Harta yang menunggu adalah harta yang akan diterima oleh ahli waris, tetapi karena satu-satunya ahli waris yang akan menerimaharta itu tidak
diketahui di mana ia berada.
3. Ahli Waris
Ahli waris adalah orang yang berhak mewarisi harta peninggalan pewaris, yakni anak kandung, orang tua, saudara, ahli waris pengganti pasambei, dan orang
yang mempunyai hubungan perkawinan dengan pewaris janda atau duda. Selain itu dikenal juga anak angkat, anak tiri, dan anak luar kawin, yang biasanya
diberikan bagian harta warisan dari ahli waris bila para ahli waris membagi harta warisan di antara mereka. Selain itu, biasa juga diberikan harta dari pewaris, baik
melalui wasiat maupun melalui hibah.
40
b. Penetapan Harta Warisan
Penetapan harta peninggalan seseorang yang telah meninggal dunia sebagai harta warisan terlebih dahulu memenuhi ketentuan sebagaimana berlaku dalam
ungkapan hukum adat sossora, yaitu apabila seseorang telah meninggal dunia dan mempunyai utang, maka didahulukan pembayaran utangnya kemudian diselesaikan
penyelenggaraan pemakaman jenazahnya. Sesudah jenazah pewaris dikuburkan, maka ditunaikan wasiat pewaris. Ungkapan hukum adat sassora diatas,
menunjukkan bahwa dalam harta peninggalan seseorang masih terkait dengan hak-
40
H. Zainudin Ali, loc.cit, hal. 6
45
hak orang lain sehingga sebelum harta peninggalan seseorang dibagi oleh ahli warisnya, terlebuh dahulu diselesaikan secara berurut hal – hal sebagai berikut.
1 Melunasi Utang Pewaris 2 Mengeluarkan Biaya Pengurusan Jenazah
3 Menunaikan
Wasiat Pewaris
c. Asas- Asas Hukum Waris Adat
1. Asas Ketuhanan dan Pengendalian Diri Asas ketuhanan dan pengendalian diri, yaitu adanya kesadaran bagi para ahli waris
bahwa rezeki berupa harta kekayaan manusia yang dapat dikuasai dan dimiliki merupakan karunia dan keridhaan Tuhan atas keberadaan harta kekayaan.
2. Asas Kesamaan dan Kebersamaan Hak Asas kesamaan dan kebersamaan hak, yaitu setiap ahli waris mempunyai
kedudukan yang sama sebagai orang yang berhak untuk mewarisi harta peninggalan pewarisnya, seimbang antara hak dan kewajiban tanggung jawab bagi setiap ahli
waris untuk memperoleh harta warisan. 3. Asas Kerukunan dan Kekeluargaan
Asas kerukunan dan kekeluargaan, yaitu para ahli waris mempertahankan untuk memelihara hubungan kekerabatan yang tenteram dan damai, baik dalam
46
menikmati dan memanfaatkan harta warisan tidak terbagi maupun dalam menyelesaikan pembagian harta warisan terbagi.
4. Asas Musyawarah dan Mufakat Asas musyawarah dan mufakat, yaitu para ahli waris membagi harta warisannya
melalui musyawarah yang dipimpin oleh ahli waris yang dituakan dan bila terjadi kesepakatan dalam pembagian harta warisan, kesepakatan itu bersifat tulus ikhlas
yang dikemukakan dengan perkataan yang baik yang keluar dari hati nurani pada setiap ahli waris.
5. Asas Keadilan Asas keadilan, yaitu para ahli waris membagi harta warisannya melalui
musyawarah yang dipimpin oleh ahli waris yang dituakan dan bila terjadi kesepakatan dalam pembagian harta warisan, kesepakatan itu bersifat tulus ikhlas
maupun bagian sebagai bukan ahli waris, melainkan bagian jaminan harta sebagai anggota keluarga pewaris.
41
3. Hukum Waris Eropa BW