bukan diluar situasi organisasi. Pemimpin harus berusaha agar menjadi bagian dalam situasi kelompok organisasinya. Kepemimpinan yang ada dalam hal ini adalah kepemimpinan kepala kantor yang merupakan kepala wilayahnya, yang melaksanakan urusan perpajakan di wilayahnya. Sebagai kepala wilayah, kepala kantor memiliki fungsi dan kedudukan yang penting didalam keberhasilan penyelenggaraan administraasi perpajakan di tingkat kecamatan. Berdasarkan hasil penyajian data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada responden untuk melakukan penelitian di kantor pelayanan pajak pratama medan kota , penulis mencoba mengetahui dan mengukur hubungan fungsi kepemimpinan terhadap efektifitas kerja pegawai pada kantor pelayanan pajak pratama medan kota. Dengan menganalisa indikator-indikator setiap variabel, maka dapat diketahui bagaimana fungsi kepemimpinan. Untuk lebih jelasnya, dapat di perrhatikan analisa indikator-indikator fungsi kepemimpinan kantor pelayanan pajak pratama medan kota sebagai berikut : 1. Fungsi Instruktif Pemimpin sebagai pengambil keputusan berfungsi untuk memantau gerak pelaksanaan tugas kepada bawahannya. Pemimpin berfungsi sebagai komunikator yang menentukan apa, bagaimana dan kapan waktu penyelesaian pekerjaan tersebut. Sehingga fungsi orang yang di perintahnya hanya menjalankan perintah dari pemimpin. Perintah yang akan disampaikan pun harus jelas dan harus di pahami yang akan menjalankan perintah tersebut. Dengan memberikan perintah yang jelas kepada pegawai yang akan menjalankan perintah tersebut maka pekerjaan akan terselesaikan dengan baik dan juga sebagai perwujudan proses bimbingan dan arahan yang dapat meningkatkan efektifitas demi mencapai tujuan organisasi. Saat ini pimpinan kantor pelayanan pajak pratama medan kota sudah cukup efektif dalam memberikan arahan kepada para pegawai mengenai penjelasan tugas yang akan dilaksanakan oleh pegawai. Hal ini dapat dilihat dari distribusi jawaban responden, di peroleh yakni pada tabel 6 yang menunjukkan bahwa 43,02 atau 37 orang yang menyatakan bahwa pemimpin sering memberikan penjelasan mengenai tugas yang akan dilaksanakan oleh pegawai. Dengan memberikan penjelasan tugas sebelum pegawai menjalankan tugas nya akan dapat mengefektifkan kinerja pegawai, karena denga begitu pegawai dapat mengetahui dengan benar apa saja yang harus mereka lakukan. Dan hal ini terbukti juga bahwa ada 37 oarang atau 43,02 yang menyatakan bahwa pegawai selalu menjalankan perintah yang diberikan oleh pemimpin. Karena pegawai mengerti maksud dan tujuan dari tugas tersebut. Jika fungsi tersebut terrealisasi dengan baik maka hasil kerja pegawai akan jauh lebih efektif. 2. Fungsi Konsultatif Dalam fungsi konsultatif , pemimpin sebagai tempat berkonsultasi mana kala pegawai dihadapkan pada persoalan pekerjaan. Pemimpin harus bisa memecahkan masalah yang terjadi pada organisasi nya atau orang yang dipimpinnya.dengan memberikan arahan dan petunjuk yang membangun guna memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan. Konsultasi ini bisa dilakukan melalui pertemuan dengan seluruh anggota kelompok organisasi mana kala pemimpin membutuhkan saran dan pendapat dalam menyelesaikan pekerjaan organisasi ataupun untuk peningkatan perbaikan organisasi. Dari data yang sudah diperoleh diketahui bahwa pemimpin pada kantor pelayanan pajak pratama medan kota sering mengikut sertakan bawahannya didalam mengambil sebuah keputusan. Hal ini dapat dilihat dari distribusi jawaban responden mengenai kemampuan pemimpin dalam mengikut sertakan pegawainya dalam mengambil keputusan yakni pada tabel 8 yang menjelaskan bahwa ada 37 orang 43,02 yang menyatakan pimpinan sering mengikut sertakan pegawainya dan 28 orang 32,56 yang menyatakan selalu untuk mengambil keputusan guna menyusun program kerja. Kemudian pada tabel 9 terlihat bahwa ada 45 orang 52,32 yang menyatakan pimpinan selalu memberikan arahan dan petunjuk ketika pegawai dihadapkan pada persoalan masalah pekerjaan. 3. Fungsi partisipasi Dalam menjalankan fungsi partisipasi ini, pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnnya, baik dalam keikut sertaan mengambil keputusan maupun menjalankannya. Setiap anggota kelompok memperoleh kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan organisasi yang sesuai dengan kemampuan dan tugas pokok masing- masing pegawai. Partisipasi disini bukan bisa berbuat dengan semaunya tetapi harus di jalankan dengan searah dan kerja sama dengan tidak mencampuri antara tugas pegawai lainnya. Pemimpin tidak hanya memerintahkan pelaksanaannya,tetapi juga ikut serta dalam pelaksanaanya tersebut dengan tidak mengganti petugas yang bertanggung jawab dengan program organisasi tersebut. Dari data yang diperoleh diketahui bahwa pemimpin mampu meningkatkan kerja sama antar pegawai lainnya dengan tidak mencampuri tugas pegawai lainnya. Ini terlihat pada tabel 10 yang menyatakan bahwa ada 36 orang 41,86 yang menyatakan bahwa pemimpin sering berusaha meningkatkan kerja sama diantara pegawainya dengan menyarankan untuk tidak mencampuri urusan masing-masing pegawai. Sedangkan hanya 4 orang 4,56 responden yang menyatakan bahwa pemimpin tidak pernah sama sekali meningkatkan kerja sama diantara pegawai dengan tidak mencampuri urusan masing-masing pegawai. Karena setiap pegawai sudah diberikan tugas nya masing-masing sesuai dengan kemampuan dan kedudukannya. Sedangkan yang memberikan jawaban tidak pernah sama sekali di asumsikan sebagai kurangnya koordinasi antara pegawai dan pimpinan. Pada tabel 11 yang menunjukkan bahwa ada 39 responden 45,35 yang menyatakan pemimpin selalu melibatkan seluruh pegawainya untuk ikut dalam pelaksanaan program organisasi yang sesuai dengan tugasnya masing-masing. 4. Fungsi Delegasi Pemeberian tanggung jawabtugas tpekerjaan dapat mendorong bawahan untuk lebih mandiri dan lebih berpikir kreatif dan mengemban tanggung jawab atas tugaspekerjaan tersebut. Memahami tanggung jawab tugas yang diterima oleh bawahan sangat penting dalam menghasilkan pencapaian tujuan sesuai dengan target yang diinginkan. Dari hasil angket dan observasi dapat disimpulkan bahwa pemimpin mampu melakukan pendelegasian wewenang dengan cukup baik, dimana para bawahan terlatih dalam mengemban tanggung jawab dan memahami tanggung jawab yang telah diberikan. Hal ini dapat dilihat dari distribusi jawaban responden diperoleh yakni ada sebanyak 48 orang 55,81 pada tabel 12 yang menyatakn pemimpin hanya sebagian besar pekerjaan memberikan pelimpahan wewenang pekerjaan kepada bawahan dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut. 5. Fungsi pengendalian Fungsi pengendalian ini berasumsi bahwa pemimpin harus mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan terkoordinir secara efektif, sehingga memungkinkan tercpainya tujuan bersama secara maksimal. Dalam menjalankan fungsi pengendalian, pemimpin dapat mewujudkannya melalui kegiatan bimbingan,arahan,dan pengawasan secara rutin. Pengawasan yang rutin , dapat menunjang keefektifan kerja bawahan. Dengan adanya pengawasan kerja para bawahan dapat dikontrol dengan baik. Dengan begitu pemimpin lebih mudah dalam memperoleh hasil kerja yang diharapkan. Rutinitas pengawasan baik besar ataupun kecil diharapkan akan memberikan dampak bagi para bawahan untuk bekerja dengan baik. Pada kantor pelayanan pajak pratama medan kota pemimpin sering mengawasi pekerjaan bawahan ini dapat dibuktikan dengan melihat tabel 13 diperoleh bahwa ada 32 responden 37,21 yang mengatakan pemimpin sering mengawasi pekerjaan bawahannya. Dan ada sebanyak 43 responden 50 yang mengatakan bahwa pemimpin selalu memberikan arahan dan bimbingan ketika pegawai membuat kesalahan dalam pekerjaan.

5.2 Evaluasi Tentang Fungsi Kepemimpinan