Pengaruh Perubahan Portofolio Kredit Sektor Ekonomi Terhadap Pendapatan Bunga Kredit PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

(1)

PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk.

Oleh

LUH RAHMI SUSANTI

H24103061

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(2)

Luh Rahmi Susanti. H24103061. Pengaruh Perubahan Portofolio Kredit Sektor Ekonomi terhadap Pendapatan Bunga Kredit PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Di bawah bimbingan Wita Juwita Ermawati.

Bank BNI melakukan portofolio kredit menurut sektor ekonomi, yaitu sektor pertanian, pertambangan, perindustrian, perdagangan, jasa, dan sektor lain-lain (sektor konsumsi). Diversifikasi yang optimal pada portofolio kredit akan mampu mengurangi risiko dan berpengaruh pada pendapatan bunga kredit yang akan membawa BNI pada suatu tingkat keuntungan. Bank BNI dalam kurun waktu dua tahun terakhir menghadapi masalah berupa meningkatnya Non Performing Loan (NPL), maka manajemen BNI menata kembali komposisi portofolio kredit yang paling ideal untuk memperkuat posisi bank dalam menghadapi gejolak makroekonomi guna mengurangi NPL yang tinggi, dengan ekspansi kredit.

Tujuan penelitian adalah : (1) Menganalisis pengaruh perubahan portofolio penyaluran kredit dalam sektor ekonomi yang terdiri atas sektor pertanian, pertambangan, perindustrian, perdagangan, jasa-jasa, dan lain-lain secara keseluruhan terhadap perubahan pendapatan bunga pada Bank BNI; (2) Menganalisis pengaruh perubahan portofolio penyaluran kredit setiap sektor ekonomi tersebut secara parsial terhadap perubahan pendapatan bunga Bank BNI; (3) Mengevaluasi kebijakan penyaluran kredit sektoral dalam mendukung kinerja perkreditan Bank BNI. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa publikasi laporan keuangan dan data makroekonomi. Data dianalisis dengan model analisis regresi berganda untuk mengkaji pengaruh perubahan portofolio kredit sektor ekonomi terhadap pendapatan bunga kredit dengan menggunakan perangkat lunak komputer SPSS versi 11.

Hasil analisis regresi berganda menunjukkan secara keseluruhan perubahan portofolio kredit sektoral signifikan terhadap pendapatan bunga kredit. Secara parsial, hanya tiga sektor yang memiliki pengaruh positif terhadap pendapatan bunga kredit, yaitu sektor perindustrian (1,417), perdagangan (0,152), dan sektor lain-lain dengan nilai koefisien regresi 0,052. Dari ketiga sektor tersebut, hanya alokasi kredit untuk sektor perindustrian yang berdampak signifikan terhadap pendapatan bunga kredit. Sementara itu, tiga sektor lainnya (pertanian, pertambangan, dan jasa-jasa) berdampak negatif dan berpengaruh tidak siginifikan. Dalam rangka maksimisasi pendapatan bunga kredit, Bank BNI perlu memprioritaskan alokasi kredit untuk sektor perindustrian, perdagangan, dan sektor lain-lain, karena pengaruh positif portofolio kredit ketiga sektor tersebut dan juga laju pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP) riil ketiga sektor ekonomi tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan agregat GDP nasional. Sedangkan tiga sektor lainnya yang berpengaruh negatif yaitu sektor pertanian, pertambangan, dan jasa, perlu dikaji ulang pengalokasian kredit di sektor tersebut terbatas pada subsektor yang menjadi prioritas utama dan memiliki kelayakan usaha.


(3)

PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk.

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

LUH RAHMI SUSANTI

H24103061

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(4)

DEPARTEMEN MANAJEMEN

PENGARUH PERUBAHAN PORTOFOLIO KREDIT SEKTOR EKONOMI TERHADAP PENDAPATAN BUNGA KREDIT

PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk.

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

LUH RAHMI SUSANTI H24103061

Menyetujui, Juli 2007

Wita Juwita Ermawati, S.TP, MM. Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc. Ketua Departemen


(5)

iii

Penulis bernama Luh Rahmi Susanti, dilahirkan di Bogor pada tanggal 8 November 1984 dari pasangan Dr. Ir. I Wayan Rusastra, APU dan Ni Made Neteri. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara.

Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Polisi 4 Bogor pada tahun 1991 sampai dengan tahun 1997, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1 Bogor pada tahun 1997 sampai dengan tahun 2000, dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Bogor pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2003. Pada tahun 2003, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI) di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Selama menjalani perkuliahan, penulis berpartisipasi dalam organisasi kemahasiswaan, yaitu Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma (KMHD) dan Brahmacarya, serta peserta berbagai seminar dan pelatihan. Penulis juga pernah mengikuti Lomba Karya Tulis Mahasiswa (LKTM) Tingkat Institut Pertanian Bogor pada tahun 2005. Selain itu, penulis pernah mengikuti praktik kerja (magang) pada PT. Federal International Finance tahun 2006.


(6)

iv

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan pertolongan-Nya, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul Pengaruh Perubahan Portofolio Kredit Sektor Ekonomi terhadap Pendapatan Bunga Kredit PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Portofolio kredit di sektor ekonomi yang terdiri dari sektor pertanian, pertambangan, perindustrian, perdagangan, jasa, dan sektor lain-lain (konsumsi) dilakukan Bank BNI dalam penyaluran kreditnya. Diversifikasi yang optimal pada portofolio kredit akan mampu mengurangi risiko dan berpengaruh pada pendapatan bunga yang akan membawa Bank BNI pada suatu tingkat keuntungan. Penelitian ini menganalisis pengaruh perubahan portofolio kredit sektor ekonomi terhadap perubahan pendapatan bunga kredit baik secara keseluruhan maupun secara parsial, sehingga hasil dari analisis ini diharapkan akan dapat memberikan arahan ke depan tentang alokasi kredit sektoral dalam rangka peningkatan kinerja penyaluran kredit Bank BNI.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ungkapan terima kasih kepada:

1. Ayahku Dr. Ir. I Wayan Rusastra, APU dan Ibuku Ni Made Neteri serta Kakakku Gde Ary Suwedha, S.Komp., MM atas segala doa, kasih sayang, serta dukungan moril dan materil yang tiada putus-putusnya.

2. Ibu Wita Juwita Ermawati, S.TP, MM sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan, membagikan ilmu, motivasi, saran dan pengarahan kepada penulis dalam penyempurnaan skripsi ini.

3. Prof. Dr. Ir. Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing., DEA dan Farida Ratna Dewi, SE, MM atas kesediaannya untuk menjadi dosen penguji dan memberikan masukan, kritik serta saran.


(7)

v

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

5. Sahabat-sahabat terbaik (Etty, Else, Ulfa, Rinrin, Pasus Oks, Yayuk, Uchi, Ipeh, Nela, Ruslan, Irwan, Aldhika, Adit, Yan) atas segala bantuan, kebersamaan, serta kebahagiaan yang telah diberikan selama ini.

6. Teman-teman yang senantiasa memberikan dukungan serta bantuan saat seminar dan sidang (Dian SMS, Silva, Sri, Ai, Ranti, Kania, Dian Schum, Irma, Desty, Andien, Evi, Kurnia).

7. Loly, Uyan, dan Lola atas persaudaraan dan kegembiraan yang telah diberikan, juga atas kebersamaannya dalam berjuang melewati masa TPB di Asrama A3-295.

8. Saudaraku di Brahmacarya 40 (Royn, Dadi, Deta, Adit, Yuli, Turi, Dewa, Devit, Aries, Dhika, Ayu, Wahyu, Eka S, Ferry) atas persaudaraan yang selama ini diberikan.

9. Sahabat sejati (Indie Bfn dan Made Laksmi) atas semua yang telah diberikan, keluarga M4 dan Sayap Kanan atas kebersamaannya, Dayu Gek atas bantuannya, serta Putra atas motivasi dan pencerahan spiritualnya.

10.Rekan-rekan Manajemen 40 untuk persahabatan selama 4 tahun di masa perkuliahan.

11.Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah ikut membantu selama penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk dijadikan bahan perbaikan dalam penulisan yang lebih baik lagi.

Bogor, Juli 2007


(8)

vi

Halaman ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 3

1.3.Tujuan Penelitian ... 4

1.4.Manfaat Penelitian ... 4

1.5.Ruang Lingkup Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pengertian Bank ... 6

2.2.Sumber Dana Bank ... 7

2.3.Penggunaan Dana Bank ... 8

2.4.Pengertian Portofolio Kredit ... 9

2.5.Tujuan dan Fungsi Kredit ... 11

2.6.Jenis Kredit Menurut Sektor Ekonomi ... 12

2.7. Faktor Penting dalam Kebijakan Kredit ... 14

2.8. Analisis Kinerja Perkreditan ... 16

2.9. Hasil Penelitian Terdahulu ... 16

III.METODOLOGI PENELITIAN 3.1.Kerangka Pemikiran ... 19

3.2.Jenis dan Sumber Data ... 21

3.3.Metode Pengumpulan Data ... 21

3.4.Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 22

3.4.1. Analisis Regresi Berganda ... 22

3.4.2. Uji Normalitas ... 23

3.4.3. Uji Multikolinearitas ... 24

3.4.4. Uji Autokorelasi ... 24

3.4.5. Uji Heteroskedastisitas ... 24

3.4.6. Uji F ... 24

3.4.7. Uji t ... 26

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 28


(9)

vii

4.2. Kinerja Makroekonomi Nasional ... 33

4.2.1. Pertumbuhan dan Struktur Investasi ... 33

4.2.2. Pertumbuhan dan Struktur Kredit Perbankan ... 39

4.2.3. Pertumbuhan dan Struktur GDP... 45

4.3. Validasi Dampak Model Portofolio Kredit ... 48

4.3.1. Uji Normalitas ... 48

4.3.2. Uji Multikolinearitas ... 49

4.3.4. Uji Autokorelasi ... 50

4.3.5. Uji Heteroskedastisitas ... 50

4.4. Dampak Portofolio terhadap Pendapatan Bunga Kredit ... 51

4.4.1. Dampak Perubahan Secara Keseluruhan ... 52

4.4.2. Dampak Perubahan Secara Parsial ... 53

A. Langkah Uji t ... 53

B. Hasil Dampak Perubahan Secara Parsial ... 56

4.5. Dampak Antisipatif Alokasi Kredit Sektoral ... 61

KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan... 66

2. Saran... ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 68


(10)

viii

No. Halaman

1. Pertumbuhan penanaman modal riil dalam negeri menurut

sektor pembangunan di Indonesia pada tahun 1997-2005 ... 33 2. Struktur penanaman modal riil dalam negeri dan menurut

sektor pembangunan di Indonesia pada tahun 1997-2005 ... 34 3. Pertumbuhan penanaman modal riil luar negeri menurut

sektor pembangunan di Indonesia pada tahun 1997-2005 ... 35 4. Struktur penanaman modal riil luar negeri menurut

sektor pembangunan di Indonesia pada tahun 1997-2005 ... 36 5. Pertumbuhan penanaman modal riil dalam negeri dan luar negeri

menurut sektor pembangunan di Indonesia pada tahun 1997-2005 ... 37 6. Struktur penanaman modal riil dalam negeri dan luar negeri

menurut sektor pembangunan di Indonesia pada tahun 1997-2005 ... 38 7. Pertumbuhan total kredit Bank BNI menurut sektor pembangunan

di Indonesia pada tahun 1997-2005 ... 39 8. Struktur total kredit Bank BNI menurut sektor pembangunan

di Indonesia pada tahun 1997-2005 ... 40 9. Struktur alokasi kredit Bank Mandiri dan Bank BCA

menurut sektor pembangunan di Indonesia pada tahun 2002-2005 ... 41 10. Proporsi alokasi kredit Bank BNI terhadap total kredit perbankan

menurut sektor pembangunan di Indonesia pada tahun 1997-2005 ... 42 11.Pertumbuhan total kredit perbankan menurut sektor pembangunan

di Indonesia pada tahun 1997-2005 ... 43 12.Struktur total kredit perbankan menurut sektor pembangunan

di Indonesia pada tahun 1997-2005 ... 45 13. Pertumbuhan GDP riil sektor pembangunan di Indonesia

pada tahun 1997-2005 ... 46 14. Struktur GDP riil sektor pembangunan di Indonesia

pada tahun 1997-2005 ... 47 15. Hasil uji normalitas model regresi berganda dampak alokasi kredit

sektoral terhadap pendapatan bunga kredit Bank BNI

pada tahun1997-2005 ... 48 16.Hasil uji multikolinearitas model regresi berganda dampak

alokasi kredit sektoral terhadap pendapatan bunga kredit


(11)

PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk.

Oleh

LUH RAHMI SUSANTI

H24103061

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(12)

Luh Rahmi Susanti. H24103061. Pengaruh Perubahan Portofolio Kredit Sektor Ekonomi terhadap Pendapatan Bunga Kredit PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Di bawah bimbingan Wita Juwita Ermawati.

Bank BNI melakukan portofolio kredit menurut sektor ekonomi, yaitu sektor pertanian, pertambangan, perindustrian, perdagangan, jasa, dan sektor lain-lain (sektor konsumsi). Diversifikasi yang optimal pada portofolio kredit akan mampu mengurangi risiko dan berpengaruh pada pendapatan bunga kredit yang akan membawa BNI pada suatu tingkat keuntungan. Bank BNI dalam kurun waktu dua tahun terakhir menghadapi masalah berupa meningkatnya Non Performing Loan (NPL), maka manajemen BNI menata kembali komposisi portofolio kredit yang paling ideal untuk memperkuat posisi bank dalam menghadapi gejolak makroekonomi guna mengurangi NPL yang tinggi, dengan ekspansi kredit.

Tujuan penelitian adalah : (1) Menganalisis pengaruh perubahan portofolio penyaluran kredit dalam sektor ekonomi yang terdiri atas sektor pertanian, pertambangan, perindustrian, perdagangan, jasa-jasa, dan lain-lain secara keseluruhan terhadap perubahan pendapatan bunga pada Bank BNI; (2) Menganalisis pengaruh perubahan portofolio penyaluran kredit setiap sektor ekonomi tersebut secara parsial terhadap perubahan pendapatan bunga Bank BNI; (3) Mengevaluasi kebijakan penyaluran kredit sektoral dalam mendukung kinerja perkreditan Bank BNI. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa publikasi laporan keuangan dan data makroekonomi. Data dianalisis dengan model analisis regresi berganda untuk mengkaji pengaruh perubahan portofolio kredit sektor ekonomi terhadap pendapatan bunga kredit dengan menggunakan perangkat lunak komputer SPSS versi 11.

Hasil analisis regresi berganda menunjukkan secara keseluruhan perubahan portofolio kredit sektoral signifikan terhadap pendapatan bunga kredit. Secara parsial, hanya tiga sektor yang memiliki pengaruh positif terhadap pendapatan bunga kredit, yaitu sektor perindustrian (1,417), perdagangan (0,152), dan sektor lain-lain dengan nilai koefisien regresi 0,052. Dari ketiga sektor tersebut, hanya alokasi kredit untuk sektor perindustrian yang berdampak signifikan terhadap pendapatan bunga kredit. Sementara itu, tiga sektor lainnya (pertanian, pertambangan, dan jasa-jasa) berdampak negatif dan berpengaruh tidak siginifikan. Dalam rangka maksimisasi pendapatan bunga kredit, Bank BNI perlu memprioritaskan alokasi kredit untuk sektor perindustrian, perdagangan, dan sektor lain-lain, karena pengaruh positif portofolio kredit ketiga sektor tersebut dan juga laju pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP) riil ketiga sektor ekonomi tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan agregat GDP nasional. Sedangkan tiga sektor lainnya yang berpengaruh negatif yaitu sektor pertanian, pertambangan, dan jasa, perlu dikaji ulang pengalokasian kredit di sektor tersebut terbatas pada subsektor yang menjadi prioritas utama dan memiliki kelayakan usaha.


(13)

PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk.

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

LUH RAHMI SUSANTI

H24103061

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(14)

DEPARTEMEN MANAJEMEN

PENGARUH PERUBAHAN PORTOFOLIO KREDIT SEKTOR EKONOMI TERHADAP PENDAPATAN BUNGA KREDIT

PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk.

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

LUH RAHMI SUSANTI H24103061

Menyetujui, Juli 2007

Wita Juwita Ermawati, S.TP, MM. Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc. Ketua Departemen


(15)

iii

Penulis bernama Luh Rahmi Susanti, dilahirkan di Bogor pada tanggal 8 November 1984 dari pasangan Dr. Ir. I Wayan Rusastra, APU dan Ni Made Neteri. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara.

Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Polisi 4 Bogor pada tahun 1991 sampai dengan tahun 1997, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1 Bogor pada tahun 1997 sampai dengan tahun 2000, dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Bogor pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2003. Pada tahun 2003, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI) di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Selama menjalani perkuliahan, penulis berpartisipasi dalam organisasi kemahasiswaan, yaitu Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma (KMHD) dan Brahmacarya, serta peserta berbagai seminar dan pelatihan. Penulis juga pernah mengikuti Lomba Karya Tulis Mahasiswa (LKTM) Tingkat Institut Pertanian Bogor pada tahun 2005. Selain itu, penulis pernah mengikuti praktik kerja (magang) pada PT. Federal International Finance tahun 2006.


(16)

iv

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan pertolongan-Nya, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul Pengaruh Perubahan Portofolio Kredit Sektor Ekonomi terhadap Pendapatan Bunga Kredit PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Portofolio kredit di sektor ekonomi yang terdiri dari sektor pertanian, pertambangan, perindustrian, perdagangan, jasa, dan sektor lain-lain (konsumsi) dilakukan Bank BNI dalam penyaluran kreditnya. Diversifikasi yang optimal pada portofolio kredit akan mampu mengurangi risiko dan berpengaruh pada pendapatan bunga yang akan membawa Bank BNI pada suatu tingkat keuntungan. Penelitian ini menganalisis pengaruh perubahan portofolio kredit sektor ekonomi terhadap perubahan pendapatan bunga kredit baik secara keseluruhan maupun secara parsial, sehingga hasil dari analisis ini diharapkan akan dapat memberikan arahan ke depan tentang alokasi kredit sektoral dalam rangka peningkatan kinerja penyaluran kredit Bank BNI.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ungkapan terima kasih kepada:

1. Ayahku Dr. Ir. I Wayan Rusastra, APU dan Ibuku Ni Made Neteri serta Kakakku Gde Ary Suwedha, S.Komp., MM atas segala doa, kasih sayang, serta dukungan moril dan materil yang tiada putus-putusnya.

2. Ibu Wita Juwita Ermawati, S.TP, MM sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan, membagikan ilmu, motivasi, saran dan pengarahan kepada penulis dalam penyempurnaan skripsi ini.

3. Prof. Dr. Ir. Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing., DEA dan Farida Ratna Dewi, SE, MM atas kesediaannya untuk menjadi dosen penguji dan memberikan masukan, kritik serta saran.


(17)

v

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

5. Sahabat-sahabat terbaik (Etty, Else, Ulfa, Rinrin, Pasus Oks, Yayuk, Uchi, Ipeh, Nela, Ruslan, Irwan, Aldhika, Adit, Yan) atas segala bantuan, kebersamaan, serta kebahagiaan yang telah diberikan selama ini.

6. Teman-teman yang senantiasa memberikan dukungan serta bantuan saat seminar dan sidang (Dian SMS, Silva, Sri, Ai, Ranti, Kania, Dian Schum, Irma, Desty, Andien, Evi, Kurnia).

7. Loly, Uyan, dan Lola atas persaudaraan dan kegembiraan yang telah diberikan, juga atas kebersamaannya dalam berjuang melewati masa TPB di Asrama A3-295.

8. Saudaraku di Brahmacarya 40 (Royn, Dadi, Deta, Adit, Yuli, Turi, Dewa, Devit, Aries, Dhika, Ayu, Wahyu, Eka S, Ferry) atas persaudaraan yang selama ini diberikan.

9. Sahabat sejati (Indie Bfn dan Made Laksmi) atas semua yang telah diberikan, keluarga M4 dan Sayap Kanan atas kebersamaannya, Dayu Gek atas bantuannya, serta Putra atas motivasi dan pencerahan spiritualnya.

10.Rekan-rekan Manajemen 40 untuk persahabatan selama 4 tahun di masa perkuliahan.

11.Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah ikut membantu selama penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk dijadikan bahan perbaikan dalam penulisan yang lebih baik lagi.

Bogor, Juli 2007


(18)

vi

Halaman ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 3

1.3.Tujuan Penelitian ... 4

1.4.Manfaat Penelitian ... 4

1.5.Ruang Lingkup Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pengertian Bank ... 6

2.2.Sumber Dana Bank ... 7

2.3.Penggunaan Dana Bank ... 8

2.4.Pengertian Portofolio Kredit ... 9

2.5.Tujuan dan Fungsi Kredit ... 11

2.6.Jenis Kredit Menurut Sektor Ekonomi ... 12

2.7. Faktor Penting dalam Kebijakan Kredit ... 14

2.8. Analisis Kinerja Perkreditan ... 16

2.9. Hasil Penelitian Terdahulu ... 16

III.METODOLOGI PENELITIAN 3.1.Kerangka Pemikiran ... 19

3.2.Jenis dan Sumber Data ... 21

3.3.Metode Pengumpulan Data ... 21

3.4.Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 22

3.4.1. Analisis Regresi Berganda ... 22

3.4.2. Uji Normalitas ... 23

3.4.3. Uji Multikolinearitas ... 24

3.4.4. Uji Autokorelasi ... 24

3.4.5. Uji Heteroskedastisitas ... 24

3.4.6. Uji F ... 24

3.4.7. Uji t ... 26

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 28


(19)

vii

4.2. Kinerja Makroekonomi Nasional ... 33

4.2.1. Pertumbuhan dan Struktur Investasi ... 33

4.2.2. Pertumbuhan dan Struktur Kredit Perbankan ... 39

4.2.3. Pertumbuhan dan Struktur GDP... 45

4.3. Validasi Dampak Model Portofolio Kredit ... 48

4.3.1. Uji Normalitas ... 48

4.3.2. Uji Multikolinearitas ... 49

4.3.4. Uji Autokorelasi ... 50

4.3.5. Uji Heteroskedastisitas ... 50

4.4. Dampak Portofolio terhadap Pendapatan Bunga Kredit ... 51

4.4.1. Dampak Perubahan Secara Keseluruhan ... 52

4.4.2. Dampak Perubahan Secara Parsial ... 53

A. Langkah Uji t ... 53

B. Hasil Dampak Perubahan Secara Parsial ... 56

4.5. Dampak Antisipatif Alokasi Kredit Sektoral ... 61

KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan... 66

2. Saran... ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 68


(20)

viii

No. Halaman

1. Pertumbuhan penanaman modal riil dalam negeri menurut

sektor pembangunan di Indonesia pada tahun 1997-2005 ... 33 2. Struktur penanaman modal riil dalam negeri dan menurut

sektor pembangunan di Indonesia pada tahun 1997-2005 ... 34 3. Pertumbuhan penanaman modal riil luar negeri menurut

sektor pembangunan di Indonesia pada tahun 1997-2005 ... 35 4. Struktur penanaman modal riil luar negeri menurut

sektor pembangunan di Indonesia pada tahun 1997-2005 ... 36 5. Pertumbuhan penanaman modal riil dalam negeri dan luar negeri

menurut sektor pembangunan di Indonesia pada tahun 1997-2005 ... 37 6. Struktur penanaman modal riil dalam negeri dan luar negeri

menurut sektor pembangunan di Indonesia pada tahun 1997-2005 ... 38 7. Pertumbuhan total kredit Bank BNI menurut sektor pembangunan

di Indonesia pada tahun 1997-2005 ... 39 8. Struktur total kredit Bank BNI menurut sektor pembangunan

di Indonesia pada tahun 1997-2005 ... 40 9. Struktur alokasi kredit Bank Mandiri dan Bank BCA

menurut sektor pembangunan di Indonesia pada tahun 2002-2005 ... 41 10. Proporsi alokasi kredit Bank BNI terhadap total kredit perbankan

menurut sektor pembangunan di Indonesia pada tahun 1997-2005 ... 42 11.Pertumbuhan total kredit perbankan menurut sektor pembangunan

di Indonesia pada tahun 1997-2005 ... 43 12.Struktur total kredit perbankan menurut sektor pembangunan

di Indonesia pada tahun 1997-2005 ... 45 13. Pertumbuhan GDP riil sektor pembangunan di Indonesia

pada tahun 1997-2005 ... 46 14. Struktur GDP riil sektor pembangunan di Indonesia

pada tahun 1997-2005 ... 47 15. Hasil uji normalitas model regresi berganda dampak alokasi kredit

sektoral terhadap pendapatan bunga kredit Bank BNI

pada tahun1997-2005 ... 48 16.Hasil uji multikolinearitas model regresi berganda dampak

alokasi kredit sektoral terhadap pendapatan bunga kredit


(21)

(22)

x

No. Halaman

1. Kerangka pemikiran operasional... ... 20 2. Hasil uji heteroskedastisitas (scatterplot pendapatan bunga kredit)

model regresi berganda dampak alokasi kredit sektoral terhadap


(23)

xi

No. Halaman

1. Hasil uji normalitas ... 71 2. Hasil uji multikolinearitas ... 72 3. Hasil uji heteroskedastisitas ... 73 4. Hasil regresi berganda ... 74


(24)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Bank sebagai lembaga keuangan yang didasarkan pada unsur kepercayaan, memiliki tugas pokok sebagai perantara antara pihak yang membutuhkan dana dan pihak yang memiliki kelebihan dana. Dalam fungsinya sebagai lembaga intermediasi, bank berperan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi sebuah negara. Pertumbuhan ekonomi ditunjukkan dengan perkembangan dunia usaha melalui kegiatan bisnis dalam sektor ekonomi. Perkembangan dunia usaha tidak terlepas dari adanya kredit yang dikeluarkan bank untuk membiayai kegiatan ekonomi tersebut. Pencapaian pertumbuhan ekonomi yang memadai membutuhkan laju pertumbuhan kredit perbankan yang tinggi. Karena itu, perbankan yang sehat merupakan syarat mutlak untuk mendukung perekonomian nasional.

Terdapat hubungan saling ketergantungan antara perbankan dan kondisi dunia usaha dengan pertumbuhan ekonomi. Dimana kondisi perbankan yang sehat merupakan salah satu faktor penunjang dalam menggerakkan dunia usaha terutama dalam pemenuhan kebutuhan modalnya melalui pemberian kredit. Dengan demikian, bergeraknya dunia usaha diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi melalui output yang dihasilkannya. Begitupun sebaliknya, kondisi dunia usaha yang baik akan mendorong tersalurkannya kredit perbankan sehingga memberikan keuntungan pada bank dan peningkatan perekonomian negara.

Kegagalan dunia perbankan akan memberi pengaruh pada kondisi perekonomian. Terbukti pada krisis ekonomi yang menimpa Indonesia pada tahun 1997-1998, perbankan Indonesia mengalami kelumpuhan. Kredit yang menjadi andalan perbankan dalam perolehan pendapatan mengalami permasalahan, karena kinerja dunia usaha yang mengalami kemerosotan secara tajam. Perbankan sebagai usaha yang dinamis dituntut untuk selalu mampu beradaptasi dengan cepat atas perubahan lingkungan. Dalam hal ini, pengelolaan kredit sebagai sumber pendapatan terbesar bank harus menjadi


(25)

perhatian. Pada periode 1996/1997 – 1997/1998 jumlah kredit bermasalah (NPL atau Non Performing Loan) bank umum meningkat dari 9,3% menjadi 19,8%, dan meningkat drastis menjadi 58% pada tahun 1998/1999 (Bank Indonesia, 1998/1999). Pada periode yang bersamaan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) mengalami penurunan dari 4,72% pada tahun 1997 menjadi minus 13,13% pada tahun 1998. Pada tahun 1999, PDB nasional mulai tumbuh secara positif, tetapi dengan laju di bawah laju pertumbuhan penduduk, yaitu hanya 0,79% (BPS, 1999).

Tingginya jumlah kredit bermasalah mengakibatkan dikeluarkannya kebijakan pengetatan penyaluran kredit dengan sasaran agar dapat dilakukan pengelolaan penyaluran kredit secara lebih tepat dan bijaksana. Kebijakan ini ternyata berdampak terhadap penurunan kinerja sektor riil akibat penyaluran kredit yang terbatas. Menyadari keadaan ini, BI melakukan beberapa pelonggaran, yakni menurunkan BI rate dari 13,75% pada tahun 2005 sebesar 9,75% pada tahun 2006 dan 9,5% pada awal tahun 2007 (Seputar Indonesia, 2007). Disamping itu, BI mengeluarkan Paket Oktober (Pakto) 2006 dengan tujuan mengaktifkan kembali penyaluran kredit oleh sektor perbankan. Kebijakan moneter tersebut ternyata tidak memberikan dampak seperti yang diharapkan akibat adanya permasalahan struktural dalam perekonomian Indonesia. Permasalahan struktural tersebut mencakup lemahnya dukungan iklim investasi, belum memadainya ketersediaan infrastruktur dan permasalahan birokrasi yang berdampak negatif terhadap perkembangan investasi, peningkatan produktivitas dan efisiensi usaha.

Bank BNI sebagai salah satu bank umum terbesar di Indonesia turut berperan dalam menunjang pembangunan negara. Dalam usaha mengaktifkan fungsi intermediasi, Bank BNI melakukan penyaluran kredit kepada beberapa segmen, seperti segmen masyarakat secara individu, segmen dunia usaha skala kecil dan menengah (UKM) dalam sektor pertanian, pertambangan, perindustrian, perdagangan, dan jasa-jasa. Untuk membiayai segmen korporasi, Bank BNI membentuk perbankan korporasi untuk memenuhi kebutuhan kredit menurut sektor ekonomi. Dengan tersalurkannya kredit kepada berbagai segmen (masyarakat, dunia usaha,


(26)

dan korporasi) menunjukkan besarnya peran Bank BNI dalam mendukung pembangunan ekonomi nasional (Sugema, et.al., 2003).

Dalam penyaluran kredit kepada masyarakat luas, Bank BNI menghadapi berbagai risiko. Bank BNI memiliki tanggung jawab besar, karena dana yang dikelola berasal dari dana masyarakat yang menyimpan kelebihan dananya. Kepercayaan dari masyarakat ini harus dijaga melalui pengelolaan kredit yang benar dengan semaksimal mungkin mengurangi timbulnya risiko. Risiko ini mencakup tidak tertagihnya dana yang telah disalurkan beserta bunganya. Dalam konteks ini Bank BNI melakukan alokasi kredit menurut sektor ekonomi (portofolio kredit) secara berimbang dan tepat. Bank BNI harus mampu menganalisis dampak portofolio kredit sektor pertanian, pertambangan, perindustrian, perdagangan, jasa, dan lain-lain terhadap kinerja pendapatan bunga usaha perbankan. Diversifikasi yang optimal pada portofolio kredit akan mampu mengurangi risiko dan berpengaruh pada pendapatan bunga yang akan membawa BNI pada suatu tingkat keuntungan sesuai dengan target yang telah ditentukan.

Bank BNI dalam kurun waktu dua tahun terakhir menghadapi masalah berupa meningkatnya NPL. Pada tahun 2005, NPL gross Bank BNI mencapai 14,4% berbeda jauh dengan kondisi NPL pada tahun 2004 yang berada pada 4,6% (Kompas, 2006). Per September 2006, rasio NPL gross BNI mencapai 16% atau secara nominal senilai Rp 9 triliun (Kompas, 2006). NPL yang melonjak naik membuat sejumlah besar perusahaan ingin menarik dananya dari BNI, sehingga hal ini memberi pengaruh langsung pada penurunan pendapatan bunga kredit Bank BNI. Karena itu, manajemen BNI perlu menata kembali komposisi portofolio kredit yang paling ideal untuk memperkuat posisi bank dalam menghadapi gejolak makroekonomi guna mengurangi NPL yang tinggi. Selama Bank BNI belum bisa menyeimbangkan portofolio kreditnya, Bank BNI masih rentan terhadap pengaruh gejolak makroekonomi yang ada.

1.2. Rumusan Masalah

Dalam menata komposisi portofolio perlu diketahui dampak alokasi kredit terhadap pendapatan bunga kredit Bank BNI, sebagai bahan evaluasi


(27)

arah kebijakan pengalokasian kredit. Keadaan ini dikaitkan dengan kondisi makro yang terjadi sebagai tolok ukur penilaian kualitas portofolio kredit. Sehingga, dalam upaya Bank BNI mengurangi tingkat NPL melalui ekspansi kredit, dapat diketahui sektor-sektor mana yang perlu difokuskan pengelolaannya.

Berdasarkan pada uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian berikut :

1. Apakah terdapat pengaruh perubahan portofolio penyaluran kredit dalam sektor ekonomi yang terdiri atas sektor pertanian, pertambangan, perindustrian, perdagangan, jasa-jasa, dan lain-lain secara keseluruhan terhadap perubahan pendapatan bunga pada Bank BNI ?

2. Apakah terdapat pengaruh perubahan portofolio penyaluran kredit pada setiap sektor ekonomi tersebut secara parsial terhadap perubahan pendapatan bunga Bank BNI ?

3. Kebijakan antisipatif apakah yang perlu diambil untuk memperbaiki kinerja penyaluran kredit Bank BNI ?

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Menganalisis pengaruh perubahan portofolio penyaluran kredit dalam sektor ekonomi yang terdiri atas sektor pertanian, pertambangan, perindustrian, perdagangan, jasa-jasa, dan lain-lain secara keseluruhan terhadap perubahan pendapatan bunga pada Bank BNI.

2. Menganalisis pengaruh perubahan portofolio penyaluran kredit setiap sektor ekonomi tersebut secara parsial terhadap perubahan pendapatan bunga Bank BNI.

3. Mengevaluasi kebijakan penyaluran kredit sektoral dalam mendukung kinerja perkreditan Bank BNI.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat dan masukan, sebagai berikut :


(28)

1. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi bank BNI dalam penyusunan portofolio penyaluran kredit ke dalam sektor-sektor ekonomi secara tepat dalam kaitannya dengan pencapaian pendapatan bunga yang optimal, sehingga ekspansi kredit dan penataan portofolio kredit dapat dilakukan guna memperkuat permodalan bank melalui laba yang dihasilkan dari pendapatan bunga kredit.

2. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan dan pembelajaran bagi pihak yang melakukan penelitian lanjutan mengenai sejauh mana portofolio penyaluran kredit di dalam sektor ekonomi memberikan pengaruh terhadap pendapatan bunga kredit pada bank.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada pengkajian portofolio kredit sektor ekonomi karena sektor tersebut mampu dijelaskan oleh kondisi makroekonomi. Pendapatan bunga yang menjadi variabel terkait dalam penelitian ini merupakan pendapatan bunga yang berasal dari bunga atas kredit yang diberikan. Pendapatan bunga kredit dijadikan sebagai dasar pembanding karena kredit yang disalurkan akan langsung memberikan pendapatan berupa pendapatan bunga kredit bagi perusahaan. Periode 1997-2005 digunakan untuk menggambarkan kondisi alokasi kredit setelah krisis ekonomi dan sebagai kecukupan jumlah sampel.


(29)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Bank

Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 (Kasmir, 2004) tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Definisi bank di atas memberi tekanan bahwa dalam melakukan usahanya pihak perbankan umumnya menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan yang merupakan sumber dana utama. Dari segi penyaluran dana, bank hendaknya tidak semata-mata memaksimumkan keuntungan bagi pemilik, tetapi juga harus diarahkan pada peningkatan taraf hidup masyarakat secara luas.

Pada dasarnya sistem perbankan berfungsi sebagai salah satu medium di dalam menjalankan kebijakan moneter (Bank Indonesia, 2003). Menurut Suta dan Musa (2003), perbankan pada umumnya mempunyai dua peran, yaitu (1) Institusi penampung dana yang menerima deposito, membayar untuk dan atas nama deposan, dan menyediakan fasilitas penukaran mata uang asing; (2) Perusahaan yang berorientasi profit, di mana perbankan menyediakan produk-produk liabilities dan memberikan pinjaman kepada nasabah. Di dalam menjalankan peran ini bank memperoleh spread dan fee based income untuk memenuhi target keuntungan yang ditetapkan oleh bank tersebut.

Pengertian bank secara lebih teknis dapat ditemukan pada Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Pengertian bank menurut PSAK Nomor 31 dalam Standar Akuntansi Keuangan (Ikatan Akuntan Indonesia, 1999), adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana dan pihak-pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran.


(30)

2.2. Sumber Dana Bank

Menurut Kasmir (2004), sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana dari masyarakat. Secara garis besar sumber dana bank dapat diperoleh dari bank itu sendiri, dari masyarakat luas dan dari lembaga lainnya, dengan deskripsi sebagai berikut:

1. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri

Perolehan dana dari sumber bank itu sendiri (modal sendiri) maksudnya adalah dana yang diperoleh dari dalam bank. Perolehan dana ini biasanya digunakan apabila bank mengalami kesulitan untuk memperoleh dana dari luar. Adapun pencarian dana yang bersumber dari bank itu sendiri terdiri dari: (a) Setoran modal dari pemegang saham, yaitu merupakan modal dari para pemegang saham lama atau pemegang saham baru; (b) Cadangan laba, yaitu merupakan laba yang setiap tahun dicadangkan oleh bank dan sementara waktu belum digunakan; (c) Laba bank yang belum dibagi, merupakan laba tahun berjalan tapi belum dibagikan kepada para pemegang saham.

2. Dana yang berasal dari masyarakat luas

Untuk memperoleh dana dari masyarakat luas bank dapat menggunakan tiga macam jenis simpanan (rekening). Sumber dana yang dimaksud adalah sebagai berikut: (a) Simpanan giro. Pengertian giro menurut Undang-Undang Perbankan nomor 10 tahun 1998 adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan; (b) Simpanan tabungan. Pengertian tabungan menurut Undang-Undang Perbankan nomor 10 tahun 1998 adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau alat lainnya yang dipergunakan dengan itu; (c) Simpanan deposito. Simpanan deposito menurut Undang-Undang Perbankan nomor 10 tahun 1998 adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.


(31)

3. Dana yang bersumber dari lembaga lain

Perolehan dana dari sumber ini antara lain dapat diperoleh dari: (a) Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), merupakan kredit yang diberikan Bank Indonesia kepada bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditasnya; (b) Pinjaman antar bank (Call Money), merupakan pinjaman yang diberikan kepada bank-bank yang mengalami kalah kliring di dalam lembaga kliring dan tidak mampu untuk membayar kekalahannya; (c) Pinjaman dari bank-bank luar negeri, merupakan pinjaman yang diperoleh perbankan dari pihak luar negeri; (d) Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), dalam hal ini pihak perbankan menerbitkan SBPU kemudian diperjualbelikan kepada pihak yang berminat, baik perusahaan keuangan maupun non keuangan.

2.3. Penggunaan Dana Bank

Menurut Siamat (2004), penggunaan dana bank pada prinsipnya dapat diklasifikasikan berdasarkan pada prioritas penggunaan dana dan sifat aktiva bank.

1. Prioritas Penggunaan Dana

a. Cadangan primer (primary reserves), yang dimaksudkan untuk memenuhi ketentuan likuiditas wajib minimum dan untuk keperluan operasi bank sehari-hari.

b. Cadangan sekunder (secondary reserves), yang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan likuiditas yang jangka waktunya diperkirakan kurang dari satu tahun.

c. Penyaluran kredit, adalah pemberian kredit kepada nasabah yang memenuhi ketentuan kebijakan perkreditan bank. Penyaluran kredit merupakan kegiatan utama bank dan merupakan sumber pendapatan utama bank.

d. Investments, yaitu penanaman dana dalam surat-surat berharga yang berjangka panjang.


(32)

2. Penggunaan Dana Menurut Sifat Aktiva

Penggunaan dana bank berdasarkan sifat aktivanya adalah pengalokasian dana ke dalam bentuk aktiva yang dapat memberikan hasil dan tidak memberikan hasil bagi bank yang bersangkutan.

a. Aktiva Tidak Produktif. Aktiva tidak produktif atau non-earning assets adalah penanaman dana ke dalam aktiva yang tidak memberikan hasil bagi bank, terdiri dari: (i) Alat likuid atau cash asset adalah aktiva yang dapat digunakan setiap saat untuk memenuhi kebutuhan likuiditas bank; (ii) Aktiva tetap dan inventaris yang penggunaan dananya diperoleh dari modal sendiri bank yang bersangkutan.

b. Aktiva Produktif. Aktiva produktif atau earning assets adalah semua penanaman dana dalam rupiah dan valuta asing yang dimaksudkan untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya. Komponen aktiva produktif bank terdiri dari: (i) Kredit yang diberikan, adalah penyediaan uang tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga tertentu; (ii) Penempatan pada bank lain, dapat dalam bentuk call money, deposito berjangka, deposit on call dan sertifikat deposito; (iii) Surat-surat berharga, penanaman dana dalam surat-surat berharga meliputi surat-surat-surat-surat berharga jangka pendek dan jangka panjang yang dimaksudkan untuk mempertinggi profitabilitas bank; (iv) Penyertaan modal adalah penanaman dana dalam bentuk saham secara langsung pada bank atau lembaga keuangan lain yang dapat berkedudukan di dalam dan di luar negeri.

2.4. Pengertian Portofolio Kredit

Menurut Sartono (2004), yang dimaksud dengan portofolio adalah kombinasi dari berbagai aset, baik berupa aset keuangan atau sekuritas maupun aset riil. Teori portofolio menekankan pada usaha untuk mencari kombinasi investasi optimal yang memberikan tingkat keuntungan atau rates


(33)

of return maksimal pada suatu tingkat risiko tertentu. Teori mengenai portofolio pertama kali dikemukakan oleh Markowitz pada tahun 1952 melalui artikelnya yang menjadi dasar munculnya teori tersebut. Prinsip dasar yang berkaitan dengan alokasi portofolio yang rasional sering ditampilkan dalam ungkapan “don’t put all your eggs in one basket”. Markowitz menunjukkan bahwa ketika seseorang menambahkan suatu aset ke dalam portofolio investasinya, maka total risiko dari portofolio tersebut akan berkurang namun ekspektasi tingkat pengembaliannya tetap sebesar rata-rata tertimbang dari ekspektasi tingkat pengembalian masing-masing aset yang ada di portofolio, sehingga portofolio berarti penempatan aset pada berbagai kombinasi yang optimal dari suatu investasi guna mengurangi adanya risiko.

Istilah credit, berasal dari perkataan latin credo, yang berarti believe/trust, yakni suatu kepercayaan. Perkataan credo berasal dari kombinasi perkataan sansekerta cred yang berarti kepercayaan (trust) dan perkataan latin do, yang berarti saya menaruh. Sesudah kombinasi tersebut menjadi bahasa latin, kata kerjanya dan kata bendanya masing-masing menjadi credere dan creditum. Menurut Veithzal (2006), kredit adalah penyerahan barang, jasa, atau uang dari satu pihak (kreditor atau pemberi pinjaman) atas dasar kepercayaan kepada pihak lain (nasabah atau borrower) dengan janji membayar dari penerima kredit kepada pemberi kredit pada tanggal yang telah disepakati kedua belah pihak. Sedangkan pengertian kredit menurut Undang-Undang Perbankan nomor 10 tahun 1998 yang dikutip Kasmir (2004) adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Distribusi portofolio kredit di antara berbagai segmen pasar perbankan dan sektor industri dicapai dengan menetapkan batasan bagi masing-masing segmen atau sektor (Laporan Tahunan Bank Bumi Putera 2004). Diversifikasi kredit dan portofolio mencakup segmen usaha atau sektor industri (Laporan Tahunan Bank Niaga 2004).


(34)

2.5. Tujuan dan Fungsi Kredit

Pada dasarnya terdapat dua fungsi yang saling berkaitan dari kredit (Veithzal, 2006), yaitu sebagai berikut.

1. Profitability, yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari kredit berupa keuntungan yang diraih dari bunga yang harus dibayar oleh nasabah. 2. Safety, yaitu keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus

benar-benar terjamin sehingga tujuan profitability dapat benar-benar tercapai tanpa hambatan yang berarti.

Oleh karena itu, bank hanya akan menyalurkan kredit kepada usaha-usaha nasabah yang diyakini mampu dan mau mengembalikan kredit yang telah diterimanya. Dalam faktor kemampuan dan kemauan ini tersimpul unsur keamanan (safety) dan sekaligus juga unsur keuntungan (profitability) dari suatu kredit sehingga kedua unsur tersebut saling berkaitan.

Kredit mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian. Secara garis besar, fungsi kredit di dalam perekonomian, perdagangan, dan keuangan dapat dikemukakan sebagai berikut (Veithzal, 2006).

1. Kredit dapat meningkatkan utility (daya guna) dari modal/uang.

Dana yang diperoleh dari para penyimpan uang yang terdapat di bank disalurkan untuk usaha-usaha yang bermanfaat, baik kemanfaatan bagi pengusaha maupun bermanfaat bagi masyarakat.

2. Kredit meningkatkan utility (daya guna) suatu barang.

Produsen dengan bantuan kredit bank dapat memproduksi bahan jadi sehingga utility dari bahan tersebut meningkat atau dapat memindahkan barang dari suatu tempat yang kegunaannya kurang ke tempat yang lebih bermanfaat.

3. Kredit meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.

Peredaran uang kartal maupun giral akan lebih berkembang karena kredit menciptakan suatu kegairahan berusaha sehingga penggunaan uang akan lebih bertambah, baik secara kualitatif apalagi secara kuantitatif.


(35)

4. Kredit menimbulkan kegairahan berusaha masyarakat.

Bantuan kredit yang diterima pengusaha dari bank berfungsi untuk memperbesar volume usaha dan produktivitas dalam melakukan kegiatan ekonomi.

5. Kredit sebagai alat stabilisasi ekonomi.

Dalam keadaan ekonomi yang kurang sehat, langkah-langkah stabilisasi pada dasarnya diarahkan pada usaha-usaha untuk pengendalian inflasi, peningkatan ekspor, rehabilitasi sarana, serta pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok rakyat, melalui kredit yang diarahkan pada sektor-sektor yang produktif dan sektor-sektor-sektor-sektor prioritas yang secara langsung berpengaruh terhadap hajat hidup masyarakat.

6. Kredit sebagai jembatan untuk peningkatan pendapatan nasional.

Kredit yang diperoleh pengusaha tentu akan digunakan sepenuhnya untuk peningkatan usaha yang menyebabkan peningkatan laba. Peningkatan akan berlangsung terus menerus ketika laba dikembalikan ke struktur modal, yang mengakibatkan peningkatan pajak. Sedangkan kredit yang diberikan untuk peningkatan ekspor akan meningkatkan devisa negara.

7. Kredit sebagai alat hubungan ekonomi internasional.

Bank sebagai lembaga kredit tidak saja bergerak di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Negara-negara yang kuat ekonominya banyak memberikan bantuan kepada negara-negara yang sedang berkembang. Bantuan tersebut tercermin dalam bentuk kredit dengan syarat-syarat ringan.

2.6. Jenis Kredit Menurut Sektor Ekonomi

Menurut Veithzal (2006), jenis kredit menurut sektor ekonomi dapat dibagi ke dalam :

1. Sektor pertanian, perburuhan, dan sarana pertanian

Sektor ini meliputi usaha-usaha di bidang pertanian dalam arti luas, usaha-usaha di bidang perburuan binatang dan usaha di bidang sarana pertanian, yang diperinci sebagai berikut :


(36)

a. Pertanian, yaitu usaha-usaha untuk memproduksi hasil-hasil tanaman, perikanan, peternakan serta kehutanan dan pemotongan kayu.

b. Perburuan, yaitu usaha-usaha penangkapan binatang-binatang liar yang hidup di darat untuk tujuan komersil, seperti usaha pengumpulan daging, kulit buaya, dan lain-lain.

c. Sarana pertanian, yaitu usaha pengadaan alat-alat dan fasilitas bagi pertanian yang sifatnya menunjang usaha untuk menghasilkan atau menampung bahan pangan maupun hasil-hasil tanaman lainnya. 2. Sektor pertambangan

Sektor ini meliputi usaha-usaha penggalian dan pengumpulan bahan-bahan tambang dalam bentuk padat, cair, dan gas, seperti minyak dan gas bumi, biji logam, ataupun batu bara.

3. Sektor perindustrian

Sektor ini meliputi kegiatan untuk mengubah bentuk (transformasi) pengolahan, baik secara mekanis maupun secara kimiawi dari bahan menjadi barang yang baru yang dikerjakan dengan mesin, tenaga manusia, dan lain-lain.

4. Sektor listrik, gas, dan air

Sektor ini meliputi usaha-usaha pengadaan dan distribusi listrik, gas, dan air, baik untuk rumah tangga, untuk industri maupun untuk tujuan komersil.

5. Sektor konstruksi

Sektor ini meliputi kontraktor-kontraktor untuk keperluan pembangunan dan perbaikan gedung, pasar, jalan raya, jalan kereta api, pelabuhan, lapangan udara, proyek tenaga air, proyek listrik, pemasangan alat-alat komunikasi, instalasi pemanasan, instalasi air conditioner, ventilasi, dan lain-lain.

6. Sektor perdagangan, restoran dan hotel

Sektor ini meliputi ekspor, impor, distribusi, perdagangan eceran, restoran dan hotel.


(37)

7. Sektor pengangkutan, pergudangan dan komunikasi

Sektor ini meliputi pengangkutan umum yang meliputi usaha-usaha di bidang pengangkutan darat, laut, maupun udara. Pergudangan yang meliputi usaha-usaha penyediaan fasilitas penyimpanan/penyewaan barang dan komunikasi yang meliputi pos, telepon, telegraf, dan telekomunikasi.

8. Sektor jasa-jasa dunia usaha

Sektor ini mencakup usaha-usaha membangun gedung dan jasa profesi seperti pengacara, notaris, akuntan dan jasa-jasa individual lainnya, serta jasa garansi makelar, iklan pedagang valuta asing, dan lain-lain.

9. Sektor jasa-jasa sosial/masyarakat

Sektor ini mencakup sektor hiburan dan kebudayaan, seperti film, pemancar radio, taman hiburan, dan lain-lain, serta jasa-jasa dokter, rumah sakit, dan poliklinik.

10.Sektor lain-lain

Sektor lain-lain yang dimaksud di sini adalah sektor ekonomi yang tidak termasuk dalam sektor ekonomi tersebut di atas, misalnya sektor ekonomi dari kredit konsumsi.

Bank Indonesia mengelompokkan sektor ekonomi ke dalam sektor pertanian, pertambangan, perindustrian, perdagangan, jasa-jasa, dan lain-lain. Untuk sektor listrik, gas, dan air, sektor konstruksi, dan sektor pengangkutan dimasukkan ke dalam sektor jasa-jasa.

Dalam pelaporan total kredit perbankan yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik melalui Statistik Indonesia, pengelompokkan sektor ekonomi sama seperti yang dilakukan Bank Indonesia, yakni sektor pertanian, pertambangan, perindustrian, perdagangan, jasa-jasa, dan lain-lain.

2.7. Faktor Penting dalam Kebijakan Kredit

Berikut ini adalah faktor penting dalam kebijakan kredit (Veithzal, 2006).

1. Kredit yang diberikan bank mengandung risiko, sehingga dalam pelaksanaannya bank harus memperhatikan asas-asas perkreditan yang sehat.


(38)

2. Salah satu upaya untuk lebih mengarahkan agar perkreditan bank telah didasarkan pada prinsip yang sehat, yaitu melalui kebijakan perkreditan yang jelas.

3. Kebijakan perkreditan bank berperan sebagai panduan dalam pelaksanaan semua kegiatan perkreditan bank.

4. Untuk memastikan bahwa semua bank telah memiliki kebijakan perkreditan yang disusun dan diterapkan berdasarkan asas-asas perkreditan yang sehat, maka perlu berpedoman pada ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia.

5. Ketentuan kebijakan perkreditan perlu ditetapkan agar setiap bank memiliki dan menerapkan kebijakan kredit yang baik, yang :

a. mampu mengawasi portofolio kredit secara keseluruhan dan menetapkan standar dalam proses pemberian kredit secara individual b. memiliki standar/ukuran dan pengawasan intern pada semua tahapan

proses perkreditan

6. Bagi bank yang belum memiliki kebijakan perkreditan, wajib menyusun dan menerapkan kebijakan kredit yang minimal mengandung semua aspek yang tertuang dalam pedoman kebijakan perkreditan.

7. Bagi bank yang telah memiliki kebijakan perkreditan, wajib meneliti kembali apakah semua aspek dalam pedoman kebijakan perkreditan telah tercakup dalam kebijakan perkreditan dan melakukan penyesuaian apabila belum mencakup seluruh aspek yang tertuang dalam pedoman kebijakan perkreditan.

8. Kebijakan perkreditan perbankan dikatakan baik bila minimal dalam kebijakan tersebut mencakup :

a. prinsip kehati-hatian perkreditan b. organisasi dan manajemen perkreditan c. kebijakan persetujuan perkreditan d. dokumentasi dan administrasi e. pengawasan kredit


(39)

9. Kebijakan perkreditan bank yang minimal sebagai pedoman dalam penyusunan kebijakan perkreditan. Dalam penyusunan kebijakan perkreditan bank dapat menambah dan memperluas aspek-aspek yang tertuang dalam pedoman kebijakan perkreditan.

10.Kebijakan kredit selanjutnya harus menjadi acuan dan harus tercermin dalam pedoman pelaksanaan kredit yang dipergunakan oleh setiap bank. 11.Bank wajib menyampaikan kebijakan kredit dan wajib mendapat

persetujuan dewan komisaris.

12.Bank wajib melaksanakan kebijakan tersebut secara konsisten.

13.Bank Indonesia memantau, mengawasi, dan menilai pelaksanaan kebijakan kredit bank tersebut.

14.Pengertian kredit dalam kebijakan kredit meliputi semua jenis fasilitas keuangan yang disediakan kepada nasabah.

2.8. Analisis Kinerja Perkreditan

Menurut Veithzal (2006), dalam mengawali tahun anggaran atau ketika rencana dan anggaran bank disusun perlu diawali dengan melakukan analisis kinerja mengenai kondisi bank serta perkreditan bank tersebut. Tujuannya adalah untuk mengetahui kondisi bank serta kondisi perkreditan sebagai tolok ukur dalam penyaluran kredit pada tahun yang akan datang. Analisis kinerja ini perlu dilakukan sebagai pedoman operasional bank berikutnya karena keberhasilan bank dalam perkreditan juga akan sangat tergantung salah satunya pada tersedianya sumber dana.

2.9. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya yang memiliki relevansi dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Ramantha (2003) pada jurusan akuntansi, fakultas ekonomi. Penelitian ini menganalisis pengaruh perubahan portofolio kredit ke dalam sektor-sektor ekonomi yang terdiri atas sektor pertanian, pertambangan, perindustrian, perdagangan, jasa-jasa, dan lain-lain terhadap perubahan laba dan modal bank umum di Indonesia dari tahun 1997-2002, baik secara keseluruhan maupun secara parsial. Dalam penelitian ini data diolah menggunakan model analisis Regresi Linear


(40)

Berganda dengan pembuktian hipotesis menggunakan uji statistik secara keseluruhan (uji F) dan uji regresi secara parsial (uji t), melalui program SPSS. Adapun hasil dari penelitian tersebut adalah bahwa secara serentak perubahan proporsi penyaluran kredit pada tiap-tiap sektor ekonomi mempunyai pengaruh yang sangat bermakna terhadap perubahan laba dan modal bank umum di Indonesia. Perubahan proporsi penyaluran kredit pada sektor perindustrian, sektor jasa-jasa, dan sektor lain-lain secara parsial mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap perubahan laba dan modal bank umum di Indonesia.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Ramantha adalah sama-sama meneliti pengaruh perubahan portofolio kredit perbankan pada sektor ekonomi dengan menggunakan alat analisis yang sama. Sedangkan perbedaannya adalah pada periode data yang digunakan dan variabel terkait yang diteliti dimana pada penelitian terdahulu menggunakan laba dan modal sebagai variabel terkait, sedangkan pada penelitian ini menggunakan pendapatan bunga kredit sebagai variabel terkait. Selain itu, pada penelitian terdahulu mengambil studi kasus pada bank umum dan pada penelitian ini dilakukan pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk. Penelitian ini juga memasukkan kondisi makroekonomi untuk menjelaskan hasil analisis regresi.

Penelitian yang dilakukan Rusmiyati (2005) dari departemen Ilmu Ekonomi, menganalisis pengaruh kredit perbankan terhadap output nasional melalui jalur pinjaman. Penelitian ini memfokuskan pada analisis faktor-faktor apa yang mempengaruhi kredit menurut jalur pinjaman, menganalisis pengaruh kredit terhadap output nasional dan merumuskan implikasi kebijakan yang berkaitan dengan peran kredit terhadap output nasional. Hasil penelitian menunjukkan variabel yang paling berpengaruh terhadap kredit, yaitu dana pihak ketiga (DPK) dan kredit belum berpengaruh secara nyata terhadap output nasional, karena belum pulihnya fungsi intermediasi perbankan dan belum kondusifnya iklim perekonomian bagi dunia usaha dan perbankan. Oleh karena itu, diperlukan kestabilan nilai tukar, tingkat inflasi, kepastian hukum dan faktor keamanan.


(41)

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Rusmiyati adalah sama-sama menghubungkan kredit perbankan dengan kondisi makroekonomi, dimana kredit yang disalurkan perbankan berperan dalam menggerakkan dunia usaha dan mempengaruhi output nasional. Sehingga hasil analisis regresi berganda pada penelitian ini diharapkan dapat lebih dijelaskan dengan keterkaitan kredit dengan kondisi makroekonomi.


(42)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini menggunakan dua pendekatan yaitu dilihat dari sisi internal bank melalui analisis regresi berganda dan dari kondisi makroekonomi melalui analisis pertumbuhan sektor ekonomi nasional (Gambar 1). Analisis regresi melihat dampak sektoral alokasi kredit terhadap pendapatan bunga Bank BNI. Hasil analisis ini dijelaskan secara deskriptif dengan analisis pertumbuhan dan struktur GDP, total investasi (penanaman modal), total kredit perbankan, dan alokasi kredit Bank BNI. Analisis ini menggunakan data sekunder deret waktu (time series) periode tahun 1997-2005 dari laporan keuangan perusahaan Bank BNI dan Statistik Indonesia, BPS, Jakarta. Selang tahun tersebut dipilih untuk melihat kondisi alokasi kredit setelah krisis ekonomi menimpa Indonesia.

Kinerja dampak portofolio kredit sektoral terhadap pendapatan bunga Bank BNI akan ditentukan oleh kinerja pertumbuhan dan struktur makroekonomi nasional. Sektor ekonomi dengan tingkat pertumbuhan tinggi dan struktur yang dominan akan memberikan pengaruh signifikan pada kinerja dampak portofolio kredit terhadap pendapatan bunga, ketika proporsi alokasi kredit terhadap sektor ekonomi tersebut semakin besar. Hasil analisis diharapkan akan dapat memberikan arahan ke depan tentang alokasi kredit sektoral dalam rangka peningkatan kinerja Bank BNI. Hal tersebut dirumuskan pada kerangka pemikiran operasional seperti yang terlihat pada Gambar 1.


(43)

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional

PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

Menekan tingginya NPL yang terjadi melalui

optimalisasi portofolio kredit

Laporan Keuangan Perusahaan (Neraca dan Laporan Laba/Rugi)

Pada Tahun 1997-2005

Variabel Independen Portofolio Kredit Sektor Ekonomi : - Pertanian - Pertambangan - Perindustrian - Perdagangan - Jasa-jasa - Lain-lain

Analisis Regresi Berganda - Uji Normalitas - Uji Multikolinearitas - Uji Autokorelasi - Uji Heteroskedastisitas - Uji F

- Uji t

Interpretasi Data

- Pengaruh perubahan portofolio kredit pada sektor ekonomi secara

keseluruhan terhadap perubahan pendapatan bunga Bank BNI - Pengaruh perubahan portofolio kredit

pada sektor ekonomi secara parsial terhadap perubahan pendapatan bunga Bank BNI

Kondisi Makroekonomi Nasional

Statistik Indonesia, BPS 1997-2005

- PDB

- Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Luar Negeri (PMLN) - Posisi Kredit

Perbankan

Hasil Analisis Pertumbuhan dan Struktur Ekonomi Nasional

- Pertumbuhan dan struktur GDP riil

- Pertumbuhan dan struktur PMDN

- Pertumbuhan dan struktur PMLN

- Pertumbuhan dan struktur total investasi

(PMDN+PMLN) - Pertumbuhan dan struktur

total kredit perbankan - Pertumbuhan dan struktur

alokasi kredit BNI - Proporsi kredit BNI

terhadap total kredit perbankan

Evaluasi alokasi kredit sektoral BNI Variabel Dependen :


(44)

3.2. Jenis dan Sumber Data

Berdasarkan sifatnya, penelitian ini menggunakan data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik dan data kualitatif, yaitu data yang tidak dapat diukur dalam skala numerik (Kuncoro, 2003). Berdasarkan dimensi waktu, penelitian ini menggunakan data deret waktu (time-series) yang digunakan untuk melihat pengaruh perubahan dalam rentang waktu tertentu. Sedangkan menurut sumbernya, penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari laporan keuangan sebuah perusahaan perbankan yang telah menjadi perusahaan publik. Data laporan keuangan tersebut bersumber dari laporan keuangan (annual report) yang dipublikasikan oleh Bank BNI kepada masyarakat pengguna data. Sedangkan untuk data pendukung diperoleh dari Statistik Indonesia yang diterbitkan Badan Pusat Statistik, Jakarta, 1997-2005.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan mengumpulkan data yang berasal dari neraca, laporan laba/rugi, dan catatan atas laporan keuangan perusahaan dimulai dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2005. Data yang diperoleh kemudian dikelompokkan menggunakan program Microsoft Excel dengan cara mengelompokkan data menurut tahun, sehingga diperoleh data deret waktu pendapatan bunga dan portofolio kredit menurut sektor ekonomi. Data tersebut dideflit (memperoleh nilai riil dari nilai nominal) menggunakan indeks harga konsumen untuk mendapatkan nilai riil pendapatan bunga dan portofolio kredit selama periode analisis. Data pendukung terdiri dari data PDB atas dasar harga berlaku, data posisi kredit perbankan, dan data penanaman modal dalam negeri dan luar negeri yang telah disetujui pemerintah. Data ini kemudian dikelompokkan berdasarkan tahun dimulai dari tahun 1997 sampai dengan 2005 menggunakan Microsoft Excel dan dideflit untuk memperoleh nilai riil dengan menggunakan indeks harga konsumen yang didapat dari Indikator Ekonomi, BPS.


(45)

3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda untuk mengkaji pengaruh penyaluran portofolio kredit terhadap pendapatan bunganya secara parsial maupun keseluruhan. Perangkat lunak komputer (software) yang digunakan untuk mengolah dan menganalisis data dalam penelitian ini adalah software SPSS versi 11 (Statistical Program for Social Science), yaitu dengan menggunakan metode statistik parametrik. Uji statistik parametrik melalui sub menu regression

pada menu analyze menguji dua hal, yaitu (1) melihat apakah terdapat pengaruh dari perubahan portofolio kredit sektoral secara keseluruhan terhadap perubahan pendapatan bunga menggunakan uji F, serta (2) melihat apakah terdapat pengaruh dari perubahan portofolio kredit sektoral secara parsial terhadap perubahan pendapatan bunga dengan menggunakan uji t.

Pengolahan data pendukung (kinerja makroekonomi nasional) dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel guna mendapatkan tingkat pertumbuhan (growth) dan struktur GDP, investasi, dan total kredit perbankan nasional. Selain itu juga diperoleh proporsi kredit BNI terhadap total kredit perbankan.

3.4.1. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi menjelaskan mengenai seberapa jauh suatu variabel mempengaruhi variabel yang lainnya. Regresi berganda merupakan suatu teknik statistik dimana terdapat lebih dari satu variabel independen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen, yaitu variabel yang memberi pengaruh pada variabel lainnya seperti portofolio kredit pada tiap-tiap sektor ekonomi. Sedangkan untuk variabel dependen, yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain seperti pendapatan bunga kredit. Model regresi berganda ditunjukkan oleh persamaan berikut ini :


(46)

Keterangan :

Y : nilai variabel dependen (pertumbuhan tahunan pendapatan bunga kredit)

β0 : konstanta

X1 : pertumbuhan tahunan portofolio kredit sektor pertanian

X2 : pertumbuhan tahunan portofolio kredit sektor pertambangan

X3 : pertumbuhan tahunan portofolio kredit sektor perindustrian

X4 : pertumbuhan tahunan portofolio kredit sektor perdagangan

X5 : pertumbuhan tahunan portofolio kredit sektor jasa-jasa

X6 : pertumbuhan tahunan portofolio kredit sektor lain-lain

β1 : koefisien regresi variabel X1

β2 : koefisien regresi variabel X2

β3 : koefisien regresi variabel X3

β4 : koefisien regresi variabel X4

β5 : koefisien regresi variabel X5

β6 : koefisien regresi variabel X6

e : tingkat kesalahan (galat)

Sebuah model regresi yang baik harus memenuhi beberapa asumsi. Karena itu, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.

3.4.2. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui distribusi kenormalan data, yaitu apakah data dapat dianggap berdistribusi normal atau tidak. Uji ini dilakukan jika sampel yang digunakan kurang dari 30. Ketika data telah berdistribusi normal, maka data tersebut dapat diolah menggunakan stasistik parametrik yang dalam penelitian ini menggunakan model regresi berganda. Pengujian normalitas data dilakukan menggunakan statistik Kolmogorov-Smirnov. Jika nilai Asymp.Sig (2-tailed) lebih besar dari 0,05 maka dikatakan data berdistribusi normal.


(47)

3.4.3. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah terdapat korelasi antara variabel independen yang digunakan dalam model regresi. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas, digunakan matriks korelasi. Besar korelasi antara variabel independen yang masih dapat diterima adalah maksimum 0,80. Namun, apabila terjadi nilai korelasi yang lebih dari 0,80, keadaan tersebut dapat diabaikan selama nilai korelasi tidak lebih dari nilai R-squared (Koutsoyiannis, 1977).

3.4.4. Uji Autokorelasi

Autokorelasi merupakan gejala adanya korelasi antar anggota serangkaian observasi yang diurutkan melalui deret waktu (time series). Uji yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah uji Durbin Watson (D-W). Jika angka D-W berada di antara -2 sampai 2, maka dapat dinyatakan tidak terdapat autokorelasi (Santoso, 2000).

3.4.5. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varian dari residual untuk variabel independen yang diketahui. Jika varian dari residual untuk variabel independen yang diketahui tetap, disebut dengan homoskedastisitas. Dan jika varians berbeda, disebut heteroskedastisitas (Santoso, 2000). Dalam SPSS, uji heteroskedastisitas ditunjukkan dalam grafik. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.4.6. Uji F

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai


(48)

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Kuncoro, 2003). Langkah-langkah uji statistik F adalah :

1. Merumuskan Hipotesis

- H0 : β1 = β2 = β3 = β4 = β5 = β6 = 0

Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah semua

parameter dalam model sama dengan nol. Artinya, semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

- H1 : β1≠β2≠β3 ≠β4 ≠β5 ≠β6≠ 0

Hipotesis alternatifnya (H1), tidak semua parameter secara

simultan sama dengan nol. Artinya, semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

2. Menentukan F tabel, - F α (k-1, n-k)

- taraf nyata (α) = 0,1; yaitu tingkat kesalahan yang masih dapat ditolerir.

- derajat bebas pembilang (df) = k-1 - derajat bebas penyebut (df) = n-k

3. Menentukan F hitung yang diperoleh dari hasil regresi melalui program SPSS.

4. Membandingkan F hitung dengan F tabel

- Jika statistik hitung (angka F output) > statistik tabel (F tabel) atau F hitung < - F tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima.

- Jika - F tabel < statistik hitung (angka F output) < statistik tabel (F tabel) maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Atau dapat juga melihat hasil regresi yang dilakukan dengan program komputer SPSS, yakni dengan membandingkan tingkat sigifikansi dengan α = 0,1.

- Jika tingkat signifikansi F > α = 0,1 maka H0 diterima dan H1


(49)

- Jika tingkat signifikansi F < α = 0,1 maka H0 ditolak dan H1

diterima.

3.4.7. Uji t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat (Kuncoro, 2003). Langkah-langkah uji statistik t adalah :

1. Merumuskan Hipotesis - H0 : β1 = 0

Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah suatu

parameter (β1) sama dengan nol. Artinya, suatu variabel

independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

- H1 : β1≠ 0

Hipotesis alternatifnya (H1), parameter suatu variabel tidak

sama dengan nol. Artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

2. Menentukan t tabel, - t (α, n-k)

- taraf nyata (α) = 0,1; yaitu tingkat kesalahan yang masih dapat ditolerir.

- derajat bebas (df) = n-k

3. Menentukan t hitung yang diperoleh dari hasil regresi melalui program SPSS.

4. Membandingkan t hitung dengan t tabel

- Jika statistik hitung (angka t output) > statistik tabel (t tabel) atau t hitung < - t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima.

- Jika – t tabel < statistik hitung (angka t output) < statistik tabel (t tabel) maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Atau dapat juga melihat hasil regresi yang dilakukan dengan program komputer SPSS, yakni dengan membandingkan tingkat sigifikansi masing-masing variabel bebas dengan α = 0,1.


(50)

- Jika tingkat signifikansi t > α = 0,1 maka H0 diterima dan H1

ditolak.

- Jika tingkat signifikansi t < α = 0,1 maka H0 ditolak dan H1


(51)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1. Sejarah Singkat PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

Bank BNI dalam perjalanannya berawal dari suatu yayasan yang didirikan dengan Akte Notaris tanggal 19 Oktober 1945 bernama “Poesat Bank Indonesia” oleh R. M. Margono Djojohadikoesoemo. Pendirian ini dilandasi oleh pemikiran untuk memiliki bank sirkulasi dan bank umum nasional yang didirikan oleh pemerintahan Indonesia. Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1946, yayasan tersebut berganti nama menjadi Bank Negara Indonesia yang dibentuk dengan jumlah modal sebesar 10 juta rupiah pada tanggal 5 Juli 1946 (Sugema, et.al., 2003).

Bank Negara Indonesia merupakan bank nasional pertama di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bukan berasal dari nasionalisasi perbankan yang didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda. Pada awal berdirinya, Bank BNI berfungsi sebagai bank sentral/sirkulasi dan bank umum sesuai dengan Peraturan Pemerintah Pasal 1. Sebagai bank sentral, Bank BNI memiliki hak tunggal untuk mengatur pengeluaran dan peredaran uang dalam batas-batas wilayah kekuasaan RI. Uang yang merupakan alat pembayaran yang sah yang pertama milik RI dinamakan Oang Republik Indonesia (ORI). Selain sebagai bank sentral, Bank BNI juga berfungsi sebagai bank umum dengan memberikan kredit kepada perusahaan milik pemerintah dan berbagai bank swasta. Selain itu, semasa perjuangan (1946-1949), Bank BNI merupakan bank yang memiliki peranan cukup besar dalam mendukung perjuangan Republik Indonesia, melalui penyediaan dana bagi perjuangan melawan Belanda.

Namun kemudian, dalam perjalanannya, Bank BNI ditetapkan secara yuridis sebagai bank umum melalui Undang-Undang Darurat


(52)

No. 2 Tahun 1955 pada tanggal 4 Februari 1955. Sejak saat itu, usaha Bank BNI diarahkan pada peningkatan kemakmuran rakyat dan pembangunan ekonomi nasional. Kemudian, dalam masa demokrasi terpimpin melalui Penetapan Presiden Nomor 17 tahun 1965 tentang Pengintegrasian Bank-Bank Umum dan Bank Tabungan Pos ke dalam suatu bank tunggal, bank BNI berubah nama menjadi Bank Negara Indonesia Unit III. Selanjutnya dengan terjadi pergantian rezim pemerintahan, melalui Undang-Undang Perbankan Nomor 17 Tahun 1968, ditetapkan bahwa nama resmi untuk bank ini adalah Bank Negara Indonesia 1946 (Sugema, et.al., 2003).

Pada tanggal 31 Juli 1992 melalui Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1992, Bank BNI sebagai bank pemerintah ditetapkan sebagai perusahaan perseroan (Persero) sehingga Bank BNI berubah namanya menjadi PT. Bank Negara Indonesia (Persero). Perubahan bentuk hukum ini membawa implikasi pada berkurangnya campur tangan pemerintah dalam operasi perbankan. Lebih lanjut lagi, Bank BNI dituntut untuk dapat berkompetisi penuh dengan bank-bank lainnya, namun tetap menjalankan misinya untuk menunjang program pembangunan nasional. Salah satu peristiwa monumental bagi segenap jajaran Bank BNI adalah perubahan status Bank BNI menjadi perusahaan publik pada tanggal 25 Noveber 1996 melalui

Initial Public Offering (IPO), yakni penawaran umum perdana atas sejumlah saham kepada masyarakat melalui pasar modal (Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya). Dengan demikian sejak saat itu, Bank BNI secara resmi bernama PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

4.1.2. Visi, Misi, dan Budaya Perusahaan

Visi jangka panjang yang ditetapkan Bank BNI adalah menjadi bank kebanggaan nasional yang unggul dalam layanan dan kinerja. Visi ini diharapkan akan dapat diwujudkan pada tahun 2018. Untuk dapat mencapai visi tersebut, Bank BNI melakukannya secara bertahap. Sampai dengan tahun 2008 yang menjadi visinya adalah


(53)

menjadi bank yang unggul dalam layanan. Selanjutnya, menjadi bank yang unggul dalam kinerja hendak dicapai Bank BNI pada tahun 2013. Melalui pernyataan visinya menjadi bank kebanggaan nasional, yang menawarkan layanan terbaik dengan harga kompetitif kepada segmen pasar korporasi, komersial, dan konsumer, Bank BNI

menetapkan misinya untuk memaksimalkan stakeholder value

dengan menyediakan solusi keuangan yang fokus pada segmen pasar korporasi, komersial, dan konsumer. Dengan demikian nilai yang diharapkan akan diperoleh adalah kenyamanan dan kepuasan terutama ditujukan bagi nasabah (Laporan Tahunan BNI, 2005).

Berdasarkan pada pernyataan visi dan misi, Bank BNI membentuk suatu budaya perusahaan yang mendukung pencapaian visi dan misi tersebut. Adapun pernyataan dari budaya perusahaan tersebut adalah (http://www.bni.co.id) :

1. BNI adalah bank umum berstatus perusahaan publik 2. BNI berorientasi kepada pasar dan pembangunan nasional

3. BNI secara terus-menerus membina hubungan yang saling

menguntungkan dengan nasabah dan mitra usaha

4. BNI mengakui peranan dan menghargai kepentingan pegawai

5. BNI mengupayakan terciptanya semangat kebersamaan agar

pegawai melaksanakan tugas dan kewajiban secara profesional.

4.1.3. Struktur Organisasi

Dalam sebuah perusahaan, begitupun pada dunia perbankan, reorganisasi atau penyempurnaan organisasi harus senantiasa dilakukan agar jalannya usaha dapat lebih efektif. Dalam perjalanannya, Bank BNI telah melakukan perubahan struktur organisasi beberapa kali sebagai bagian dari upaya penyesuaian terhadap kondisi lingkungan ekonomi yang senantiasa berubah. Pada dasarnya Bank BNI telah melakukan reorganisasi secara terus-menerus sejak pendiriannya, namun ketika tahun 1997 Bank BNI mengalami guncangan ekonomi yang berimplikasi pada perubahan organisasi dengan menerapkan pola organisasi Strategic Business


(54)

Unit (SBU) secara terencana, terarah dan berkesinambungan. Sampai dengan tahun 2007, bidang bisnis Bank BNI dikelompokkan sesuai dengan segmentasi pasar yang dituju, sesuai dengan misinya yakni memaksimalkan stakeholder value dengan menyediakan solusi keuangan yang fokus pada segmen pasar korporasi, komersial, dan konsumer. Selain itu, Bank BNI juga membentuk bisnis unit manajemen risiko, sumberdaya manusia, serta perbankan internasional dan tresuri, sebagai pendukung bagi bisnis unit utama yang menjadi misi Bank BNI (http://www.bni.co.id).

Bisnis perbankan korporat meliputi aktivitas-aktivitas dalam pinjaman korporasi, pinjaman bagi lembaga-lembaga pemerintah, pinjaman bagi perusahaan multinasional, kredit sindikasi dalam negeri serta jasa-jasa keuangan lainnya baik yang berkenaan dengan aktivitas nasabah di pasar modal, pasar uang, maupun jasa dalam penerbitan surat hutang serta aktivitas keuangan lain. Termasuk juga aktivitas menghimpun dan mengelola dana pihak ketiga dari nasabah

corporate.

SBU komersial mencakup segmen usaha menengah, usaha kecil, dan usaha mikro. Kegiatannya meliputi aktivitas penghimpunan dana middle-retail dan beberapa aktivitas penunjang bisnis ritel. Aktivitas penunjang bisnis ritel ini dilaksanakan dalam rangka komitmen Bank BNI untuk senantiasa meningkatkan mutu pelayanan dan kepuasan nasabah. Unit bisnis komersial juga mencakup perbankan syariah, dimana dalam pelaksanaannya BNI Syariah merupakan konsep perbankan yang berlandaskan pada hukum Islam. SBU konsumer merupakan unit bisnis yang khusus melayani nasabah individu melalui pemenuhan pada pelayanan kredit dan penghimpunan dana melalui produk-produk unggulan Bank BNI.

Selain segmen pasar korporasi, komersial, dan konsumen yang menjadi fokus dalam misinya, Bank BNI juga menangani fasilitas bagi pebisnis Indonesia yang melakukan usaha di luar negeri melalui


(55)

SBU perbankan internasional dan tresuri. BNI merupakan satu-satunya bank nasional yang mengoperasikan kantor cabang penuh di luar negeri. Hal ini terbukti efektif untuk mengembangkan skala usaha unit bisnis internasional, yang saat ini dilakukan melalui kantor cabang yang beroperasi di London, Singapura, Tokyo, dan Hongkong, serta agensi di New York.

Cabang BNI di luar negeri menjadi perpanjangan tangan cabang di Indonesia yang memungkinkan BNI memberikan jasa layanan yang lengkap dan komprehensif kepada nasabah yang melakukan perdagangan internasional. Kantor cabang BNI di luar negeri (kecuali New York) memiliki izin untuk menghimpun dana masyarakat yang sangat dibutuhkan oleh nasabah korporasi, baik yang berdomisili di Indonesia maupun perusahaan setempat yang memiliki hubungan dagang yang erat dengan Indonesia. Untuk bisnis tresuri, jasa yang diberikan meliputi jasa pasar uang, transaksi valuta asing, dan jasa pasar modal (Sugema, et.al., 2003).

Selanjutnya unit bisnis manajemen risiko di BNI didasarkan pada pemikiran untuk menjaga keseimbangan antara penciptaan nilai melalui ekspansi usaha dibandingkan dengan risiko yang ada dalam setiap kegiatan usaha. Dengan menggunakan kebijakan dan prosedur manajemen risiko yang baik, sebuah sistem yang seimbang dapat diterapkan untuk mendapatkan hasil yang optimal dari operasi dan usaha perusahaan. Dalam upaya mencapai tujuan dan sasaran bisnis, Bank BNI membentuk unit bisnis sumberdaya manusia. Unit bisnis sumberdaya manusia mencakup strategi pengembangan manajemen personalia, perencanaan tenaga kerja, rekrutmen dan seleksi, pelatihan dan pengembangan, pengelolaan kinerja, perencanaan jenjang karir, serta penghargaan prestasi.

Unit bisnis operasi dibentuk guna memperlancar kegiatan operasional melalui divisi layanan dan divisi jaringan yang saling menghubungkan antara kantor pusat, kantor wilayah serta kantor cabang. Sedangkan unit bisnis kepatuhan dibentuk untuk tetap


(56)

menjaga kepatuhan Bank BNI terhadap perundangan dan peraturan yang berlaku, serta segala sesuatu yang berkaitan dengan hukum.

4.2. Kinerja Makroekonomi Nasional

4.2.1. Pertumbuhan dan Struktur Investasi

Penanaman modal merupakan suatu upaya untuk membangun dan menambah nilai bagi suatu perekonomian melalui sejumlah dana yang diinvestasikan pada sektor ekonomi. Penanaman modal dibagi menjadi penanaman modal dalam negeri dan luar negeri. Pembentukan penanaman modal dalam negeri dipengaruhi oleh kredit yang disalurkan perbankan dalam sektor ekonomi yang ada. Tabel 1 di bawah ini menggambarkan pertumbuhan dari penanaman modal dalam negeri menurut sektor pembangunan periode 1997-2005.

Tabel 1. Pertumbuhan Penanaman Modal Riil Dalam Negeri (PMDN)

Menurut Sektor Pembangunan di Indonesia pada tahun 1997-20051)

1)Sektor Pembangunan: X

1 = Pertanian; X2 = Pertambangan; X3 =

Perindustrian; X4 = Perdagangan; X5 = Jasa-Jasa; X6 = Lain-Lain

Sumber: Badan Pusat Statistik, Jakarta (data diolah kembali)

Dari tabel tersebut, pertumbuhan total investasi dalam negeri mengalami penurunan sebesar 22,8% setiap tahunnya. Dari enam sektor yang dipertimbangkan hanya sektor pertambangan yang mengalami pertumbuhan investasi positif, yaitu 15,5% per tahun. Sektor ekonomi yang mengalami penurunan investasi di bawah rataan total PMDN adalah sektor perdagangan, jasa, dan sektor

lain-dalam miliar rupiah

Tahun X1 X2 X3 X4 X5 X6 Total

1997 11050.52 94.25 59204.70 1964.78 15655.30 1487.84 89457.39 1998 3157.74 69.09 26680.13 731.82 4122.15 1330.62 36091.55 1999 1188.52 85.87 23069.39 824.61 855.65 403.44 26427.48 2000 1967.90 17.31 39540.64 199.93 1503.69 718.98 43948.45 2001 587.73 511.05 18752.20 1088.37 3427.58 657.77 25024.70 2002 554.23 306.36 6043.00 453.09 1813.92 477.37 9647.97 2003 689.97 269.25 14465.00 348.51 1524.88 43.78 17341.39 2004 622.29 223.07 6952.18 257.32 4094.36 358.07 12507.29 2005 1370.24 299.50 8173.64 1418.65 3106.62 1052.23 15420.88

Pertumbuhan


(1)

(2)

Lampiran 1. Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Pertania n Pertamb angan Perindus trian Perdaga ngan Jasa-Jasa Lain-Lain

N 9 9 9 9 9 9

Normal Parameters( a,b)

Mean

-.068076 18 .316896 77 -.037446 86 .020898 48 -.018504 01 .143029 75 Std. Deviation .212946 140 .831337 872 .262566 993 .289730 247 .279955 396 .366687 696 Most Extreme Differences Absolute

.152 .158 .207 .186 .256 .129 Positive .152 .117 .161 .160 .157 .108 Negative -.131 -.158 -.207 -.186 -.256 -.129 Kolmogorov-Smirnov Z .457 .474 .622 .558 .767 .386 Asymp. Sig. (2-tailed) .985 .978 .833 .915 .598 .998 a Test distribution is Normal.


(3)

Lampiran 2. Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficient Correlations(a)

Model

Lain-Lain

Perindus trian

Pertamb angan

Perdaga ngan

Jasa-Jasa

Pertania n 1 Correlations Lain-Lain 1.000 -.654 -.657 .435 .266 .644 Perindustrian -.654 1.000 .637 -.475 -.332 -.910 Pertambangan -.657 .637 1.000 -.507 .019 -.722 Perdagangan .435 -.475 -.507 1.000 -.411 .410 Jasa-Jasa .266 -.332 .019 -.411 1.000 .216 Pertanian .644 -.910 -.722 .410 .216 1.000 Covariances Lain-Lain .025 -.047 -.008 .016 .009 .052 Perindustrian -.047 .202 .021 -.049 -.033 -.209 Pertambangan -.008 .021 .006 -.009 .000 -.028 Perdagangan .016 -.049 -.009 .053 -.021 .048 Jasa-Jasa .009 -.033 .000 -.021 .050 .025 Pertanian .052 -.209 -.028 .048 .025 .261 a Dependent Variable: Pendapatan Bunga Kredit


(4)

Lampiran 3. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Scatterplot

Dependent Variable: Pendapatan Bunga Kredi

Regression Standardized Predicted Value

2 1

0 -1

-2

R

eg

res

s

io

n S

tud

en

ti

z

e

d R

es

idu

al

1.5 1.0 .5 0.0 -.5 -1.0 -1.5


(5)

Lampiran 4. Hasil Regresi Berganda (Uji F dan Uji t)

Regression

Variables Entered/Removed(b)

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method 1

Lain-Lain, Perindustria

n, Pertambang

an, Perdaganga

n, Jasa-Jasa, Pertanian(a)

. Enter

a All requested variables entered.

b Dependent Variable: Pendapatan Bunga Kredit

Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson 1 .983(a) .966 .866 .104948869 1.839

a Predictors: (Constant), Lain-Lain, Perindustrian, Pertambangan, Perdagangan, Jasa-Jasa, Pertanian

b Dependent Variable: Pendapatan Bunga Kredit

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. Regressio

n .635 6 .106 9.602 .097(a) Residual .022 2 .011

1

Total .657 8

a Predictors: (Constant), Lain-Lain, Perindustrian, Pertambangan, Perdagangan, Jasa-Jasa, Pertanian


(6)

Lanjutan Lampiran 4. Hasil Regresi Berganda (Uji F dan Uji t)

Coefficients(a)

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig. (Constant) .002 .046 .038 .973 Pertanian -.615 .511 -.457 -1.204 .352 Pertamban

gan -.005 .075 -.014 -.065 .954 Perindustria

n 1.417 .449 1.299 3.156 .087 Perdagang

an .152 .229 .154 .663 .575 Jasa-Jasa -.108 .223 -.106 -.485 .675 1

Lain-Lain .052 .159 .067 .328 .774 a Dependent Variable: Pendapatan Bunga Kredit