pandangan ini menjadi faktor dominan dalam penilaian kualitas kredit namun memiliki tujuan yang sama yaitu untuk meminimalisasi resiko atas persetujuan kredit
dan kredit NPL di kemudian hari. Demikian juga halnya dengan PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk.,
yang memiliki peran sebagai financial intermediary dan memiliki komitmen utama untuk menyalurkan kredit kepada masyarakat namun tetap menerapkan risk
management secara lebih pruden, agar tetap memiliki kualitas kredit yang baik. Untuk itu PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk. dituntut semakin jeli
menentukan target market kreditnya untuk memperkecil resiko kredit dari penurunan kualitas kredit dengan harapan dapat terhindar dari kredit NPL.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka dirumuskan masalah sebagai berikut: “
Apakah portofolio kredit kredit retail, middle, dan wholesale akan berpengaruh terhadap Non Performing Loan NPL pada PT. Bank Negara Indonesia Persero
Tbk. Kantor Wilayah 01 Medan secara parsial maupun simultan.
1.3. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh portofolio kredit kredit retail, middle, dan wholesale terhadap
Non Performing Loan NPL pada PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk. Kantor Wilayah 01 Medan baik secara parsial maupun simultan.
Universitas Sumatera Utara
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah: 1.
Bagi akademisi sebagai bahan kajian ilmiah dan menambah referensi bagi dunia ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan manajemen keuangan khususnya
dalam menganalisis pengaruh portofolio kredit terhadap profitabilitas perbankan. 2.
Bagi perusahaan, yaitu: a
Sebagai bahan masukan bagi manajemen PT. Bank Bank Negara Indonesia Persero Tbk. dalam mengambil keputusan, khususnya yang berkaitan
langsung dengan portofolio kredit. b
Untuk mengetahui pengaruh portofolio kredit terhadap profitabilitas perusahaan.
3. Selain itu peneliti berharap agar hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan berarti bagi penelitian-penelitian selanjutnya demi mengembangkan ilmu
pengetahuan baik secara umum maupun khusus terhadap ilmu pengetahuan yang dijadikan dasar penelitian ini.
1.5. Kerangka Pemikiran
Portofolio adalah investasi paling sedikit dua aset di mana investor akan memilihnya, Margaretha 2007. Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 yang
dimaksud dengan kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam
meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk
Universitas Sumatera Utara
melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian keuntungan. Dengan demikian portofolio kredit bank meliputi kumpulan
jenis-jenis atas dasar berbagai kategori kredit yang disalurkan oleh Bank. Bank sebagai organisasi bisnis telah menjadi alat dan sarana penunjang
likuiditas usaha, sebagai konsekuensinya bank dituntut untuk menjadi organisasi bisnis yang proper dan prudent di dalam penyaluran dananya dalam bentuk kredit.
Hal ini telah disadari benar oleh masyarakat sebab fungsi usaha bank selain sebagai financial intermediary, juga merupakan agent of development yakni memiliki
kewajiban untuk menunjang upaya pemerataan pembangunan nasional. Dengan demikian fungsi usaha bank sebagai source of funds dan lending function harus
seimbang demi terciptanya proper banking. Kredit bank menurut kualitas pada hakikatnya didasarkan atas resiko
kemungkinan menurut bank terhadap kondisi dan kepatuhan nasabah dalam memenuhi kewajiban-kewajiban untuk membayar bunga, mengangsur serta melunasi
pinjamannya kepada bank. Jadi unsur utama dalam menentukan kualitas tersebut adalah waktu pembayaran bunga, pembayaran angsuran dan pelunasan pokok
pinjaman. Penurunan kualitas kredit dikategorikan kedalam kredit Non Performing Loan NPL yakni berada pada posisi kurang lancar substandard, diragukan
doubtful, dan kategori macet loss, Rivai 2006. Kenyataan menunjukkan bahwa kredit bermasalah merupakan bagian dari
loan portofolio dari sebuah bank, namun pemberian kredit yang sukses adalah bank
Universitas Sumatera Utara
yang mampu mengelola kredit bermasalah problem loan pada suatu tingkat yang wajar dan tidak menimbulkan kerugian pada bank.
Kredit bermasalah menggambarkan situasi di mana persetujuan pengembalian kredit mengalami resiko kegagalan, bahkan menunjukkan kepada bank akan
memperoleh rugi yang potensial. Oleh karena itu pendekatan praktis bagi bank dalam pengelolaan kredit bermasalah didasarkan kepada premise bahwa lebih dini
penentuan potesial problem loan akan lebih banyak peluang atau alternatif koreksi atau prospek pencegahan kerugian bank. Untuk mencapai ini, bank harus mampu
untuk: 1.
Menentukan kredit bermasalah itu sendiri dengan melakukan identifikasi sebab- sebab dari kredit bermasalah serta menemukannya.
2. Merumuskan strategi dan evaluasi berbagai pilihan yang ada dan melakukan
pendekatanpembicaraan dengan nasabah. 3.
Mengidentifikasi dan memanipulasi biaya-biaya problem loan dan memperkecil tanggung jawab, kemudian lakukan atau implementasikan problem loan strategy,
Rivai 2006.
Universitas Sumatera Utara
Secara lengkap, kerangka pemikiran yang diajukan dalam penelitian ini disajikan pada gambar berikut:
WHOSALE
MIDDLE
NPL
RETAIL
Gambar 1.1. Kerangka Konsep
1.6. Hipotesis