16
Beberapa pandangan yang dikemukakan oleh ulama semasa al- Syatibi, para pemikir-pemikir pembaharuan dalam Islam dan
cendikiawan-cendikiawan muslim akhir-akhir ini memberikan gambaran awal bahwa al-Syatibi merupakan salah seorang ulama
yang telah meletakan dasar pengembangan pemikiran hukum Islam, Ushul fiqh.
7
B. Maqashid Syari’ah menurut al-Syatibi
1. Pengertian Maqashid Syari’ah
Maqashid al- Syari’ah secara lughawi bahasa, terdiri dari dua
kata yakni maqashid dan syari’ah. Maqashid merupakan bentuk
jama’ dari kata maqshid yang berarti tujuan.
8
Secara akar bahasa, maqashid berasal dari kata
دصق qashada, دصْقي
yaqshidu, اًدْصق qashdan, yang berarti Tujuan, Maksud, dan
Sengaja
.9
Sedangkan syari’ah adalah peraturan-peraturan yang di ciptakan
Allah atau diciptakan pokok-pokoknya, agar manusia berpegang
7
Asafri Jaya Bakri, Konsep Maqashid Syari’ah menurut al-Syatibi, h. 31.
8
Lihat Hans Wehr, a dictionary of modern written arabic,J. Milton Cowan ed new york, spoken english service, 1976, h. 767
9
Ahmad Warson Munawwir, al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia, Surabaya: Penerbit Pustaka Progressif, 1997, cet. 14, h. 1123.
17
padanya dalam melakukan hubungan dengan Tuhan, saudara sesama muslim, saudara sesama manusia, alam semesta dan kehidupan.
10
Pada mulanya, istilah syariat mempunyai arti yang luas, tidak hanya berarti fikih dan hukum, tetapi mencakup pula akidah dan
segala yang diperintahkan Allah, menaati-Nya, beriman kepada rasul-rasul-Nya, kitab-kitab-Nya, hari pembalasan dan segala sesuatu
yang membuat seseorang menjadi muslim sejati.
11
Maqashid Syari ’ah secara istilah adalah tujuan-tujuan syariat
Islam yang terkandung dalam setiap aturannya. Imam al-Syatibi mengungkapkan tentang syari’ah dan fungsinya bagi manusia seperti
ungkapannya dalam kitab al-Muwafaqat :
ه ه نيدلا يف م حلاصم مايق يف ع اشلا دصاقم قيقحتل تعض .... ةعي شلا
اعم ايندلا
“Sesungguhnya syariat itu ditetapkan bertujuan untuk tegaknya mewujudkan kemashlahatan manusia di dunia dan Akhirat”.
12
Menurut al-Syatibi, Allah menurunkan Syariat aturan hukum untuk mengambil kemaslahatan dan menghindari kemadharatan
jalbul mashalih wa dar’u al-mafasid. Dengan bahasa lebih mudah,
10
Mahmud Syaltut, Islam Akidah dan Syariah, jakarta, pustaka amani, 1966, Cet.III, h. 5.
11
Hamka haq, Al-Syatibi Aspek Teologis Konsep Maslahah dalam Kitab al- Muawafaqat, t.t, Erlangga, 2007, Cet.I, h.14.
12
Al-Syatibi, Al-Muwafaqat fi Ushul al-Ahkam,Beirut, Ibrahim ibn Musa al- Maliki, t.t Jilid I, h. 3.
18
aturan-aturan hukum yang Allah tentukan hanya untuk kemaslahatan manusia itu sendiri.
13
al-Syatibi membagi maslahat ini pada tiga bagian penting yaitu dharuriyyat
primer, hajiyyat
sekunder dan
tahsiniyyat pelengkap.
14
Pertama daruriyyat yaitu sesuatu yang harus ada demi kelangsungan hidup manusia, jika tidak ada makakehidupan manusia
akan hancur. kedua hajiyyat sesuatu yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup manusia jika tidak ada manusia tak akan hancur
tapi mengalami
kesulitan, ketiga
tahsiniat sesuatu
yang memperindah atau melngkapi.
15
Penulis melihat maqashid syari’ah dimaknai tujuan Allah dan
Rasul-Nya dalam membuat hukum Islam. Tujuan ini bisa diketahui dalam Al-
Qur’an dan Sunnah sebagai alasan kuat bagi rumusan satu hukum yang mempunyai visi pada kemaslahatan manusia.
2. Dasar Maqashid Syari’ah