Analisis Kognisi Sosial HASIL PENELITIAN DAN ANALISA
“Sejauh ini masyarakat telah salah menilai Jokowi sebagai orang yang bisa merubah segalanya. Jokowi merupakan orang yang tak becus
sebagai pemimpin dan hanya mengandalkan pencitraan.”
21
Sementara, dinilainya bahwa sosok Jokowi belum bisa memberikan
bukti-bukti keberhasilan atas janji-janjinya. Ketidakberhasilan dari kepemimpinan Jokowi pun menurut Shodiq, sang penulis artikel, menjadi
suatu hal yang urgensi untuk dilakukan, terkait dengan kabar yang menyebar saat itu bahwa Jokowi akan maju sebagai salah satu kandidat RI
1. “Dalam tulisan saya agar tak memilih Jokowi sebagai Presiden agar
tidak sama seperti Keledai yang jatuh di lubang yang sama. Karena kerja Jokowi selama memimpin tak ada yang beres dan kehebatan
Jokowi cuma hasil dari pencitraan.”
22
Urgensi artikel mengenai Jokowi bukan hanya karena sepak terjang kepemimpinan Jokowi yang dinilai gagal, namun juga karena Suara Islam
menilai bahwa ada rencana-rencana lain di balik rencana pencalonan Jokowi sebagai presiden. Hal-hal tersebut menyangkut kepentingan umat muslim.
“Kerja nyata yang dilakukan Jokowi tidak ada, contohnya banjir dan macet malah tambah parah. Apalagi dari sisi Islam, tak akan benar
dengan bekerja sama dengan orang non muslim dengan mengangkat Ahok sebagai wakil untuk memerintah warganya yang mayoritas umat
Islam dan Jokowi-Ahok lebih mementingkan konstitusi dari pada
kitab suci.”
23
“Jokowi merupakan orang yang tak becus sebagai pemimpin dan hanya mengandalkan pencitraan dan dia adalah antek dari kaum
sekuler. Ini terbukti dengan dia tidak bisa mengatasi banjir dan macet serta transportasi publik dan pengangkatan wakil-wakilnya yang
beragama non muslim. Ini menjadi kenyataan ketika Jokowi menjadi Gubernur dan dipasangkan dengan Ahok itu sebagai salah satu cara
membuat Jakarta akan dipimpin oleh seorang non Muslim. Ini sudah
21
Wawancara dengan Shodiq Ramadhan, 5 Febuari 2015.
22
Wawancara dengan Shodiq Ramadhan, 5 Febuari 2015.
23
Wawancara dengan Shodiq Ramadhan, 5 Febuari 2015.
saya wanti- wanti masalah ini dalam tulisan saya “Jangan Jadi
K eledai” dan tulisan teman-teman di Suara Islam bahwa Jokowi akan
menjadi calon presiden untuk menaikkan Ahok sebagai Gubernur.” “Selama ini media sangat mendewakan sosok Jokowi. Kalau suara
Islam, Kita melihat track recordnya selama memimpin dan siapa yang ada di belakangnya. Setelah diteliti, ini menjadi keresahan bagi kami
selaku media Islam. Alangkah bodohnya kita kalau sampai membiarkan publik menganggap sosok Jokowi sebagai dewa
penolong bagi masyarakat Indonesia yang mayoritas adalah umat muslim terbesar di dunia. Jokowi yang selalu berada di belakang
pihak sekuler ini memerintah umat Islam. Contoh sesuatu yang harus dihindari oleh orang Islam adalah mengambil pemimpin dari non
muslim. Tapi apa yang dilakukan Jokowi? Kepemerintahannya selalu mengangkat wakil-wakilnya dan pejabatnya dari non Muslim.
24
Dari kata-kata yang dipakai penulis dalam menggambarkan sosok
Jokowi, bisa dilihat juga kognisi sosial penulis bahwa ia mempunyai sikap yang kurang respek terhadap Jokowi. Hal ini bisa dilihat dari kata-kata ganti
yang digunakan penulis seperti pedagang mebel, Islam abangan, bekas pedagang mebel, bekas Walikota Solo, dan lain sebagainya. Penulis tidak
pernah memakai kata ganti Gubernur DKI Jakarta kepada Jokowi. Dapat ditarik kesimpulan bahwa penulis tidak pernah menganggap Jokowi sebagai
sosok pemimpin Jakarta. Kesimpulan sementara penulis dari hal-hal di atas adalah bahwa Suara
Islam menilai bahwa Jokowi selama ini hanya mengandalkan popularitas dan pencitraan semata, sementara ia belum menunjukan kinerja yang pantas
untuk memimpin Ibu Kota Jakarta, terlebih lagi jika memimpin rakyat Indonesia yang cakupannya jauh lebih luas dan mempunyai masalah yang
lebih kompleks. Jokowi dinilai lebih baik untuk secara totalitas membangun
24
Wawancara dengan Shodiq Ramadhan, 5 Febuari 2015.
kota Solo dan menyelesaikan persoalan-persoalan di sana dan masih kurang pantas untuk dianggap seseorang yang benar-benar memimpin Jakarta.