Uji Asumsi Klasik Analisis pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), pendidikan, dan pengangguran terhadap kemiskinan di Provinsi Banten Tahun 2009-2012

67 Dasar penolakan Hο adalah dengan menggunakan pertimbangan probabilitas Cross section random. Jika probabilitas Cross section α=0,05 maka Hο diterima, artinya model yang digunakan adalah Random Effect.

3. Uji Asumsi Klasik

Model regresi yang baik adalah model regresi yang menghasilkan estimasi linier tidak bias Best Linear Unbias EstimatorBLUE. Kondisi ini akan terjadi jika dipenuhi beberapa asumsi, yang disebut dengan asumsi klasik. Yang termasuk dalam uji asumsi klasik adalah sebagai berikut :

a. Uji Normalitas

Menurut Shochrul dkk 2011:42, Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah error term terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas hanya digunakan jika jumlah observasi adalah kurang dari 30, untuk mengetahui apakan error term mendekati distribusi normal. Jika jumlah observasi lebih dari 30, maka tidak perlu dilakukan uji normalitas. Sebab, distribusi sampling error term telah mendekati normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan Uji Jarque-Berra JB Test .

b. Uji Multikolinearitas

Menurut Wing Wahyu 2007:5.1, multikolinearitas adalah kondisi adanya hubungan linier antar variabel independen. Karena melibatkan beberapa variabel independen, maka multikolinearitas 68 tidak akan terjadi pada persamaan regresi sederhana yang terdiri atas satu variabel dependen dan satu variabel independen. Menurut Shochrul dkk 2011:35, multikolinearitas berarti adanya hubungan linier yang sempurna atau pasti, diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi. Ada atau tidaknya multikolinearitas dapat diketahui atau dilihat dari koefisien korelasi masing-masing variabel bebas. Jika koefisien korelasi masing-masing variabel bebas lebih besar dari 0,8 maka terjadi multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Shochrul dkk 2011:36, heteroskedastisitas merupakan keadaan yang dimana semua gangguan yang muncul dalam fungsi regresi populasi tidak meiliki varians yang sama. dalam data panel Masalah heteroskedastisitas dapat dilihat dengan terlebih dahulu mengestimasi model ke GLS Cross-section weight, kemudian dengan membandingkan Sum Squared Resid pada Weight statistic dengan Sum Squared Resid pada Unweight Statistic. Jika Sum Squared Resid pada Weight Statistic lebih kecil dari Sum Squared Resid pada Unweight Statistic, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

d. Uji Autokolerasi

Autokorelasi adalah hubungan antara residual satu observasi dengan residual observasi lainnya. Autokorelasi lebih mudah timbul pada data yang bersifat runtut waktu, karena berdasarkan sifatnya, data masa sekarang dipengaruhi oleh data pada masa-masa 69 sebelumnya. Meskipun demikian, tetap dimungkinkan autokorelasi dijumpai pada data yang bersifat antarobjek cross section. Autokorelasi dapat berbentuk autokorelasi positif dan autokorelasi negatif. Dalam analisis runtut waktu, lebih besar kemungkinan terjadi autokorelasi positif karena variabel yang dianalisis biasanya mengandung kecenderungan meningkat. Wing Wahyu, 2007:5.24. Cara untuk memeriksa ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan Uji Durbin-Watson. Uji D-W adalah salah satu uji yang banyak dipakai untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi. Hampir semua program statistik sudah menyediakan fasilitas untuk menghitung nilai d yang menggambarkan koefisien D-W. nilai d akan berada dikisaran 0 hingga 4.

4. Pengujian Statistik Analisis Regresi