dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kelaliman .” Qs. Al
An’aam [6]: 82, para sahabat Rasulullah SAW merasa susah hati karenanya dan mereka berkata, “Lalu siapakah diantara kami yang
keimanannya tidak tercampur dengan kezaliman?” Maka Rasulullah SAW bersabda, “Bukan itu maksudnya, tidaklah kalian mendengar ucapan
Lukman kepada anaknya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah
benar-benar kezaliman yang besar. ” QS. Lukman [31]: 13.
Status Hadist: Shahih: Al Bukhari 31 dan Muslim 124
2
Surat ini terdiri dari 34 ayat, dan surat ini dinamakan surat Luqman yaitu di ambil dari ayat 12, yang pada ayat tersebut disebutkan bahwa Luqman
telah diberi nikmat berupa hikmah dan ilmu pengetahuan, oleh karena itulah Luqman bersyukur kepada Allah atas nikmat yang telah diberikan kepada
Luqman. Sehingga pada ayat 13-19 terdapat nasihat-nasihat Luqman terhadap anaknya.
Ayat ini juga menjadi isyarat dari Allah SWT supaya setiap orang tua melakukan pula terhadap anaknya, baik itu anak kandung sendiri ataupun
anak didik seperti halnya yang dilakukan Luqman.
3
b. Biografi Luqman Al-Hakim
Luqman adalah nama seseorang yang selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT dan merenungkan alam yang ada disekelilingnya, sehingga ia
mendapat kesan yang mendalam. Demikian juga dengan renungan Luqman terhadap kehidupan ini, sehingga terbukalah baginya rahasia hidup ini dengan
memperoleh hikmah dari Allah SWT. Hikmah adalah kesan yang mendalam dalam jiwa manusia dalam melihat
pergantian antara suka dan dukanya kehidupan, melihat kebahagiaan yang dicapai setelah mentaati segala perintah Allah, dan melihat celaka yang
dihadapi orang-orang yang melanggar segala perintah Allah. Orang yang ahli
2
Muhammad Nashiruddin Al Albani, Derajat Hadis-Hadis Tafsir Ibnu Katsir, Jakarta: Pustaka Azzam, 2008, Cet. I, Jil. 2, h. 765.
3
Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Tafsirnya, Yogjakarta: Universitas Islam Indonesia,
1995, Jil. VII, h. 618.
hikmah disebut “al-hakim”. Oleh karena itulah Luqman dikenal dengan sebutan “Luqman al-Hakim”.
4
Banyak perbedaan pendapat tentang asal usul Luqman. Ada yang mengatakan bahwa Luqman berasal dari bangsa negro Sudan, Mesir Hulu,
hidup selama beribu tahun dan berjumpa dengan Nabi Dawud sehingga Nabi Dawud banyak menimba ilmu dari Luqman. Ada yang berpendapat bahwa
Luqman adalah seorang Nabi, namun ada juga yang membantah dengan mengatakan bahwa Luqman hanyalah seorang ahli hikmah.
Perihal pekerjaan Luqman pun diperselisihkan, ada yang mengatakan sebagai qadhi kaum bani Israil, sebagai tukang jahit, sebagai pengembala
kambing, dan sebagai tukang kayu. Namun bisa saja kesemua pekerjaan itu pernah dilakukan oleh Luqman, karena usia Luqman mencapai 1000 tahun.
Luqman juga mempunyai seorang anak yang juga diperselisihkan oleh para ulama. Ada yang mengatakan anak Luqman bernama Tsaran, Masykam,
An’am, Asykam, dan Matan. Anak dan istri Luqman pada mulanya kafir. Tetapi Luqman selalu memberi pendidikan dan pengajaran kepada anak dan
istrinya sampai keduanya beriman dan menerima ajaran tauhid yang diajarkan Luqman.
5
c. Surat ‘Abasa
Ditinjau degi perurutan turunnya merupakan surat yang ke-24 yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Surat ini turun sesudah surat an-
Najm dan sebelum surat al-Qadr. Dan jumlah ayatnya dalam surat ini ada 42 ayat.
Surat ini disepakati sebagai surat Makkiyyah. Namanya yang paling populer adalah surat
„Abasa cemberut. Tema yang dibahas dalam surat ini menurut Ibn ‘Asyur sebagaimana yang dikutip dalam Tafsir al-Misbah
adalah pengajaran kepada Nabi Muhammad SAW untuk membandingkan peringkat-peringkat kepentingan agar tidak mendahulukan sesuatu yang pada
4
Hamka, Tafsir Al-Azhar, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1984, h. 114.
5
Armai Arief, Reformulasi Pendidikan Islam, Jakarta: CRSD Press, 2005, Cet. I, h. 182- 183.
mulanya lebih penting daripada yang lainnya atau sama pentingnya dengan yang lainnya. Surat ini juga mengisyaratkan perbedaan keadaan kaum
musyrikin yang berpaling dari petunjuk agama Islam dengan kaum muslimin yang memberi perhatian besar terhadap ajaran agama Islam.
Al-Aufi meriwayatkan, dari Ibnu Abbas sebagaimana yang dikutip dalam Tafsir Al-
Misbah, “Ia Muhammad bermuka masam dan berpaling, ketika seorang buta mendatanginya.” Ketika Rasulullah SAW menyambut
kedatangan para pembesar Quraisy yang bernama Atabah bin Rabi’ah, Abu
Jahal bin Hisyam, dan Al Abbas bin Abdul Muthalib. Rasulullah SAW sangat berharap agar mereka mau masuk ke dalam agama Islam. Lalu pada saat
Rasulullah SAW sedang berbicara dengan para pembesar Quraisy, datang kepada Nabi Muhammad SAW seseorang yang buta bernama Abdullah bin
Ummi Maktum.
6
Kemudian Ummi Maktum berkata, “Wahai Rasulullah,
ajarkanlah kepadaku apa yang diajarkan Allah SWT kepadamu.” Kemudian Ummi Maktum menyeru Rasulullah, namun ia tidak tahu bahwa Rasulullah
sedang sibuk dengan para pembesar Quraisy, sehingga tampak ketidaksenangan di wajah Rasulullah SAW karena pembicaraannya jadi
terganggu. Oleh karena itu Rasulullah SAW bermuka masam dan berpaling dari Ibnu Ummi Maktum.
7
Setelah Rasulullah SAW selesai berbicara dengan para pembesar Quraisy.
Beliau kembali ke keluarganya. Allah SWT lalu memegang sebagian pandangannya dan memukul pelan kepalanya, kemudian turun ayat, “Dia
Muhammad bermuka masam dan berpaling. Karena telah datang seorang buta kepadanya. Tahukah kamu barangkali ia ingin
membersihkan dirinya dari dosa. Atau dia ingin mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya?
” QS. ‘Abasa [80]: 1-4. Ketika ayat tersebut telah turun, Rasulullah SAW
memuliakannya dan bertanya, “Apa yang Engkau inginkan? Apa ada yang Engkau inginkan?
” Lalu turun ayat, “Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup. Maka kamu melayaninya. Padahal tidak ada celaan atasmu
kalau dia tidak membersihkan diri beriman. ” QS. ‘Abasa [80]: 5-7.
6
Muhammad Nashiruddin Al Albani, Derajat Hadis-Hadis Tafsir Ibnu Katsir, Jakarta: Pustaka Azzam, 2008, Cet. I, Jil. 3, h. 650.
7
Al Qurthubi, Tafsir Al Qurthubi, Jakarta: Pustaka Azzam, 2009, Jil. 20, Cet. I, h. 87.