Definisi Variabel Penelitian dan Pengukurannya Model Analisis Data Pengujian Asumsi Klasik

Ketiga variabel bebas di atas akan dianalisis terhadap Non Performing Loan baik secara parsial maupun simultan.

3.7. Definisi Variabel Penelitian dan Pengukurannya

Definisi operasional penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Non Performing Loan Y adalah kredit yang dapat dikelompokkan menjadi kredit tak lancar dan kredit macet. 2. Portofolio Kredit X terdiri dari X1 = Kredit Whosale, X2 = Kredit Middle, dan X3 = Kredit Retail. Definisi operasional variabel bebas dan variabel terikat dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel NamaJenis Variabel Definisi Operasional Parameter Dependent : Non Performing Loan Y Kredit bermasalah yang dikelompokkan menjadi kredit tak lancar dan kredit macet Rasio Independent : Kredit Whosale X1 Kredit usaha besar dengan pemberian kredit Rp. 400 milyar Rasio Independent : Kredit Middle X2 Kredit usaha besar dengan pemberian kredit antara Rp.10 milyar sd Rp. 400 milyar Rasio Independent : Kredit Retail X3 Kredit usaha besar dengan pemberian kredit Rp. 10 milyar Rasio Universitas Sumatera Utara

3.8. Model Analisis Data

Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear dengan menggunakan bantuan program SPSS Statistical Package for Social Scenes dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95 atau alpha 5. Model analisis yang digunakan adalah sebagai berikut: Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 +  Y = Non Performing Loan NPL X1 = Kredit Whosale X2 = Kredit Middle X3 = Kredit Retail a = Konstanta  = Kesalahan random b1...b3 = Koefisien Regresi Masing-masing x

3.9. Pengujian Asumsi Klasik

Untuk memperoleh hasil pengujian yang baik, maka semua data yang dibutuhkan dalam penelitian ini harus diuji terlebih dahulu agar tidak melanggar asumsi klasik yang ada. Sehingga hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya secara tegas dan nyata. Beberapa serangkaian pengujian yang dilakukan terhadap asumsi klasik ini, meliputi: Universitas Sumatera Utara 1. Uji Normalitas Uji normalitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan model pengujian Kolmogorov-Smimov yang merupakan bahagian yang integral dari program SPSS versi 12. Jika angka signifikansi yang ditujukan dalam tabel hasil pengujian, menunjukkan nilai yang lebih kecil dari alpha 5 maka data yang digunakan dinyatakan sebagai data yang tidak memenuhi asumsi normalitas. Sebaliknya jika angka yang diperoleh dari hasil pengujian normalitas lebih besar dari alpha 5, maka data yang digunakan dinyatakan sebagai data yang telah memenuhi asumsi klasik. 2. Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas ini bertujuan untuk menguji, apakah ditemukan atau tidak, korelasi diantara variabel independen. Jika terjadi korelasi antar variabel, maka akan ditemukan adanya masalah multikolinieritas. Suatu model regresi yang baik, harus tidak menimbulkan masalah multikolinieritas. Untuk itu diperlukan uji multikolinieritas terhadap setiap data variabel bebas yang dapat dilakukan dengan cara: a. Melihat angka Collinearity Statistic yang ditunjukkan oleh nlai VIF Variance Inflation Fator. Jika angka VIF lebih besar dari 5, maka varabel bebas yang ada memiliki masalah multikolinieritas, Santoso 2002. b. Melihat nilai tolerance pada output penilaian multikolinieritas yang tidak menunjukkan nilai yang lebih besar dari 0,1 akan memberikan kenyataan bahwa tidak terjadi masalah multikolinieritas. Universitas Sumatera Utara 3. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Sehingga suatu model regresi yang baik harus bebas dari masalah heteroskedastisitas. Jika varians dari residual adalah tetap, maka dinyatakan sebagai pengamatan yang heteroskedastisitas, sebaliknya jika varians residual berbeda-beda, maka terjadi peristiwa heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya masalah heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji Glejser, Ghozali 2005, dengan cara mengabsolutkan nilai residual dari data yang ada. Nilai residual absolut ini akan dimasukkan sebagai variabel terikat dalam persamaan regresi. Jika hasil yang diperoleh dari pengujian ini memberikan nilai diatas alpha 5, maka data yang ada terbebas dari masalah heteroskedastisitas. 4. Uji Autokorelasi Pengujian ini dimaksudkan untuk melihat bahwa tidak terjadi kondisi ganguan yang berurutan yang dimasukkan dalam fungsi regressi. Untuk menguji wujud atau tidaknya otokorelasi pada data dilakukan dengan menggunakan uji Durbin dan Watson atau sering disebut uji d.

3.10. Pengujian Hipotesis