Pewaris Harta Warisan Hukum kewarisan di Indonesia

Hukum waris adat adalah proses penerusan dan peralihan kekayaan materiil dan immateriil dari turunan ke turunan. 35 b. Soepomo Hukum adat waris memuat peraturan –peraturan yang mengatur proses meneruskan serta mengoper barang-barang benda dan barang-barang yang tidak berwujud benda immateriele goederen dari suatu angkatan manusia generatie kepada turunannya. 36 ng immaterial dari seseorang yang telah eninggal dunia kepada ahli warisnya. 37 ara Republik Indonesia terdiri atas : a pewaris, b harta warisan, dan c ahli waris. c. Soerojo Wignjodipoero Hukum adat waris meliputi norma-norma hokum yang menetapkan harta kekayaan baik yang bersifat meteriil maupun ya m

a. Unsur – unsur Hukum Waris Adat

Unsur – unsur hukum waris adat masyarakat yang mendiami neg

1. Pewaris

35 Betrand Ter Harr, Asas-asas dan Susunan Hukum Adat. Terjemahan K. Ng. Soebakti Poesponoto . Surabaya: Fajar, 1953, hal. 197. 36 Soepomo, Bab-bab tentang Hukum Adat, Cetakan ke-13, Jakarta:Pradnya Paramita, 1993, hal. 79. 37 Soerojo Wignjodipoero. Pengantar dan Asas-Asas Hukum Adat. Cet. Ke-8, Jakarta: Haji Masagung, 1989, hlm. 161. 42 Pewaris adalah orang yang telah meninggal dunia dan meninggalkan sesuatu yang dapat beralih kepada keluarganya yang masih hidup, baik keluarga melalui hubungan kekerabatan, perkawinan maupun keluarga melalui persekutuan hidup dalam rumah tangga. Pengalihan harta kepada keluarga yang disebutkan terakhir ini, biasanya bersifat jaminan keluarga yang diberikan oleh ahli waris melalui pembagiannya. Oleh karena itu, yang tergolong sebagai pewaris adalah : a orang tua ayah dan ibu , b saudara – saudara yang belum berkeluarga atau yang sudah erkeluarga tetapi tidak mempunyai keturunan, dan c suami atau istri yang an yang ditinggalkan oleh seseorang yang meni gal d en Donggala yang menetapkan harta bawaan atau b meninggal dunia.

2. Harta Warisan

Harta warisan adalah harta kekaya ng unia kepada ahli warisnya. Harta warisan itu terdiri atas : 1. Harta Bawaan atau Harta Asal Harta bawaan atau harta asal adalah harta yang dimiliki seseorang sebelum kawin dan harta itu akan kembali kepada keluarganya bila ia meninggal tanpa anak, Sebagai contoh, Putusan Pengadilan Agama dan Pengadilan Negeri Kabupat harta asal kembali kepada keluarga si pewaris bila ia meninggal tidak mempunyai anak, yaitu 38 : 38 Putusan pengadilan diambil dari registrasi Pengadilan Agama dan Pengadilan Negeri Kabupaten Donggala tahun 1990-1993. H. Zainudin Ali, op.cit, hal. 4 43 1 Maryam versus Husen cs, putusan penetapan harta bawaan Nomor 79Pdt.G1993PA. Palu, 28 Juli 1993 sus Erna Djempa, putusan Nomor 46Pdt. G1992PN. arang nai harta bersama, yaitu: 1993; s Husen cs, putusan penetapan harta bersama Nomor runannya. Sebagai contoh, Harta pusaka tinggi diminang, suku Kaili, alat rumah tangga, alat dapur dan semacamnya. 39 4. Harta yang Menunggu 2 Marcopolo cs ver Palu, 29 Maret 1993. 2. Harta Perkawinan Harta bersama dalam perkawinan adalah harta yang diperoleh dari hasil usaha suami-istri selama dalam ikatan perkawinan waramp sibalireso. Sebagai contoh dapat disebut putusan Pengadilan Agama dan Pengadilan Negeri Kabupaten Donggala menge 1 Abbas cs versus Drs. Damir Thalib, putusan penetapan harta bersama Nomor 38Pdt.G1993PA. Palu, 15 Juli 2 Maryam versu 79Pdt.G1993PA. Palu, 28 Juli 1993. 3. Harta Pusaka Harta pusaka yang disebut mbara-mbara nimana adalah harta warisan yang hanya diwariskan kepada ahli waris tertentu karena sifatnya tidak terbagi, melainkan hanya dinikmatidimanfaatkan bersama oleh semua ahli waris dan ketu pakaian adat perkawinan 39 Ibid. 44 Harta yang menunggu adalah harta yang akan diterima oleh ahli waris, tetapi karena satu-satunya ahli waris yang akan menerimaharta itu tidak diketahui di mana ia berada.

3. Ahli Waris