9
Sumatera Utara penelitian mengenai “Analisa Hukum Penetapan Ahli Waris Studi kasus Putusan Pengadilan Agama Medan no.1229Pdt.G2010PAMdn” belum
pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, dengan demikian penelitian ini adalah asli, oleh karenanya tesis ini dapat di pertanggungjawabkan.
F. Kerangka Teori dan Landasan Konsepsional
1. Kerangka Teori
Teori bertujuan untuk menerangkan atau menjelaskan mengapa gejala spesifik atau proses tertentu terjadi. Suatu teori harus diuji dengan menghadapkannya pada
fakta-fakta yang dapat menunjukkan ketidak benarannya.
10
Fungsi teori adalah untuk memberikan arahan atau petunjuk dan meramalkan serta menjelaskan gejala yang di
amati.
11
Kerangka teori adalah kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, teori, tesis mengenai suatu kasus atau permasalahan yang menjadi dasar perbandingan,
pegangan teoritis.
12
Fungsi teori dalam penelitian ini adalah untuk memberikan arahan atau petunjuk dan meramalkan serta menjelaskan gejala yang di amati, dan dikarenakan
penelitian ini merupakan penelitian yuridis normatif maka kerangka teori di arahkan secara khas ilmu hukum. Maksudnya penelitian ini berusaha untuk memahami
penetapan ahli waris. Dalam menjawab rumusan permasalahan yang ada kerangka teori yang digunakan sebagai pisau analisis dalam penulisan ini adalah teori keadilan.
10
JJJ. M. Wuisman, Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Jilid I, UI Press, Jakarta, 1996, hal. 203
11
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1993, hal.35
12
M. Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian, Mandar Maju, Bandung, 1994, hal.80
Universitas Sumatera Utara
10
“Dalam bukunya A Theory of Justice John Rawls mengemukakan bahwa teori keadilan merupakan suatu metode untuk mempelajari dan menghasilkan keadilan.
Ada prosedur-prosedur berfikir untuk menghasilkan keadilan. Teori Rawls didasarkan atas dua prinsip yaitu ia melihat tentang Equal Right dan juga Economic Equality.
Dalam Equal Right dikatakannya harus diatur dalam tataran leksikal, yaitu different principles bekerja jika prinsip pertama bekerja atau dengan kata lain prinsip
perbedaan akan bekerja jika basic right tidak ada yang dicabut tidak ada pelanggaran HAM dan meningkatkan ekspektasi mereka yang kurang beruntung. Dalam prinsip
Rawls
ini ditekankan
harus ada
pemenuhan hak
dasar sehingga
prinsip ketidaksetaraan dapat dijalankan dengan kata lain ketidaksetaraan secara ekonomi
akan valid jika tidak merampas hak dasar manusia”.
13
“Lebih lanjut John Rawls menegaskan bahwa program penegakan keadilan yang berdimensi kerakyatan haruslah memperhatikan dua prinsip keadilan, yaitu
pertama, memberi hak dan kesempatan yang sama atas kebebasan dasar yang paling luas seluas kebebasan yang sama bagi setiap orang. Kedua, mampu mengatur kembali
kesenjangan sosial ekonomi yang terjadi sehingga dapat memberi keuntungan yang bersifat timbal balik reciprocal benefits bagi setiap orang, baik mereka yang berasal
dari kelompok beruntung maupun tidak beruntung. Ini berarti keadilan sosial harus diperjuangkan untuk dua hal, yaitu pertama, melakukan koreksi dan perbaikan
terhadap kondisi ketimpangan yang dialami kaum lemah dengan menghadirkan institusi-institusi sosial, ekonomi, dan politik yang memberdayakan. Kedua, setiap
aturan harus memposisikan diri sebagai pemandu untuk mengembangkan kebijakan- kebijakan untuk mengoreksi ketidak-adilan yang dialami kaum lemah”.
14
Keadilan tidak
hanya menyangkut
pemulihan kerugian,
tetapi juga
menyangkut pencegahan terhadap pelanggaran hak dan kepentingan pihak lain. Pemerintah dan rakyat sama-sama mempunyai hak sesuai dengan status sosialnya
yang tidak boleh dilanggar oleh kedua belah pihak. Pemerintah wajib menahan diri untuk tidak melanggar hak rakyat dan rakyat sendiri wajib menaati pemerintah
selama pemerintah berlaku adil, maka hanya dengan inilah dapat diharapkan akan tercipta dan terjamin suatu tatanan sosial yang harmonis. Dengan kata lain keadilan
13
Ibnu, Teori Keadilan, http:staff.blog.ui.ac.idarif5120081201teori-keadilan-john-rawls, Teori Keadilan, diakses pada tanggal 31 Mei 2012.
14
Heru, Teori Keadilan, http:kumpulan-teori-skripsi.blogspot.com201109teori-keadilan- adam-smith.html, Teori Keadilan, diakses tanggal 31 mei 2012
Universitas Sumatera Utara
11
berkaitan dengan prinsip ketidakberpihakan impartiality, yaitu prinsip perlakuan yang sama didepan hukum bagi setiap anggota masyarakat.
“Menurut Qutb, keadilan sosial dalam Islam mempunyai karakter khusus, yaitu kesatuan yang harmoni. Islam memandang manusia sebagai kesatuan
harmoni dan sebagai bagian dari harmoni yang lebih luas dari alam raya di bawah arahan Penciptanya. Keadilan dalam Islam menyeimbangkan kapasitas
dan keterbatasan manusia, individu dan kelompok, masalah ekonomi dan spiritual dan variasi-variasi dalam kemampuan individu. Ia berpihak pada
kesamaan kesempatan dan mendorong kompetisi. Apa yang diformulasikan Qutb adalah gagasan tentang keadilan sosial yang bersifat kewahyuan. Yaitu
bahwa umat Islam harus mengambil konstruksi moral keadilan sosial dari Al- Qur’an yang telah diterjemahkan secara konkret dan sukses oleh Nabi
Muhammad SAW dan para sahabatnya”.
15
Hukum memang pada hakikatnya adalah sesuatu yang bersifat abstrak, meskipun dalam manifestasinya dapat berwujud konkrit. Oleh karenanya pertanyaan
tentang apakah hukum itu senantiasa merupakan pertanyaan yang jawabannya tidak mugkin satu. Dengan kata lain persepsi orang mengenai apa itu hukum adalah
berbeda-beda dan beraneka ragam, tergantung dari sudut pandang setiap orang memandang hukum tersebut.
Dalam banyak hal harta kekayaan adalah hal yang paling penting dalam hukum kewarisan. Secara terminologi, mirats kewarisan berarti warisan harta
kekayaan yang dibagi dari seseorang yang sudah meninggal dunia kepada ahli warisnya. Mirats menurut syari’ah adalah undang-undang sebagai pedoman antara
orang yang meninggal dunia dan ahli waris, dan apa saja yang berkaitan dengan kewarisan. Pewarisan harta meliputi semua harta yang dimiliki berkaitan dengan
15
Nur Rahmat, Keadilan sosial Dalam Islam, http:insistnet.comindex.php?option=com contenttask=viewid=112itemid=26, Keadilan Sosial Dalam Islam, diakses pada tanggal 31 mei
2012
Universitas Sumatera Utara
12
harta kekayaan dan hak-hak lain yang tergantung di dalamnya, seperti utang piutang, hak ganti rugi, dan sebagainya. Aturan tentang kewarisan dalam syariah berdasarkan
prinsip bahwa harta peninggalan yang dimiliki almarhum yang meninggal harus dibagikan
kepada keluarganya
berdasarkan hubungan
darah dan
hubungan perkawinan yang mempunyai hak yang paling kuat. Syari’ah Islam memberikan hak
diantara orang yang mendapatkan warisan itu secara tertib sesuai dengan proporsinya masing-masing.
Ada tiga syarat yang harus dipenuhi dalam kewarisan yaitu :
16
1. Pewaris benar-benar telah meninggal dunia meninggal secara hakiki, atau dengan keputusan hakim dinyatakan telah meninggal dunia
meninggal secara hukmi, yaitu sebenarnya pewaris yang dinyatakan meninggal itu tidak dapat disaksikan, tetapi karena dengan dugaan kuat
dia telah meninggal dunia, maka supaya ahli waris tidak menanti-nanti dalam kesamaran hukum waris, mereka meminta Pengadilan Agama
untuk menetapkan matinya pewaris secara hukmi.
2. Ahli waris benar-benar masih hidup ketika pewaris meninggal, atau dengan keputusan hakim dinyatakan masih hidup pada saat pewaris
meninggal. Maka, jika dua orang yang saling mempunyai hak waris satu sama lain meninggal bersama-sama atau berturut, tetapi tidak dapat
diketahui siapa yang mati lebih dulu diantara mereka tidak terjadi waris- mewarisi.
3. Hubungan kewarisan yang sah. Maksudnya benar-benar dapat diketahui adanya sebab warisan pada ahli waris, atau dengan kata lain benar-benar
dapat diketahui bahwa ahli waris yang bersangkutan berhak waris.
Adanya berbagai sebab dan syarat warisan belum cukup menjadi alasan adanya hak waris bagi ahli waris. Baik ahli waris dari pihak laki-laki maupun
perempuan dapat terhalang menjadi ahli waris dengan salah satu sebab sebagai berikut :
16
Hasballah Thaib, Ilmu Hukum Waris Islam, Medan, 2009, hal.26
Universitas Sumatera Utara
13
1. Berbeda agama antara pewaris dan ahli waris. Alasan penghalang ini adalah hadist nabi yang mengajarkan bahwa orang muslim tidak berhak mewaris atas
harta orang yang non muslim, begitu juga sebaliknya. 2. Membunuh.
Yang dimaksud dengan membunuh disini adalah membunuh dengan sengaja yang mengandung unsur pidana, bukan karena membela diri atau sebagainya.
3. Menjadi budak orang lain. Hukum waris Islam mempunyai prinsip yang dapat di simpulkan sebagai
berikut :
17
1. Hukum waris Islam menempuh jalan tengah antara memberi kebebasan penuh kepada seseorang untuk memindahkan harta peninggalannya dengan jalan
wasiat kepada orang yang di kehendaki. 2. Warisan adalah ketetapan hukum. Yang mewariskan tidak dapat menghalangi
ahli waris dari haknya atas harta warisan, dan ahli waris berhak atas harta warisan tanpa perlu membuat surat pernyataan menerima dengan sukarela
atau atas keputusan hakim. 3. Warisan terbatas dalam lingkungan keluarga, dengan adanya hubungan
perkawinan atau karena hubungan nasabketurunan yang sah. Keluarga yang lebih dekat hubungannya dengan pewaris lebih diutamakan daripada yang
jauh. 4. Hukum waris Islam lebih cenderung untuk membagikan harta warisan kepada
sebanyak mungkin ahli waris, dengan memberikan bagian tertentu kepada beberapa ahli waris.
5. Hukum waris Islam tidak membedakan hak anak atas harta warisan. Anak yang sudah besar, yang masih kecil, atau yang baru saja lahir, semuanya
berhak atas harta warisan orangtuanya. Namun, perbedaan besar kecilnya bagian di adakan sejalan dengan besar kecilnya beban kewajiban yang harus
di tunaikan dalam keluarga.
6. Hukum waris Islam membedakan besar kecilnya bagian tertentu ahli waris di selaraskan dengan kebutuhannya dalam hidup sehari-hari, di samping
memandang jauh dekat hubungannya dengan si pewaris.
17
Ibid
Universitas Sumatera Utara
14
2. Konsepsi