Tujuan Perlindungan Hukum Bagi pekerja Outsourcing : Hak-Hak Bagi Pekerja

3 Perlindungan ekonomis, yaitu suatu jenis perlindungan yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk meberikan kepada pekerjaburuh suatu penghasilan yang cukup guna memenuhi keperluan sehari-hari baginya dan keluarganya, termasuk dalam hal pekerjaburuh tidak mampu bekerja karena sesuatu diluar kehendaknya. Perlindungan jenis ini biasanya disebut dengan jamian sosial. 1

B. Tujuan Perlindungan Hukum Bagi pekerja Outsourcing :

Perlindungan kerja dan syarat-syarat kerja bagi pekerja outsourcing dalam perusahaan sekurang-kurangnya sama dengan pekerja pada perusahaan pemberi kerja tersebut. Hal ini berguna agar terdapat perlakuan yang sama terhadap pekerja outsourcing maupun pekerja dalam perusahaan pemberi kerja karena pada hakikatnya bersama-sama untuk mencapai tujuan yang sama, sehingga tidak ada lagi syarat kerja, upah, dan perlindungan kerja yang lebih rendah. 2 Perlindungan hukum pekerja outsourcing diterapkan untuk melindungi para pekerjaburuh outsourcing dari kesewenang-wenangan pihak pemberi kerjapengusaha. Dengan menegakkan perlindungan hukum, hak-hak pekerja outsourcing tetap terjamin pada saat masa kerja dan ketika perusahaan pemberi kerja tidak lagi memberikan pekerjaan borongan atau penyediaan jasa pekerjaburuh kepada suatu perusahaan outsourcing yang lama karena habis masa kontrak dan memberikan pekerjaan tersebut kepada perusahaan outsourcing yang baru. 1 Zaeni Asyhadie, Hukum Kerja,Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2008, h. 86. 2 Adrian Sutedi, Hukum Perburuhan, Jakarta : Sinar Grafika, 2009, h.221. Dengan demikian, maka selama pekerjaan yang diperintahkan untuk dikerjakan masih ada dan berlanjut, perusahaan penyedia jasa baru tersebut harus melanjutkan kontrak kerja yang telah ada sebelumnya, tanpa mengubah ketentuan yang ada dalam kontrak, tanpa persetujuan pihak-pihak yang berkepentingan, kecuali perubahan untuk meningkatkan keuntungan bagi pekerjaburuh karena bertambahnya pengalaman dan masa kerjanya.

C. Hak-Hak Bagi Pekerja

Hak adalah sesuatu yang harus diberikan seseorang sebagai akibat dari kedudukan atau status dari seseorang, sedangkan kewajiban adalah suatu prestasi baik berupa benda atau jasa yang dilakukan oleh seseorang karena kedudukan atas statusnya. 3 Hak bagi pekerja pada dasarnya adalah salah satu hak asasi manusia. Setiap manusia berhak untuk memiliki standar kehidupan yang layak, yang menjangkau hak atas kesehatan, hak atas perumahan, hak atas pendidikan, dan lain-lain. Setiap pekerja memiliki hak-hak yang jaminan perlindungannya tercantum dalam berbagai aturan hukum nasional dan internasional, yaitu : 1. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 27 ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Selain itu pada Pasal 28 H ayat 3 Undang-Undang Dasar 1945 mengatakan pula bahwa setiap orang 3 Darwin Prints, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Bandung : Citra Aditya Bakti, 2000, h.22. berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat. Sehingga kedua pasal pada konstitusi kita mencerminkan bahwa negara mempunyai kewajiban untuk memberikan jaminan sosial kepada seluruh warga negaranya. 2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan : a. Hak memiliki kesempatan yang sama tanpa diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan Pasal 5; b. Hak memperoleh perlakuan yang sama tanpa diskriminasi dari pengusaha Pasal 6; c. Hak memperoleh danatau meningkatkan danatau mengembangkan kompetensi kerja sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan melalui pelatihan kerja Pasal 11; d. Hak memiliki kesempatan yang sama untuk mengikuti pelatihan kerja sesuai dengan bidang tugasnya Pasal 12 ayat 3; e. Hak memperoleh pengakuan kompetensi kerja setelah mengikuti pelatihan kerja yang diselenggarakan lembaga pelatihan kerja pemerintah, lembaga pelatihan kerja swasta atau pelatihan di tempat kerja Pasal 18 ayat 1; f. Hak untuk memilih, mendapatkan atau pindah pekerjaan dan memperoleh penghasilan yang layak di dalam atau di luar negeri Pasal 31; g. Hak pekerjaburuh perempuan untuk memperoleh istirahat selama satu setengah bulan sebelum saatnya melahirkan dan satu setengah bulan sesudah melahirkan menurut perhitungan dokter kandungan atau bidan Pasal 82 ayat 1; h. Hak pekerjaburuh perempuan yang mengalami keguguran kandungan untuk memperoleh istirahat satu setengah bulan atau sesuai dengan surat keterangan dokter kandungan atau bidan Pasal 82 ayat 2; i. Hak untuk menggunakan waktu istirahat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 79 ayat 2 huruf b,c dan d, Pasal 80 dan Pasal 82 dengan mendapat upah penuh Pasal 84; j. Hak untuk memperoleh perlindungan atas : 1 Keselamatan kerja; 2 Moral dan kesusilaan; dan 3 Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama Pasal 86 ayat 1; k. Hak untuk memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan Pasal 88 ayat 1; l. Hak memperoleh jaminan social tenaga kerja Pasal 99 ayat 1; m. Hak untuk membentuk dan menjadi anggota serikat pekerjaburuh Pasal 104 ayat 1; n. Hak untuk mengadakan mogok kerja yang dilakukan secara sah, tertib dan damai sebagai akibat gagalnya perundingan Pasal 137; 3. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja : a. Hak atas jaminan sosial tenaga kerja Pasal 3 ayat 2; b. Hak menerima jaminan kecelakaan kerja bagi pekerjaburuh yang tertimpa kecelakaan kerja Pasal 8 ayat 1; c. Hak untuk menerima jaminan kematian yang diberikan kepada keluarga pekerjaburuh, bila pekerjaburuh meninggal dunia bukan akibat kecelakaan kerja Pasal 12 ayat 1; d. Hak untuk memperoleh jaminan pemeliharaan kesehatan bagi pekerjaburuh berikut dengan suami atau isteri dan anak Pasal 16 ayat 1; e. Hak atas jaminan hari tua karena faktor usia pensiun 55 lima puluh lima tahun, cacat tetap total atau beberapa alasan lainnya Pasal 14 dan Pasal 15; 4. Pasal 29 ayat 2 Permenakertrans No.19 Tahun 2012 : a. Hak atas cuti apabila telah memenuhi syarat masa kerja; b. Hak atas jaminan sosial; c. Hak atas tunjangan hari raya; d. Hak istirahat paling singkat 1 satu hari dalam 1 satu minggu; e. Hak menerima ganti rugi dalam hal hubungan kerja diakhiri oleh perusahaan penyedia jasa pekerjaburuh sebelum perjanjian kerja waktu tertentu berakhir bukan karenan pekerja; f. Hak atas penyesuaian upah yang diperhitungkan dari akumulasi masa kerja yang dilalui; dan g. Hak-hak lain yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan danatau perjanjian kerja sebelumnya. 5. Hak-hak pekerjaburuh outsourcing juga tertuang dalam perjanjian internasional yaitu Pasal 22-25 Universal Declaration of Human Right UDHR a. Article 22 Everyone, as a member of society, has the right to social security and is entitled to realization, through national effort and international co- operation and in accordance with the organization and resources of each State, of the economic, social and cultural rights indispensable for his dignity and the free development of his personality. b. Article 23 1. Everyone has the right to work, to free choice of employment, to just and favorable conditions of work and to protection against unemployment. 2. Everyone, without any discrimination, has the right to equal pay for equal work. 3. Everyone who works has the right to just and favorable remuneration ensuring for himself and his family an existence worthy of human dignity, and supplemented, if necessary, by other means of social protection. 4. Everyone has the right to form and to join trade unions for the protection of his interests. c. Article 24 Everyone has the right to rest and leisure, including reasonable limitation of working hours and periodic holidays with pay. d. Article 25 1. Everyone has the right to a standard of living adequate for the health and well-being of himself and of his family, including food, clothing, housing and medical care and necessary social services, and the right to security in the event of unemployment, sickness, disability, widowhood, old age or other lack of livelihood in circumstances beyond his control. 2. Motherhood and childhood are entitled to special care and assistance. All children, whether born in or out of wedlock, shall enjoy the same social protection. 6. International Covenant On Economic And Social Cultural Rights ICESCR a. Article 6 The States Parties to the present Covenant recognize the right to work, which includes the right of everyone to the opportunity to gain his living by work which he freely chooses or accepts, and will take appropriate steps to safeguard this right. b. Article 7 The States Parties to the present Covenant recognize the right of everyone to the enjoyment of just and favourable conditions of work which ensure, in particular: a Remuneration which provides all workers, as a minimum, with: 1 Fair wages and equal remuneration for work of equal value without distinction of any kind, in particular women being guaranteed conditions of work not inferior to those enjoyed by men, with equal pay for equal work; 2 A decent living for themselves and their families in accordance with the provisions of the present Covenant; b Safe and healthy working conditions; c Equal opportunity for everyone to be promoted in his employment to an appropriate higher level, subject to no considerations other than those of seniority and competence; d Rest, leisure and reasonable limitation of working hours and periodic holidays with pay, as well as remuneration for public holidays. Dapat dilihat bahwa pengaturan tentang jaminan perlindungan bagi pekerjaburuh telah diatur secara tegas dalam Undang-Undang Dasar 1945, dan Undang-Undang Ketenagakerjaan. Jaminan perlindungan hukum dan pemberian hak-hak bagi pekerja outsourcing telah juga diatur dalam Permenakertrans No,19 Tahun 2012. Kemudian konvensi internasional ICESCR memuat ketentuan HAM di bidang ekonomi, sosial, dan budaya secara lebih luas dan komprehensif dibandingkan UDHR. Hak-hak yang diatur di ICESCR adalah hak atas pekerjaan, hak atas kondisi pekerjaan yang sesuai dengan keinginan, hak untuk membentuk dan bergabung dengan serikat pekerja, hak atas jaminan sosial, hak atas standar hidup yang layak, hak untuk menikmati kesehatan fisik dan mental, hak atas pendidikan, dan hak untuk ikutserta dalam pendidikan budaya. 4 Maka, secara yurudis sudah terdapat kepastian hukum atas perlindungan hak-hak pekerja, termasuk pekerjaburuh outsourcing.

D. Peran Pemerintah dalam Melindungi Hak-Hak Pekerja Outsourcing