Hasil Penelitian yang Relevan Kerangka Berpikir

b. Apersepsi yaitu guru memberikan uraian singkat untuk mengarahkan perhatian siswa kepada materi yang akan diajarkan. c. Presentasi yaitu guru menyajikan bahan dengan cara memberikan ceramah atau menyuruh sisa membaca bahan yang telah disiapkan dari buku teks tertentu atau yang ditulisguru sendiri. d. Resitasi yaitu guru bertanya dan siswa menjawab sesuai dengan bahan yang dipelajari atau siswa disuruh menyatakan kembali dengan kata-kata sendiri resitasi tentang pokok-pokok permasalahan yang telah dipelajari.

D. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan didukung oleh beberapa hasil penelitian sebelumnya. Penelitian Ciswandi 2008 yang berjudul “Pembelajaran Kooperatif Model SNH Structured Number Head untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa”, menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar matematika siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif model SNH lebih tinggi daripada peningkatan hasil belajar matematika siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. 62 Penelitian Muhammad Nur 2008 yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Metode Jigsaw Terhadap Motivasi Berprestasi Matematika Siswa Di MTs. Sa’adatul Mahabbah Pondok Cabe Udik Pamulang”, menunjukkan bahwa rata-rata motivasi berprestasi matematika siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif metode jigsaw lebih tinggi dari pada motivasi berprestasi matematika siswa yang menggunakan metode ekspositori. 63 62 Ciswandi, “Pembelajaran Kooperatif Model SNH Structured Number Head untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa”, Skripsi Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Jakarta, 2008, h. 59 63 Muhammad Nur, “Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Metode Jigsaw Terhadap Motivasi Berprestasi Matematika Siswa Di MTs. Sa’adatul Mahabbah Pondok Cabe Udik Pamulang”, Skripsi Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Jakarta, 2008, h. 50 Penelitian Novi Faizaty 2009 yang berjudul “Pengaruh Strategi Pembelajaran Generatif Terhadap Motivasi Belajar Matematika Siswa”, menunjukkan bahwa skor rata-rata motivasi belajar siswa yang belajar menggunakan strategi pembelajaran generatif lebih tinggi dari pada skor rata- rata motivasi belajar siswa yang belajar tidak menggunakan strategi pembelajaran generatif. 64

E. Kerangka Berpikir

Belajar merupakan suatu hal yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan. Kehidupan manusia selalu diiringi dengan proses belajar, kapan dan dimana pun. Dengan proses belajar tersebut diharapkan terjadi perubahan-perubahan tingkah laku pada diri manusia. Di dalam proses pembelajaran yang terjadi di sekolah-sekolah hasilnya terkadang tidak memuaskan yakni tidak sesuai seperti yang diharapkan khususnya pembelajaran matematika. Hal ini terjadi karena siswa merasa tidak senang, takut untuk belajar matematika, dan mereka menganggap bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit. Sehubungan dengan hal ini ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi pembelajaran, baik itu yang berasal dari luar individu maupun dari dalam individu. Salah satu faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah motivasi. Motivasi perlu ditumbuhkembangkan didalam proses belajar karena rendahnya motivasi belajar siswa menyebabkan kurangnya keefektifan pembelajaran. Untuk itu guru sebagai fasilitator harus mampu membangkitkan motivasi siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar salah satunya tergantung dari model pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Cara guru menciptakan suasana kelas akan berpengaruh terhadap reaksi yang ditampilkan oleh siswa dalam proses belajar. Oleh karena itu guru dituntut untuk dapat menggunakan 64 Novi Faizaty, “Pengaruh Strategi Pembelajaran Generatif Terhadap Motivasi Belajar Matematika Siswa”, Skripsi Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Jakarta, 2009, h. 58 metode-metode pembelajaran yang efektif dan efisien sehingga siswa dapat menerima pelajaran dengan mudah dan dapat berperan aktif. Dengan demikian diharapkan tujuan-tujuan pembelajaran dapat tercapai. Model pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih aktif dalam belajar adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang berorientasi pada kerja kelompok. Dalam matematika, pembelajaran kooperatif akan dapat membantu para siswa meningkatkan sikap positif siswa dalam matematika. Para siswa secara individu membangun kepercayaan diri terhadap kemampuannya untuk menyelesaikan masalah-masalah matematika, sehinga akan mengurangi bahkan menghilangkan rasa cemas terhadap matematika yang banyak dialami para siswa. Pembelajaran kooperatif menekankan pada kehadiran teman sebaya yang berinteraksi antar sesamanya sebagai sebuah tim dalam menyelesaikan atau membahas suatu masalah atau tugas. Pentingnya hubungan antar teman sebaya di dalam ruang kelas tidaklah dapat dipandang remeh. Dorongan teman untuk mencapai prestasi akademik yang baik adalah salah satu faktor penting dari pembelajaran kooperatif. Para siswa termotivasi belajar secara baik, siap dengan pekerjaannya, dan menjadi penuh perhatian selama jam pelajaran. Salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif adalah tipe SNH Structured number head. Dalam kerja kelompok tipe SNH ini lebih ditekankan kepada pembagian tugas masing-masing anggota kelompok, setiap anggota memiliki tugas masing-masing. Sehingga dalam kelompok tersebut siswa benar-benar belajar dan bertanggung jawab terhadap tugas yang dipikulnya. Pembelajaran ini mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka. Dengan demikian model pembelajaran kooperatif tipe SNH ini dianggap efektif, sehingga motivasi belajar siswa akan lebih baik. Karena SNH hanya salah satu variasi atau tipe pembelajaran kooperatif, maka semua prinsip dasar pembelajaran kooperatif melekat pada tipe ini. Ini berarti dalam SNH ada saling ketergantungan positif antar siswa, ada tanggung jawab perseorangan, serta ada komunikasi antar anggota kelompok. Pelibatan siswa secara kolaborarif dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama ini memungkinkan SNH dapat meningkatkan motivasi belajar matematika.

F. Hipotesis Penelitian