perlindungan  upah  dan  kesejahteraan,  syarat-syarat  kerja  serta  perselisihan  yang timbul tetap menjadi tanggung jawab perusahaan Y.
Kecenderungan  suatu  perusahaan  untuk  memperkerjakan  karyawan dengan  sistem  outsourcing  ,  pada  umumnya  dilatarbelakangi  oleh  strategi
perusahaan  untuk  melakukan  efisiensi  biaya  produksi.  Dengan  menggunakan sistem  outsourcing  tersebut,  pihak  perusahaan  berusaha  untuk  menghemat
pengeluaran dalam membiayai sumber daya manusia yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.
4
B. Sejarah Hukum Ketenagakerjaan yang Mengatur Outsourcing di Indonesia
Berdasarkan  hukum  ketenagakerjaan,  istilah  outsourcing  sebenarnya berusumber  dari  ketentuan  yang  terdapat  dalam    Pasal  64  Undang-Undang
Ketenagakerjaan,  yang  menyatakan  adanya  suatu  perjanjian  kerja  yang  dibuat antara  pengusaha  dengan  tenaga  kerja,  di  mana  perusahaan  tersebut  dapat
menyerahkan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lainnya melalui perjanjian pemborongan pekerjaan atau penyedia jasa pekerja  yang dibuat secara
tertulis. Dalam praktiknya ketentuan tentang penyediaan jasa pekerja yang diatur dalam  peraturan  tersebut  akhirnya  memunculkan  istilah  outsourcing  dalam  hal
ini  maksudnya  menggunakan  sumber  daya  manusia  dari  pihak  di  luar perusahaan.
5
4
Adrian Sutedi, Hukum Perburuhan, h. 217.
5
Adrian Sutedi, Hukum Perburuhan, h.217.
Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1601 b diatur adanya pengakuan  terhadap  perjanjian  pemborongan  pekerjaan.  Menurut  Pasal  1601  b
tersebut  outsourcing  disamakan  dengan  perjanjian  pemborongan  sehingga pengertian outsourcing adalah suatu perjanjian di mana pemborong  mengikatkan
diri  untuk  membuat  suatu  kerja  tertentu  bagi  pihak  lain  yang  memborongkan dengan menerima bayaran tertentu dan pihak yang lain memborongkan pekerjaan
kepsda pihak pemborong dengan bayaran tertentu.
6
Pada intinya dari kedua peraturan di atas menyatakan bahwa  outsourcing boleh diterapkan di Indonesia dengan pelaksanaan yang sesuai dengan ketentuan
yang  berlaku  dan  dapat  memberikan  kepastian  hukum  pelaksanaan  outsourcing yang dalam waktu bersamaan memberikan perlindungan pekerja.
Penerapan  outsourcing  di  Indonesia  hingga  saat  ini  memang  masih merupakan  hal  yang  tidak  disukai  tapi  masih  dibutuhkan  bagi  masyarakat
Indonesia sehingga sering timbul pro dan kontra dari masyarakat. Tentunya, jika dilihat dari maraknya unjuk rasa  yang dilakukan para pekerja dapat disimpulkan
pihak  pro-outsourcing  adalah  para  pengusaha  sedangkan  pihak  kontra- outsourcing adalah para pekerjaburuh. Unjuk rasa dari serikat pekerja mayoritas
menyampaikan kepada pemerintah untuk menghapuskan  outsourcing dari sistem kerja  di  Indonesia  dan  ada  juga  pekerja  outsourcing  yang  menuntut  untuk
dijadikan pekerja tetap di suatu perusahaan.
7
6
Iftida Yasar, Apakah Benar Outsourcing Bisa Dihapus?, h.20.
7
Iftida Yasar, Apakah Benar Outsourcing Bisa Dihapus?, h.33-34.
C. Pengaturan Outsourcing di Indonesia