“Jangan Jadi Keledai” Edisi 14 – 28 Febuari 2014
                                                                                media  yang  tergabung  dalam  Jokowi-Ahok  Social  Media  Volunteers JASMEV dan didanai oleh konglomerasi para pengusaha China-Kristen.
Dipaparkan “Menjelang  Pilgub  DKI  Jakarta  lalu,  ratusan  anak  muda
tiap hari bekerja di sebuah gedung di kawasan TB Simatupang. Mereka tergabung  dalam  Jokowi-Ahok  Social  Media  Volunteers  JASMEV.
Operasi mereka di dunia maya, melalui status dan komentar di facebook, twitter, dan kolom-kolom komentar  berbagai media  daring. Hingga kini
operasi dunia maya itu masih berjalan. Konon targetnya hingga Jokowi menjadi  RI-1
”.  “Di  jejaring  sosial  twitter  berseliweran  kabar, pendanaaan  operasi  tim  Jokowi  dibidang  media  ini  didukung  oleh
konglomerasi  para  pengusaha  China-Kristen.  Mereka  adalah  James  T. Riyadi, seorang Evangelis bos Lippo Group”.
Sedangkan  bagian  penutup  dalam  berita  ini  menjelaskan  bahwa prestasi  Jokowi  belum  jelas.  Program  pemerintahannnya  hanyalah
program  lama  yang  ia  teruskan  dan  ia  ganti  nama. Dipaparkan  “  Jauh
sebelumnya,  pada  pertengahan  2013  lalu,  akademisi  Universitas Indonesia,  Iberamsjah,  telah  menilai  sejak  Jokowi  menjabat  sebagai
gubernur DKI Jakarta, belum ada realisasi kerja nyata yang ditunjukan olehnya.
”  “Iberamsjah  menuding  kalau  program-program  unggulan yang  dimiliki  Jokowi  hanyalah  program  lama  atau  program
pemerintahan  sebelumnya  yang  hanya  ia  teruskan  dan  ia  ganti namanya
”.  Paragraf  selanjutnya  memaparkan  agar  warga  DKI  tak memilih  Jokowi  untuk  memimpin  negeri  ini:
“Jadi, untuk  masyarakat Indonesia  terlebih  warga  DKI    Jakarta,  jika  tidak  mau  terperosok  dua
kali  lupakanlah  Jokowi.  Biar  dia  menyelesaikan  tugasnya  dan merealisasikan  janji-janjinya  untuk  membangun  Jakarta  Baru,  yang
bebas dari kemacetan dan kebanjiran ”.
Skema  yang  digunakan  diurutkan  sesuai  dengan  peristiwa,  antara lain  kesalahan  warga  Jakarta  dalam  memilih  Jokowi  pada  Pilgub  2012,
lalu  melambungnya  nama  Jokowi  hasil  dari  pencitraan,  terakhir  hasil kerja  Jokowi  sebagai  Gubernur  belum  jelas  dan  menghimbau  warga
Jakarta khususnya, agar tak memilih Jokowi untuk memimpin negeri ini. c.
Latar Latar dalam pemberitaan “Jangan Jadi Keledai” adalah terpilihnya
Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta 2012 . “Warga DKI Jakarta pada
pemilihan  Gubernur  2012  lalu  rupanya  telah  terperosok.  Mereka  telah memilih pemimpin yang belakang menurut hasil survei kinerjanya sangat
mengecewakan.  Janji-janji  untuk  membuat  Jakarta  baru,  bebas  macet dan bebas banjir ternyata nol besar
” Latar  yang  ingin  ditampilkan  wartawan  pada  pemberitaan  ini
adalah  mengajak  pembaca  terlebih  dahulu  tahu  bahwa  dengan  memilih Jokowi adalah sebuah kesalahan.
d. Detil
Beberapa  teks  yang  ditemukan  sesuai  dengan  elemen  detil  ini adalah  penjelasan  secara  panjang  lebar  mengenai  bagaimana  pencitraan
Jokowi  karena  media  massa .  “Menjelang  Pilgub  DKI  Jakarta  lalu,
ratusan  anak  muda  tiap  hari  bekerja  di  sebuah  gedung  di  kawasan  TB Simatupang.  Mereka  tergabung  dalam  Jokowi-Ahok  Social  Media
Volunteers  JASMEV.  Operasi  mereka  di  dunia  maya,  melalui  status dan komentar di facebook, twitter, dan kolom-kolom komentar berbagai
media  daring.  Hingga  kini  operasi  dunia  maya  itu  masih  berjalan. Konon targetnya hingga Jokowi menjadi RI-1
” Pada  bagian  tersebut  wartawan  menguraikan  pernyataan  secara
panjang dan lebar. Tidak diketahui  secara jelas makna apa  yang hendak disampaikan  kepada  pembaca  jika  tidak  membacanya  secara
keseluruhan.  Tetapi,  jika  dibaca  secara  utuh,  maka  akan  tersampaikan bahwa Jokowi dalam pemilihan Pilgub DKI mengunakan media sebagai
pencitraan dirinya untuk menjadi Gubernur DKI dan targetnya pencitraan ini sampai Jokowi menjadi Presiden.
e. Maksud
Elemen  maksud  dalam  berita  ini  dapat  kita  temukan.  Wartawan mencoba menyampaikan mengenai sosok kepemimpinan Jokowi di DKI
Jakarta  yang  belum  bisa  mengatasi  masalah  Jakarta  agar  tidak  dipilih menjadi  presiden  Indonesia
“71,2  persen  mengaku  kurang  setuju  jika Jokowi maju capres pada 2014,” kata peneliti lembaga survei Nasional
LSN Dipa Pradipta di Hotel Atlet Century, Jakarta, Ahad 922014 ”.
“Yang membuat elektabilitas Jokowi di survei itu naik dan maju menjadi capres itu karena pemberitaan pers media. Kalau kinerja, jangan ditanya
lagi, masih berantakan,” kata guru besar UI Dalam teks tersebut, wartawan secara jelas menjelaskan Jokowi tak
pantas dipilih menjadi presiden dengan hasil kinerjanya di DKI Jakarta.
f. Praanggapan
Bagian  praanggapan  yang  ada  dalam  teks  berita  tersebut  yakni bagian  berita  yang  memaparkan
“Bila  ada  pernyataan  tokoh  yang mengkritik, serta  merta  mereka akan bereaksi.  Sebut  saja  mantan ketua
umum  Muhammadiyah,  Amien  Rais,  yang  habis  dibully  setelah berkomentar  negatif  tentang  Jokowi.  Bagi  mereka  Jokowi  pantang
dikritik, sebab dia adalah „nabi‟.”. Bagian  praanggapan  di  dalam  teks  dibuat  oleh  penulis  untuk
mendukung  pernyataan  yang  dipandang  terpercaya  sehingga  tak  perlu lagi dipertanyakan. Artinya bahwa, Jokowi dianggap masyarakat sebagai
orang suci yang tidak boleh dikritik. g.
Kohersi Beberapa koherensi ditemukan dalam penulisan berita ini.
“Karena kinerjanya  yang  merosot  dan  tak  ada  bukti  riil  dari  janji  kampanye
Jokowi  untuk  mengatasi  banjir  dan  macet  Jakarta,  akhirnya  publik Jakarta  pun  mulai  meragukan  bekas  Wali  Kota  Solo  itu  jika  diusung
menjadi calon presiden Capres ”. Kalimat diatas menggunakan kata dan
yang  saling  menguatkan  kalimat  satu  dan  lainnya.  Penulis  bermaksud menekankan  pada  kinerjanya  buruk,  membuat  masyarakat  mulai
meragukan kemampuannya. “Menurutnya, apabila Jokowi berhasil maju sebagai calon presiden
2014, itu karena Jokowi hanya unggul di pemberitaan media massa setiap harinya.
”. Kata Ganti karena meyatakan hubungan sebab akibat. Penulis bermaksud  jikalau  nanti  Jokowi  benar-benar  menjadi  presiden,
penyebabnya  adalah  keunggulan  Jokowi  dalam  memanfaatkan  media massa.
h. Kata Ganti
Kata  Ganti,  merupakan  kata  yang  digunakan  sebagai  alat  untuk memosisikan  komunikator  dalam  sebuah  wacana.
14
Kata  ganti  yang terdapat di berita ini, yaitu:
  Artinya mayoritas warga Jakarta sudah kecewa dengan lelaki asal Gemolong, Sragen itu.
  Semua  orang  tahu  melambungnya  pengusaha  mebel  itu  adalah karena pencitraan
Kata ganti dalam berita ini terdapat pada kata pedagang mebel dan Lelaki  asal  Gemolong  Sragen  sebagai  kata  ganti  dari  Jokowi.  Penulis
memosisikan  Jokowi  hanya  sebagai  pedagang  mebel  dan  seorang  laki- laki dari desa, dan bukan sebagai Gubernur DKI Jakarta.
i. Leksikon
Leksikon ini merupakan elemen bagaimana seorang wartawan atau penulis melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang
tersedia.  Pemilihan  kata  tersebut  tidak  semata  hanya  kebetulan  saja, tetapi  bisa  jadi  mengandung  unsur  ideologis  yang  menunjukkan
bagaimana pemaknaan seseorang terhadap suatu fakta.
15
Pemilihan kata pada berita ini dapat dilihat sebagai berikut.
14
Alex Sobur, Analisis Teks Media; Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotika, dan analisis Framing, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009, cet ke-5, h. 80.
15
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, Yogyakarta: LKIS, 2001, h. 255
  Sebut saja mantan ketua umum Muhammadiyah Amien Rais yang habis dibully setelah komentar negatif tentang Jokowi.
Kata  bully  memberi  makna  bahwa  Amien  Rais  menuai  berbagai cercaan dari masyarakat.
  Memasuki  tahun  baru  2014,  Jakarta  dilanda  banjir.  Citra  Jokowi seketika hancur lebur.
Dengan  penulis  menggunakan  hancur  lebur,  membuat  seolah-olah citra Jokowi sudah tak bersisa lagi.
  Ada dugaan terdapat bus bekas yang hanya mengalami rekondisi. Kata  rekondisi  dimaksudkan  sebagai  kegiatan  merekayasa  ulang
bus bus bekas menjadi seperti baru untuk membohongi masyarakat.   Menurutnya, selama ini Jokowi tercitrakan baik dalam pemberitaan
sehingga membius masyarakat. Kata  membius  bisa  diartikan  Jokowi  membuat  masyarakat  tidak
bisa berpikir dengan akal sehat. j.
Grafis Unsur grafis yang muncul dalam
pembeitaan “Jangan Jadi Keledai” ini di antaranya muncul gambar kartun binatang keledai di bagian paling
atas  berita,  di  sebelah  judul.  Gambar  ini  dimaksudkan  sebagai  ilustrasi yang  sesuai  dengan  judul  berita.  Wajah  keledai  tersebut  digambarkan
dengan  ekspresi  yang  bodoh.  Dari  hal  ini,  pembuat  berita  bermaksud menyampaikan  pesan  agar  warga  Jakarta  tidak  menjadi  seperti  keledai,
yang lekat dengan image bodoh.
Di  bawah  judul,  ada  foto  spanduk  bertuliskan  JOKOWI  CAPRES BANJIR.  Dimaksudkan  penulis  untuk  menggambarkan  kekecewaan
warga  Jakarta  terhadap  penanganan  masalah  banjir  oleh  Jokowi. Kemudian  di  tengah  halaman,  terdapat  foto  banyak  anak  muda  di  suatu
ruangan  yang  sedang  terlihat  bekerja.  Gambar  ini  untuk  mendukung pernyataan penulis bahwa ratusan anak muda  yang menggabungkan diri
ke  dalam  Jokowi-Ahok  Social  Media  Voulenteers  JASMEV  untuk mendukung Jokowi menjadi Gubernur.
Sedangkan  unsur  grafis  yang  muncul  dalam  teks,  yakni  data  yang menunjukkan  angka  penurunan  kepuasan  masyarakat  Jakarta  atas
kepemimpinan Jokowi, dan naiknya angka ketidaksetujuan Jokowi maju menjadi Capres akibat kinerjanya  yang berantakan dan prestasinya  yang
belum  jelas,  yang  ditulis  dengan  huruf  tebal,  serta  penandaan  caption yang  bertuliskan
„Jokowi  Capres  Banjir’  dan  „Jokowi  Capres  Jalan Rusak
’. k.
Metafora Metafora  adalah  bentuk  pengungkapan  pesan  melalui  kiasan  atau
ungkapan.  Metafora  ini  dimaksudkan  sebagai  ornamen  atau  bumbu  dari suatu  berita.
16
Metafora  merupakan  pemakaian  kata  bukan  dengan  arti sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau
perbandingan.
17
16
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,  Yogyakarta: LKIS, 2001, h. 259
17
Yandianto,  Kamus Umum Bahasa Indonesia, Bandung: M2s, 2000, h. 359
Metafora  dalam  berita  ini  pada  tulisan,  “Tapi  dengan  hiruk-pikuk mobil SMK itu sekarang Jokowi telah melambung namanya dan  menjadi
Gubernur Jakarta ”.
Tabel 7 Kerangka Analisis Data “Jangan Jadi Keledai”
Struktur Wacana
Elemen Keterangan
Stuktur Makro  TopikTema Lead
Super Struktur Skematik
Skema -
Diawali dengan judul berita
-
Lead berita
-
Story:
1. kesalahan  warga  Jakarta  dalam  memilih
Jokowi pada Pilgub 2012.
2. Melambungnya  nama  Jokowi  hasil  dari
pencitraan.
3. Hasil  kerja  Jokowi  sebagai  Gubernur
belum  jelas  dan  menghimbau  warga Jakarta  Khususnya  agar  tak  memilih
Jokowi untuk memimpin negeri ini.
Struktur Mikro
Semantik Latar
Paragraf 2 Detil
Paragraf 8 Maksud
Paragraf 4  14 Praanggapan
Paragraf 9 Struktur
Mikro Sintaksis
Kohersi -
Karena kinerjanya yang merosot dan tak ada bukti  riil  dari  janji  kampanye  Jokowi  untuk
mengatasi  banjir  dan  macet  Jakarta  akhirnya publik  Jakarta  pun  mulai  meragukan  bekas
Wali  Kota  Solo  itu  jika  diusung  menjadi calon presiden Capres. 3
- Menurutnya,  apabila  Jokowi  berhasil  maju
sebagai  calon  presiden  2014,  itu  karena Jokowi  hanya  unggul  di  pemberitaan  media
massa setiap harinya. 13
Kata ganti -
Lelaki asal Gemolong, Sragen. 2 -
Pengusaha mebel 7 -
bekas Wali Kota Solo 3 Struktur
Mikro Stilistik
Leksikon -
Bully -
Rekondisi -
Hancur lebur -
Membius
S truktur
Mikro Retoris
Grafis -
Gambar kartun keledai, foto spanduk bertulis „Jokowi  Capres  Banjir’  dan  foto  aktifitas
anak muda di dalam ruangan.
- Data  yang  menunjukan  penurunan  ketidak-
puasan  kepemimpinan  Jokowi  di  DKI  dan data  yang  menunjukan  tingginya  penolakan
Jokowi sebagai Capres.
- Tanda  petik  pada  tulisan  Jokowi  Capres
Banjir dan Jokowi Capres Jalan Rusak. -
Penebalan  huruf  pada  kata  „kinerja berantakan
’  dan  „Jokowi  prestasinya  belum jelas
’. Metafora
- Lembaga  Survei  Cyrus  Network  bahkan
menyebutnya sebagai Capres setengah dewa. -
Tapi  dengan  hiruk-pikuk  mobil  SMK  itu sekarang  Jokowi  telah  melambung  namanya
dan  menjadi Gubernur Jakarta.
                