BAGIAN IV : MASA DEMOKRASI TERPIMPIN DAN EKONOMI TERPIMPIN Thn 1959-1965
Peranan BNI dalam masa itu tidak berubah, bahkan bertambah sejalan dengan berkembangnya perekonomian pemerintah. Organisasi BNI semakin
membengkak karena disamping bertambahnya kantor cabang, yang tahun 1960 hanya 29 cabang bertambah menjadi 274 pada tahun 1965, begitu pula jumlah
pegawai tahun 1960 berjumlah 1.805 pegawai menjadi 5.897 pegawai pada tahun 1965. Pada tahun 1960 kantor cabang Tokyo dibuka dan tahun 1963 dibuka
kantor cabang Hongkong, pada dekade ini BNI sudah mempelopori penggunaan komputer dalam industri perbankan dan pada tahun 1962 dan tahun 1963 BNI
telah tercatat mempelopori perdagangan uang dan modal dengan mengeluarkan obligasi BNI. Dilain pihak perkembangan BNI pada dekade ini dalam kondisi
yang sangat sulit, hal ini tidak terlepas dari kondisi politik yang terjadi saat itu, dimana dominasi Partai Komunis Indonesia PKI cukup besar dalam
pemerintahan, sehingga BNI tidak terlepas dari kondisi itu. Sejalan dengan berakhirnya dominasi PKI, dengan kerja keras dan ketekunan para pegawai BNI
dapat terhindar dari ujian yang berat tersebut. Pada tahun 1965 berdasarkan penetapan presiden No. 8, No. 13 dan No. 171965Juncto Surat Keputusan
Menteri Urusan Bank Sentral. No. Kep 665UBS65 tanggal 30 Juli 1965 diadakan pengintegrasian bank-bank pemerintah menjadi Bank Tunggal dengan
nama Bank Negara Indonesia BNI. 1.
Bank Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit I 2.
Bank Koperasi Tani dan Nelayan menjadi Bank Negara Indonesia Unit II 3.
Bank Negara Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit III
Universitas Sumatera Utara
4. Bank Umum Negara menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV
5. Bank Tabungan Negara menjadi Bank Negara Indonesia Unit V
Sedangkan Bank Dagang Negara dan Bank Pembangunan Indonesia tetap menggunakan nama sebelumnya.
BAGIAN V : MASA ORDE BARU Tahun 1966-1983
Setelah melewati masa ujian dan tragedi nasional yaitu pemberontakan G 30 S PKI, pemerintah mulai menata kembali perekonomiannya termasuk sektor
perbankan. Sesuai dengan UU No. 17 tahun 1968 Bank Negara Indonesia statusnya kembali menjadi bank umum dan berubah dengan nama Bank Negara
Indonesia 1946, dengan tugas utama pembiayaan dalam sektor industri. Pada periode ini direksi melakukan konsolidasi disegala bidang baik konsolidasi dalam
sektor organisasi maupun dalam aktifitas usahanya. Tahun 1971 dibuka perwakilan di New York dan London hal ini sejalan dengan perkembangan dunia
usaha dan perkembangan para nasabah yang memerlukan pelayanan international trade. Pada dekade ini para direksi mempunyai wawasan yang jauh kedepan,
dimana pada tahun 1974 BNI mulai berani menerima para pegawai baru dengan standart Strata – 1 dan dididik kembali yang bekerja sama dengan Lembaga
Manajemen Universitas Indonesia dengan program pengelola kredit nasabah PKN selama 1 tahun. Pada saat itu kebijaksanaan ini merupakan terobosan dan
banyak disangsikan keberhasilannya oleh bank-bank pesaing lainnya, namun kenyataannya program tersebut merupakan pondasi yang sangat mendukung
keberhasilan BNI sampai saat ini. Karena mendidik sumber daya manusia tidak dapat dilakukan dengan jangka pendek. Kebijaksanaan ini berlangsung sampai
dengan angkatan ke XXII yaitu tahun 1982, sehingga pembinaan SDM BNI sudah
Universitas Sumatera Utara
dimulai jauh sebelum adanya himbauan pemerintah untuk peningkatan kwalitas SDM.
BAGIAN VI : MASA DEREGULASI Tahun 1983-1992