Sehingga bidang momen jalur kolom baris 2 bisa di gambarkan di bawah ini:
Gambar 4-8 bidang momen jalur kolom garis 2 dengan EFM
4.1.3 Perhitungan Momen dengan Program SAFE FEM
Perlu diketahui bahwa metode yang digunakan untuk menghitung momen pada program SAFE adalah metode finite elemen method FEM. Metode ini
mempunyai keakuratan yang sangat tinggi dibandingkan dengan kedua metode sebelumnya. Metode ini bisa dijadikan acuan untuk melihat keakuratan metode yang
lainnya. Perhitungan Momen dengan Program SAFE dilakukan dengan memasukkan
data yang sama seperti pengerjaan dengan DDM dan EFM. Pemodelan dikerjakan seperti pada gbr.
4-8
. Lantai menyokong berat sendirinya ditambah 1,2
2
m kN
untuk partisi dan finishing, dan beban hidup 2,0
2
m kN
. Tinggi lantai per lantai adalah 2,7
m
.Pelat keluar 10cm dari kolom exterior yang menyokong dinding seberat 4,5
m kN
sepanjang dinding.
-36,06 -36,06
45,403 45,403
43,165
-84,84 -85,0474
-84,84 -85,0474
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4-9 pemodelan pelat dalam program SAFE
Berdasarkan pemodelan dan data yang dimasukkan diatas dihasilkan diagram momen pelat untuk jalur-jalur arah – x dan diagram momen pelat untuk jalur-jalur
arah – y, seperti ditunjukkan gbr. 4-10 dan 4-11 di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4-10 diagram momen pelat untuk jalur-jalur arah - x
Gambar 4-11 diagram momen pelat untuk jalur-jalur arah -y
Universitas Sumatera Utara
Bidang momen jalur kolom garis 2 bisa didapat dari gbr. 4-10 diatas dan digambarkan lagi seperti dibawah ini.
Gambar 4-12 bidang momen jalur kolom garis 2 dengan FEM
-48,502 -48,502
40,328 38,943
-91,150 -92,261
-91,150 -92,261
40,328
Universitas Sumatera Utara
4.1.4 Perbandingan Momen yang Didapat dengan DDM, EFM dan FEM
Agar terlihat perbandingan momen secara jelas di garis 2, maka akan ditunjukkan ketiga bidang momen tersebut secara bersamaan.
Gambar 4-4 bidang momen jalur kolom garis 2 dengan DDM
Gambar 4-8 bidang momen jalur kolom garis 2 dengan EFM
Gambar 4-12 bidang momen jalur kolom garis 2 dengan FEM
-48,502 -48,502
40,328 38,943
-91,150 -92,261
-91,150 -92,261
-36,06 -36,06
45,403 43,165
-84,84 -85,0474
-84,84 -85,0474
-38,42 -38,42
46,098 46,098
38,922
-77,5725 -90,3525
-77,5725 -90,3525
40,328 45,403
Universitas Sumatera Utara
Jika ditabelkan momen yang didapat dari ketiga metode diatas maka akan terlihat seperti di bawah ini dan rasio antara ketiga momen diperlihatkan pada kolom
di sampingnya.
Tabel 4.6 momen dari metode DDM, EFM, dan FEM serta rasio ketiganya
DDM EFM FEM FEM
DDM FEM
EFM EFM
DDM -38,42 -36,06 -48,502
0,792 0,743
1,065 46,098 45,403 40,328
1,143 1,126
1,015 -77,573 -84,84 -91,150
0,851 0,931
0,914 -90,353 -85,047 -92,261
0,979 0,922
1,062 38,922 43,165 38,943
0,999 1,108
0,902
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rasio antara DDM dan FEM berkisar antara 0,792 sampai 1,143. Untuk rasio antara EFM dan FEM berkisar antara 0,743
sampai 1,126. Dan rasio antara DDM dan EFM berkisar antara 0,902 sampai 1,065.
Universitas Sumatera Utara
4.2 Perencanaan Tulangan Pelat 4.2.1 Momen-Momen Pelat