Lembaga-lembaga Yang Berwenang Mengeluarkan Penetapan Ahli Waris 1.

71 3 Janda dan duda sebagai zawil faraid b Kelompok keutamaan kedua terdiri dari : 1 Saudara laki-laki dan perempuan, atau sebagai zawil faraid atau zawil qarabat beserta mawali bagi mendiang-mendiang saudara laki-laki dan perempuan dalam kalalah. 2 Ayah sebagai zawil qarabat dalam hal kalalah. 3 Ibu sebagai zawil faraid. 4 Janda dan duda sebagai zawil faraid. c Kelompok keutamaan ketiga terdiri dari : 1 Ibu sebagai zawil faraid. 2 Ayah sebagai zawil qarabat. 3 Janda dan duda sebagai zawil faraid. d Kelompok keutamaan keempat terdiri dari : 1 Janda dan duda sebagai zawil faraid. 2 Mawali untuk ibu. 3 Mawali untuk ayah. Dengan adanya kelompok keutamaan di antara para ahli waris ini dengan sendirinya menimbulkan akibat adanya pihak keluarga yang tertutup atau terhalang oleh ahli waris yang lain.

B. Lembaga-lembaga Yang Berwenang Mengeluarkan Penetapan Ahli Waris 1.

Penetapan Ahli Waris yang Dikeluarkan Oleh Pengadilan Negeri Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 20 tahun 1999 tentang Ketentuan- ketentuan Pokok Kehakiman, maka Pengadilan Negeri banyak menyelesaikan masalah-masalah tentang ketetapan waris. Ketetapan waris yang dikeluarkan oleh Universitas Sumatera Utara 72 Pengadilan Negeri berlaku untuk semua golongan penduduk Indonesia yang menundukkan diri pada ketentuan-ketentuan hukum perdata BW. Asalkan ada permohonan yang diajukan ke Pengadilan Negeri untuk dibuatkan penetapan atau surat keterangan waris, maka pengadilan akan mengeluarkannya tanpa melihat perbedaan atau penggolongan penduduk seperti yang termuat dalam pasal 131 IS dan 163 IS Indische Straatsregeling tentunya dengan memenuhi persyaratan atau dokumen-dokumen yang diperlukan. Penetapan waris dari Pengadilan Negeri ini sejalan dengan Surat Edaran dari Direktorat Jenderal Agraria Nomor Dpt.12631269, tertanggal 20 Desember 1969, yang menyatakan tentang kewenangan Pengadilan Negeri, Pengadilan Agama, Notaris dan LurahCamat dalam mengeluarkan keterangan hak waris. Untuk orang Indonesia yang menundukkan dirinya pada hukum perdata BW, maka surat keterangan hak warisnya dikeluarkan oleh Pengadilan Negeri. Dalam buku II Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Pengadilan yang dikeluarkan oleh Mahkamah Agung tahun 2004, disebutkan mengenai akta di bawah tangan tentang keahliwarisan, yaitu akta yang dibuat oleh para ahli waris, di mana mereka membuat surat pernyataan bahwa diri mereka adalah ahli waris dan dengan menyebutkan kedudukan masing-masing dalam hubungan keluarga dengan pewaris. 85 Pernyataan tersebut dapat dimintakan untuk disahkan oleh notaris maupun ketua Pengadilan Negeri. Setelah dibacakan dan dijelaskan di hadapan para pihak 85 Mahkamah Agung, Pedoman Tugas dan Administrasi Pengadilan, Buku II Edisi Revisi, Jakarta, 2005, hal. 108. Universitas Sumatera Utara 73 oleh ketua Pengadilan Negeri atau Hakim yang ditunjuk, kemudian barulah tandatangan mereka disahkan. Surat pernyataan waris tersebut hanya berlaku untuk satu keperluan tertentu saja dan harus dicantumkan dalam surat tersebut. Dengan demikian surat pernyataan waris yang dibuat oleh para ahli waris dan disahkan oleh pengadilan berkekuatan sebagai akta di bawah tangan.

2. Penetapan Waris yang dikeluarkan Oleh Pengadilan Agama

Sebelum berlakunya Undang-undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama, kewenangan untuk memeriksa, menutus dan menyelesaikan perkara-perkara mengenai warisan untuk semua golongan penduduk adalah Pengadilan Negeri. Namun setelah berlakunya Undang-undang Peradilan Agama sebagian wewenang Pengadilan NegeriPeradilan Umum dalam memeriksa perkara warisan beralih kepada Peradilan Agama tetapi bagi golongan penduduk yang beragama Islam. 86 Peradilan Agama hanya bertugas dan berwenang untuk memeriksa, memutuskan dan menyelesaikan perkara-perkara bagi orang-orangpenduduk Indonesia yang bergama Islam yang menundukkan diri kepada Hukum Islam yang berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, sehingga penetapan atau surat keterangan waris yang dikeluarkan oleh Pengadilan Agama tentang siapa yang menjadi ahli waris, mengenai harta peninggalan pewaris tentang bagian masing-masing ahli waris dan pelaksanaan pembagian harta peninggalan pewaris berdasarkan ketentuan yang diatur dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasul. 86 Muhammad, Kewenangan Mengadili Perkara Warisan Bagi Golongan Penduduk Yang Bergama Islam, Varia Peradilan, Nomor 137, hal. 139. Universitas Sumatera Utara 74

3. Penetapan Waris yang Dibuat Oleh Notaris

Sebelum berlakunya Undang-undang Jabatan Notaris Nomor 30 tahun 2004, tidak ada satu pasal pun yang menyebutkan surat keterangan waris harus dibuat oleh notaris, kecuali apa yang disebutkan dalam Surat Edaran dari Direktorat Jenderal Agraria Nomor Dpt.12631269, yang menyebutkan untuk golongan penduduk Tionghoa surat keterangan warisnya dibuat oleh notaris. Dalam pasal 15 Undang-undang Nomor 30 tahun 2004 tentang notaris disebutkan bahwa notaris berwenang membuat akta otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian dan ketetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang- undangan danatau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam akta otentik, menjamin kepastian tanggal pembuatan akta, menyimpan akta, memberikan grosse, salinan dan kutipan akta, semuanya itu sepanjang pembuatan akta-akta itu tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan oleh undang-undang. Dengan adanya undang-undang ini memberikan dasar hukum bagi notaris untuk membuat surat keterangan waris. Dalam perkembangannya sekarang ini tidak hanya golongan Tionghoa saja yang dapat membuat keterangan waris pada notaris, penduduk Indonesia asli kecuali yang beragama Islam juga dapat membuat surat keterangan waris yang dibuat oleh notaris atas permintaan mereka dengan memenuhi syarat bahwa dokumen atau surat-surat yang dimilikinya otentik. Otentik disini Universitas Sumatera Utara 75 maksudnya ialah bahwa yang mengeluarkan dokumen atau surat-surat tersebut adalah pejabat kantor catatan sipil, dan atau instansi yang berwenang lainnya. 87 Dalam rangka membuat surat keterangan hak mewaris yang dikeluarkan oleh notaris, ada dua tahapan yang harus dilalui, yaitu : 88 1. Tahap pertama, adalah membuat Akta Pernyataan. Di sini para ahli waris datang menghadap notaris dengan membawa dan memperlihatkan dokumen otentik yang asli yang mereka miliki. Selain itu para ahli waris juga membawa seorang saksi yang diharapkan benar-benar mengetahui hal ikhwal tentang pewaris dan ahli warisnya, yang bersedia mengangkat sumpah di hadapan yang berwenang. Setelah diteliti dan ternyata dokumen dan saksi yang dibawa oleh para ahli waris meyakinkan notaris, barulah notaris membuatkan akta pernyataan yang berisi tentang pernyataan-pernyataan para ahli waris dihadapan notaris. Oleh karena itu akta pernyataan termasuk akta partijpartij akten. 2. Tahap kedua, dalam pembuatan surat keterangan waris. Dibuat berdasarkan akta pernyataan dalam tahap pertama, yang berisi tentang nama pewaris, fakta-fakta yang berkenaan dengan proses pewarisan, nama para ahli waris, dan perhitungan jumlah bagian masing-masing ahli waris, ditambah dengan kesimpulan notaris berdasarkan ketentuan Kitab Undang-undang Hukum Perdata dengan menunjuk pasal-pasalnya. Surat keterangan waris dibuat dalam bentuk di bawah tangan.

4. Keterangan Waris yang Disaksikan dan Dibenarkan oleh Kelurahan dan

Diketahui oleh Camat Dengan adanya Surat Edaran Kepala Pembinaan Hukum, Direktorat Jenderal Agraria, Nomor Dpt.126312.69, tertanggal 20 Desember 1969 tentang Surat Keterangan Warisan dan Pembuktian Kewarganegaraan Jo Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 171Kumdil1991 tentang kewenangan Kelurahan dalam membuat surat keterangan warisan, menjadi dasar hukum bagi lurahcamat untuk membenarkan surat keterangan waris yang dibuat oleh warganya. 87 I. Gede Purwaka, Keterangan Hak Mewaris Berdasarkan Ketentuan Kitab Undang-undang Hukum Perdata BW, Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, 2003, hal. 3. 88 Ibid Universitas Sumatera Utara 76 Surat Edaran tersebut mengatur mengenai kewenangan LurahKepala Desa dan Camat untuk menyaksikan, membenarkan dan menguatkan isi surat keterangan waris yang dibuat oleh para ahli waris. Dengan demikian yang membuat surat keterangan waris tersebut adalah para ahli waris, sedangkan lurah dan camat hanya sekedar menyaksikan serta membenarkan dan menguatkan saja apa yang dibuat oleh para ahli waris tersebut. Karena surat keterangan waris ini dibuat oleh para ahli waris, maka kekuatan pembuktiannya adalah akta di bawah tangan. Sehingga, jika terjadi sengketa baik secara perdata maupun pidana sepenuhnya adalah tanggung jawab para ahli waris, sedangkan Kelurahan atau Camat hanya sebagai saksi saja.

5. Surat Keterangan Waris yang Dikeluarkan oleh Balai Harta Peninggalan.

Balai Harta Peninggalan berada di bawah lingkungan Direktorat Perdata pada Direktorat Jenderal Hukum dan Perundang-undangan, Departemen Kehakiman dan HAM. Salah satu tugas dari Balai Harta Peninggalan adalah membuat surat keterangan waris bagi penduduk Indonesia golongan Timur Asing. Keterangan waris yang dibuat oleh balai harta peninggalan ini didasarkan pada ketentuan Pasal 4 ayat 1 Instruksi voor de Governments Landmeters dalam Stbl. 1916 Nomor 517, yaitu suatu instruksi bagi pejabat pendaftaran tanah di Indonesia. Adapun yang dimaksud dengan penduduk Indonesia Timur Asing adalah penduduk Indonesia keturunan Arab, India, Pakistan dan lain-lain kecuali Tionghoa. Universitas Sumatera Utara 77

BAB IV FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB HAKIM MENOLAK

PEMBATALAN PENETAPAN AHLI WARIS

A. Analisis Kasus a.

Pihak-pihak yang berpekara Nyonya SR, umur 40 tahun, agama Islam, warganegara Indonesia, pendidikan akademis, pekerjaan pegawai Negeri Sipil, beralamat di Jl. Sejahtera A kelurahan Jurang Mangu kecamatan Pondok Aren Tangerang Selatan, dalam hal ini memberikan kuasa kepada Tuan EH, SH, MM, advokat beralamat di Indomobil II Jakarta, saat ini beralamat sementara di Jl.Tambak Menteng Jakarta Pusat, selanjutnya disebut “Penggugat”. MELAWAN Nyonya YS binti MS, umur 42 tahun, agama Islam, warganegara Indonesia, pendidikan akademis, pekerjaan pegawai Negeri Sipil, tempat tinggal di Jl.Mahkamah kelurahan Mesjid Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, dalam hal ini memberikan kuasa kepada Tuan Z, SH, MH dan Tuan AM, SH, advokatpengacara berkedudukan di Jl.Platina Kota Medan, selanjutnya disebut “Tergugat”.

b. Tentang duduk perkaranya

1. Bahwa almarhum tuan AS telah meninggal dunia pada tanggal 26 September 1989 di Jakarta. 77 Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisa Yuridis Penetapan Ahli Waris Berdasarkan Hukum Waris BW (Putusan Pengadilan Negeri Jember No. 67/Pdt.G/2011/PN.Jr)

5 33 10

ANALISA YURIDIS PENETAPAN AHLI WARIS BERDASARKAN HUKUM WARIS BW (Studi Putusan Pengadilan Negeri Jember No. 67/Pdt.G/2011/PN.Jr)

2 49 18

Ayah Sebagai Pengasuh Bagi Anak Yang Belum Mumayyiz (Analisis Putusan Perkara No. 2282/Pdt.G/2009/PA.JS)

0 5 0

Tinjauan Yuridis Terhadap Kewarisan Munasakhah Dalam Perspektif Hukum Waris Islam (Studi Kasus Penetapan Pengadilan Agama Medan No. 77 Pdt.P 2009 Pa Mdn)

0 2 17

Tinjauan Yuridis Terhadap Kewarisan Munasakhah Dalam Perspektif Hukum Waris Islam (Studi Kasus Penetapan Pengadilan Agama Medan No. 77 Pdt.P 2009 Pa Mdn)

0 0 2

Tinjauan Yuridis Terhadap Kewarisan Munasakhah Dalam Perspektif Hukum Waris Islam (Studi Kasus Penetapan Pengadilan Agama Medan No. 77 Pdt.P 2009 Pa Mdn)

0 1 28

Tinjauan Yuridis Terhadap Kewarisan Munasakhah Dalam Perspektif Hukum Waris Islam (Studi Kasus Penetapan Pengadilan Agama Medan No. 77 Pdt.P 2009 Pa Mdn)

0 3 34

BAB II PROSES UNTUK MENDAPATKAN PENETAPAN AHLI WARIS A. Tinjauan Umum Tentang Pewarisan 1. Pengertian Pewarisan a. Pengertian Hukum Waris Perdata - Analisa Hukum Penetapan Ahli Waris (Studi Kasus Putusan Pengadilan Agama Medan No. 1229/Pdt.G/2010/PA/Mdn)

0 1 46

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisa Hukum Penetapan Ahli Waris (Studi Kasus Putusan Pengadilan Agama Medan No. 1229/Pdt.G/2010/PA/Mdn)

2 4 20

ANALISA HUKUM PENETAPAN AHLI WARIS (STUDI KASUS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA MEDAN NOMOR 1229PDT.G2010PAMDN) TESIS

1 4 16