Teks Analisis Wacana Van Dijk

Berbagai elemen tersebut merupakan suatu kesatuan, saling berhubungan dan mendukung satu sama lainnya. Untuk memperoleh gambaran dari elemen-elemen yang harus diamati tersebut, berikut adalah penjelasannya:  Tematik tema atau topik Tematik merupakan gambaran umum dari suatu teks, yang menggambarkan apa yang ingin diungkapkan wartawan. Topik menunjukkan konsep dominan, sentral, dan paling penting isi suatu berita, yang didukung oleh subtopik. 27  Skematik skema atau alur Teks umumnya mempunyai skema atau alur dari pendahuluan sampai akhir. Alur menunjukan bagaian-bagian dalam teks yang disusun dan diurutkan hingga membentuk suatu arti. Menurut Van Dijk, makna yang terpenting dalam skematik adalah strategi wartawan untuk mendukung topik tertentu yang disampakan dengan urutan tertentu.  Semantik latar, detil, maksud, praanggapan dan nominalisasi Semantik dalam skema Van Dijk dikategorikan sebagai makna lokal local meaning, yakni makna yang muncul dari hubungan antar kalimat, hubungan antar proposisi, yang membangun makna tertentu 27 Eriyanto. Analisis Wacana : Pengantar Analisis Teks Media , Yogyakarta: LKIS Yogyakarta, 2001 hal. 230. dari suatau teks. Analisis wacana memusatkan perhatian pada dimensi teks, seperti makna yang eksplisit maupun implisit. 28 Latar, merupakan bagian berita yang dapat memengaruhi semantik isi yang ingin ditampilkan. Latar menentukan ke arah mana pandangan khalayak akan dibawa. Detil, merupakan informasi-informasi tambahan yang ditampilkan penulis yang dapat mendukung apa yang ingin disampaikannya. Detil yang lengkap dan panjang lebar merupakan penonjolan yang dilakukan dengan sengaja untuk menciptakan citra tertentu kepada khalayak. Maksud. Elemen maksud hampir sama dengan elemen detil. Bedanya, dalam elemen detil informasi yang menguntungkan komunikator akan diuraikan dengan panjang, sedangkan dalam elemen maksud informasi yang menguntungkan komunikator akan diuraikan secara esplisit dan jelas. Sebaliknya, informasi yang merugikan akan diuraikan secara tersamar, implisit, dan tersembunyi. 29 Praanggapan, merupakan pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks dengan memberi premis yang dipercaya kebenarannya.  Sintaksis Bentuk kalimat, koherensi, kata ganti Secara etimologi, kata sintaksis berasal dari kata Yunani sun dengan dan tattein menempatkan. Jadi, kata sintaksis secara etimologi 28 Alex Sobur, Analisis Teks Media, Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009 h. 78. 29 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, Yogyakarta: LKIS, 2001, h. 240 berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat Pateda, 1994: 85. Ramlan Pateda, 1994:85 mengatakan, “sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa dan frase.” 30 . Dibawah ini beberapa elemen sintaksis: Bentuk Kalimat, merupakan segi sintaksis yang berhubungan dengan prinsip kausalitas, dengan melihat susunan subjek yang menerangkan dan predikat yang diterangkan. Koherensi, merupakan pertalian atau jalinan antar kata atau kalimat dalam teks. Koherensi menggambarkan bagaimana peristiwa dihubungkan atau dipandang saling terpisah oleh wartawan. Kata Ganti, merupakan kata yang digunakan sebagai alat untuk memposisikan komunikator dalam sebuah wacana.  Stilistik leksikon Pusat perhatian Stilistika adalah style, yaitu cara yang digunakan seseorang pembicara atau penulis untuk menyatakan maksudnya dengan menggunakan bahasa sebagai sarana. Dengan demikian style bisa diterjemahkan sebagai gaya bahasa Sudjiman, 1993:13. Di dalam stilistik terdapat elemen leksikon. Leksikon, merupakan pemilihan kata di antara berbagai pilihan kata yang tersedia. Misalnya kata „meninggal’ yang dapat ditulis dengan kata lain seperti mati, tutup usia, dan lain-lain. 30 Alex Sobur, Analisis Teks Media; Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotika, dan analisis Framing, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009, cet ke-5, h. 80.  Retoris Grafis, Metafora, Ekspresi Strategi dalam level retoris di sini adalah gaya yang diungkapkan ketika seseorang berbicara atau menulis. Gaya bahasanya hiperbolik, ironi dan metanomi. Tujuannya adalah melebihkan sesuatu yang positif mengenai diri sendiri dan melebihkan keburukan pihak lawan. 31 Di bawah ini elemen-elemenya. Grafis, merupakan bagian yang ditonjolkan dalam teks, misalnya pemakaian huruf tebal, miring, garis bawah, gambar, caption, tabel, dsb untuk mendukung pesan. Metafora, merupakan kiasan, ungkapan, yang dimaksudkan sebagai bumbu suatu berita. Metafora dapat digunakan wartawan sebagai alasan pembenar atau landasan berpikir terhadap gagasannya dengan menggunakan pepatah, kepercayaan masyarakat, kata-kata kuno, ayat-ayat suci, dan sebagainya. Ekspresi, merupakan elemen yang digunakan untuk meyakinkan pembaca atas peristiwa yang dikonstruksi wartawan.

b. Segi Kognisi Sosial

Tidak hanya membatasi perhatiannya pada struktur teks, Van Dijk juga memperhatikan bagaimana suatu teks diproduksi. Yang ia sebut kognisi sosial, kesadaran mental wartawan yang membentuk teks tersebut. 32 31 Alex Sobur, Analisis Teks Media; Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotika, dan analisis Framing, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009, cet ke-5, h. 83-84 32 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, Yogyakarta: LKIS Yogyakarta, 2001, h. 259-260. Menurut Eriyanto, “wartawan bukanlah robot yang meliput apa adanya, apa yang dilihat. Etika dan moral yang dalam banyak hal berarti keberpihakan pada satu kelompok – umumnya dilandasi keyakinan tertentu – merupakan bagian integral dan tidak terpisahkan dalam membentuk dan mengkonstruksi realitas. Teks sebenarnya tidak memiliki makna tetapi makna tersebut diberikan oleh pemakai bahasa, atau lebih tepatnya proses kesadaran mental dari pemakai bahasa, yang dalam hal ini adalah wartawan. 33 Oleh karena itu, analisis kognisi sosial dibutuhkan untuk mengetahui makna tersembunyi yang digunakan oleh wartawan melalui proses kesadaran mentalnya. Karena wartawan membentuk pemberitaan juga berdasarkan pandangan pribadi. Kejadian atau peristiwa yang sama bisa menjadi pemberitaan yang beda wartawan yang satu dengan yang lainnya.

c. Konteks sosial

Wacana adalah bagian dari wacana yang berkembang dalam masyarakat, sehingga meneliti teks perlu dilakukan penelitian intertekstual dengan meneliti bagaimana wacana tentang suatu hal diproduksi dan dikonstruksi oleh masyarakat. 34 Hal yang diteliti adalah sesuatu yang berkembang di masyarakat, hal yang booming yang memengaruhi keluarnya suatu pemberitaan yang disajikan wartawan. Menurut Van Dijk, dalam analisis mengenai masyarakat ini, ada dua poin yang penting, taitu: kekuasaan power, dan akses acces. 33 Eriyanto. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media Yogyakarta: LKiS Yogyakarta, 2001 hal. 260. 34 Eriyanto, Analisis Wacana,...... hal 271. 1. Kekuasaan Van Dijk mendefinisikan kekuasaan tersebut sebagai kepemilikan yang dimiliki oleh suatu kelompok atau anggotanya. Suatu kelompok untuk mengontrol kelompok atau anggota dari kelompok lain. Kekuasaan ini umumnya didasarkan pada kepemilikan atas sumber-sumber yang bernilai seperti uang, status, dan pengalaman. Selain berupa kontrol yang bersifat langsung dan fisik, kekuasaan itu dipahami oleh Van Dijk, juga berbentuk persuasif; tindakan seseorang untuk secara tidak langsung mengontrol dengan jalan memengaruhi kondisi mental, seperti kepercayaan, sikap, dan pengetahuan. 2. Akses Analisis wacana Van Dijk memberi perhatian yang besar pada akses. Kelompok elit mempunyai akses yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok yang tidak berkuasa. Oleh karena itu, mereka yang lebih berkuasa mempunyai kesempatan lebih besar untuk memengaruhi kesadaran khalayak. Akses yang lebih besar bukan hanya memberi kesempatan untuk mengontrol topik apa dan isi wacana apa yang dapat disebarkan dan didiskusikan kepada khalayak. 35 Lebih lanjut, Ia mengatakan bahwa jika situasi sosial memengaruhi wacana secara langsung, maka orang-orang yang berada pada kondisi sosial yang sama akan berbicara dengan cara yang sama, yang pada kenyataannya tidak seperti itu. Walaupun ada pengaruh sosial terhadap konteks, selalu ada 35 Eriyanto. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media Yogyakarta: LKiS Yogyakarta, 2001, h. 273.