2.2.2. Analisa Kredit
Rivai 2006 menyatakan bahwa analisis kredit adalah kajian yang dilakukan untuk mengetahui kelayakan dari suatu permasalahan kredit. Melalui hasil analisis
kreditnya, dapat diketahui apakah usaha nasabah layak feasible dan marketable hasil usaha dapat dipasarkan, dan profitable menguntungkan, serta dapat dilunasi
tepat waktu. Tujuan utama analisa kredit adalah untuk memperoleh keyakinan apakah
nasabah mempunyai kemauan dan kemampuan memenuhi kewajibannya kepada bank secara tertib, baik pembayaran pokok pinjaman maupun bunganya, sesuai dengan
kesepakatan dengan bank. Menurut Tangkilisan 2003 pada dasarnya pemberian kredit harus memperhatikan konsep 5 C yaitu:
1. Penilaian watak character
Penilaian watak atau kepribadian calon debitur dimaksudkan untuk mengetahui kejujuran dan itikad baik calon debitur untuk melunasi atau mengembalikan
pinjamannya, sehingga tidak akan menyulitkan bank di kemudian hari. Hal ini dapat diperoleh terutama didasarkan kepada hubungan yang telah terjalin anatara
bank dan calon debitur atau informasi yang diperoleh dan pihak lain yang mengetahui moral, kepribadian dan perilaku calon debitur dalam kehidupan
kesehariannya. 2.
Penilaian kemampuan capacity Bank harus meneliti tentang keahlian calon debitur dalam bidang usahanya dan
kemampuan manajerialnya, sehingga bank yakin bahwa usaha yang akan
Universitas Sumatera Utara
dibiayainya dikelola oleh orang-orang yang tepat, sehingga calon debiturnya dalam jangka waktu tertentu mampu melunasi atau mengembalikan pinjamannya.
3. Penilaian terhadap modal capital
Bank harus melakukan analisis terhadap posisi keuangan secara menyeluruh mengenai masa lalu dan yang akan datang, sehingga dapat diketahui kemampuan
calon debitur dalam menunjang pembiayaan proyek atau usaha calon debitur yang bersangkutan.
4. Penilaian terhadap agunan collateral
Untuk menanggung pembayaran kredit macet, calon debitur umumnya wajib menyediakan jaminan berupa agunan yang berkualitas tinggi dan mudah dicairkan
yang nilainya minimal sebesar jumlah kredit atau pembiayaan yang diberikan kepadanya. Untuk itu sudah seharusnya bank wajib meminta agunan tambahan
dengan maksud jika calon debitur tidak dapat melunasi kreditnya, maka agunan tambahan tersebut dapat dicairkan guna menutupi pelunasan atau pengembalian
kredit atau pembiayaan yang tersisa. 5.
Penilaian terhadap prospek usaha nasabah debitur condition of economy Bank harus menganalisis keadaan pasar di dalam dan di luar negeri baik masa lalu
maupun yang akan datang, sehingga masa depan pemasaran dan hasil proyek atau usaha calon debitur yang dibiayai bank dapat diketahui.
Rivai 2006 menambahkan konsep ini menjadi 6 C, di mana konsep yang keenam yakni constraint yaitu batasan dan hambatan yang tidak memungkinkan
Universitas Sumatera Utara
suatu bisnis untuk dilaksanakan pada tempat tertentu, misalkan pendirian suatu usaha pompa bensin yang di sekitarnya banyak bengkel las atau pembakaran batu bata.
Manurung 2004 menambahkan selain prinsip 5C, konsep 7P dan 3R juga dapat diterapkan dalam pengambilan keputusan kredit, yaitu:
1. Kepribadian personality
Tercakup dalam penilaian kepribadian calon debitur adalah tingkah laku, sejarah hidupnya yang mencakup sikap, emosi, dan tindakan dalam menghadapi masalah.
2. Tujuan purpose
Menilai tujuan calon debitur dalam mengajukan permohonan kredit dan berapa besar kredit yang diajukan.
3. Prospek prospect
Menilai prospek usaha yang direncanakan debitur, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
4. Pembayaran payment
Menilai bagaimana cara calon debitur melunasi kredit, dari mana saja sumber dana tersebut, dan bagaimana tingkat kepastiannya.
5. Tingkat keuntungan profitability
Menilai berapa tingkat keuntungan yang diperkirakan akan diraih calon debitur; bagaimana polanya, apakah makin lama makin besar atau sebaliknya.
6. Perlindungan protection
Menilai bagaimana calon debitur melindungi usaha dan mendapatkan perlindungan usaha, apakah dalam bentuk jaminan barang, orang atau asuransi.
Universitas Sumatera Utara
7. Parti party
Bertujuan mengklasifikasi calon debitur berdasarkan modal, loyalitas, dan karakternya. Pengklasifikasian ini akan menentukan perlakuan bank dalam hal
pemberian fasilitas. Sedangkan komponen konsep 3R, terdiri dari:
1. Tingkat Pengembalian Usaha return.
2. Kemampuan membayar kembali repayment.
3. Kemampuan menanggung resiko risk bearing ability.
Penting dan strategisnya kredit dalam industri perbankan menyebabkan kredit menjadi sangat penting, sebab pada dasarnya pengelolaan kredit adalah agar bank
dapat meningkatkan kesehatan dan kinerjanya dengan peningkatan kuantitas dan kualitas kredit. Kuantitas kredit dinilai dari jumlah dan tingkat pertumbuhan kredit
yang disalurkan. Kualitas kredit, secara sederhana dan ringkas dapat diukur dari jumlah dan porsi kredit macet atau bermasalah non performing loans. Manurung
2004, menjelaskan bagan berpikir tentang pengelolaan kredit, sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Bagan 2.2 Skema Tahapan dan Tujuan Pengelolaan Kredi
Risiko Kredit
Kemampuan Membayar
5 C :
Character
Capasity
Collateral
Capital
Condition
Kemampuan Membayar
Kredit Skala Besar
Kredit Ritel Penilaian
Rasio- rasio
Finansial
Penilaian
Sejarah Kredit
Stabilitas
pekerjaan
Aset yang dimiliki
Utang
kepada pihak lain
Diterima
Ditolak Kemampuan
nasabah memenuhi
persyaratan Penentuan
Harga Bunga Kredit
Tingkat Pengembalian
Kredit Skala Besar
Memaksimumkan meningkatkan nilai
kekayaan pemilik bank
Gambar 2.2. Tahapan dan Tujuan Pengelolaan Kredit
Universitas Sumatera Utara
23
2.3. Portofolio dan Diversifikasi Kredit