d. Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi.
Dalam pembelajaran matematika di sekolah, meskipun ditempuh pola induktif, tetapi tetap bahwa generalisasi suatu konsep haruslah bersifat
deduktif. Kebenaran konsistensi tersebut mempunyai nilai didik yang sangat tinggi dan amat penting untuk pembinaan sumber daya
manusia dalam kehidupan sehari-hari.
B. Motivasi Belajar
1. ............................................................................................ Peng
ertian motivasi belajar
Dalam kehidupan, sering didapatkan banyak manusia yang melakukan pekerjaan yang gigih dan banyak pula yang santai, bahkan
tidak sedikit yang tidak berbuat apapun. Manusia berbeda-beda dalam melewati setiap detik kehidupan. Perbedaan perilaku manusia dalam
menyikapi waktu tersebut merupakan gejala-gejala kejiwaan yang menarik perhatian. Dalam kajian psikologi, “sesuatu yang terdapat
dibalik dilakukannya sebuah sikap atau perilaku manusia adalah sesuatu yang dikenal dengan istilah motivasi.”
21
Istilah motivasi berasal dari bahasa latin movere yang bermakna bergerak, istilah ini bermakna mendorong, mengarahkan tingkah laku
manusia. Motivasi dapat juga dikatakan “serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin
melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu.”
22
Motivasi tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan seseorang sebagai organisme yang hidup dalam melakukan suatu perbuatan. Setidaknya
motivasi berhubungan dengan kebutuhan mempertahankan hidup.
21
Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, Jakarta:
Prenada Media Group, 2008, cet ke-III, h. 177
22
Sardiman. A. M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajagrafindo
Persada, 2008, h.75
Motivasi adalah “sesuatu daya yang menjadi pendorong seseorang bertindak, dimana rumusan motivasi menjadi sebuah kenyataan nyata dan
merupakan muara dari sebuah tindakan.”
23
Apabila suatu kebutuhan dirasakan mendesak untuk dipenuhi, maka motif dan daya penggerak menjadi aktif. Motif yang telah menjadi
aktif inilah yang disebut motivasi. Menurut M. Utsman Najati dalam Abdul Rahman Shaleh, 2008, motivasi adalah “kekuatan penggerak
yang membangkitkan aktivitas pada makhluk hidup, dan menimbulkan tingkah laku serta mengarahkannya menuju tujuan tertentu.”
24
Motivasi merupakan salah satu determinan penting dalam belajar. Motivasi berhubungan dengan arah perilaku, kekuatan respon yakni
usaha setelah belajar siswa memilih mengikuti tindakan tertentu, dan kekuatan perilaku atau beberapa lama seseorang itu terus menerus
berperilaku menurut cara tertentu.
25
Menurut Mc.Donald dalam Sardiman, 2008, motivasi adalah “perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya
feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.”
26
Dari pengertian tersebut mengandung tiga elemen penting, yaitu: a motivasi
mengawali terjadinya energy pada diri setiap individu manusia, b motivasi ditandai dengan munculnya rasafeeling afeksi seseorang, dan
c motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling
mempengaruhi. “Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan
perubahan perilaku. Motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat belajar, arah, dan kegigihan perilaku.”
27
Artinya, perilaku yang
23
Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta: Teraju, 2004, h. 65
24
Abdul Rahman Shaleh, Psikologi…, h. 183
25
Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran…, h. 80
26
Sardiman. A. M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, …, h. 73
27
Agus Suprijono, Cooperative…, h. 163
termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama.
Menurut Winkels dalam Iskandar, 2009, “motivasi belajar merupakan motivasi yang diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar
dengan keseluruhan penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dalam
mencapai satu tujuan.”
28
Motivasi belajar mempunyai peranan penting dalam memberi rangsangan, semangat dan rasa senang dalam belajar
sehingga yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan proses pembelajaran.
Motivasi belajar merupakan “daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah
keterampilan juga pengalaman.”
29
Motivasi mendorong dan mengarah minat belajar untuk untuk tercapai suatu tujuan.
Dari berbagai pengertian motivasi belajar di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa motivasi belajar adalah sesuatu dorongan
yang menggerakkan dan mengarahkan kegiatan belajar siswa untuk mencapai tujuan belajar.
2. ............................................................................................ Mac
am-macam motivasi belajar
Motivasi merupakan dorongan yang ada di dalam individu, tetapi munculnya motivasi yang kuat atau lemah, dapat ditimbulkan oleh
rangkaian luar. Oleh karena itu, secara umum kita dapat membedakan motivasi menjadi dua macam, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi
ekstrinsik. Dalam kegiatan pembelajaran, motivasi intrinsik merupakan
daya dorong siswa untuk terus belajar berdasarkan suatu kebutuhan dan dorongan yang secara mutlak yang
berhubungan dengan aktivitas belajar. Sedangkan motivasi
28
Iskandar, Psikologi Pendidikan Sebuah Orientasi Baru,…, h. 180
29
Martinis Yamin, Strategi…, h. 80
ekstrinsik dalam kegiatan pembelajaran adalah motivasi dari luar diri siswa, baik positif maupun negatif.
30
Alisuf Sabri dalam bukunya menjelaskan bahwa “motivasi intrinsik ialah motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang atau
motivasi yang erat hubungannya dengan tujuan belajar”, sedangkan motivasi ekstrinsik ialah “motivasi yang datangnya dari luar diri
individu, atau motivasi ini tidak ada kaitannya dengan tujuan belajar.”
31
Contoh dari motivasi intrinsik yaitu ingin memahami suatu konsep, ingin memperoleh pengetahuan, dan ingin memperoleh kemampuan,
sedangkan contoh dari motivasi ekstrinsik seperti belajar karena takut pada guru atau karena ingin lulus, ingin memperoleh nilai tinggi, dan
sebagainya yang tidak berkaitan langsung dengan tujuan belajar yang dilaksanakan.
Perlu diketahui bahwa, “siswa yang memiliki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan,
yang ahli dalam bidang studi tertentu.”
32
Namun bukan berarti motivasi ekstrinsik tidak baik dan tidak penting, dalam kegiatan belajar - mengajar
tetap penting. Sebab kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah, dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam proses
belajar - mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik.
Baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik, kedua- duanya dapat menjadi pendorong untuk belajar. “Berbagai penelitian
menunjukkan bahwa motivasi intrinsik bersifat lebih lama dan lebih kuat dibanding motivasi ekstrinsik untuk mendorong minat belajar.”
33
Namun demikian, motivasi ekstrinsik juga bisa sangat efektif karena minat tidak
selalu bersifat intrinsik. Guru yang baik, nilai yang adil dan objektif,
30
Iskandar, Psikologi Pendidikan…, h. 188
31
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman ILmu Jaya, 1996, h. 85