Pada tabel 4.1 menunjukan terjadinya peningkatan penduduk miskin di beberapa kota di Provinsi Banten pada tahun 2010 dan pada tahun berikutnya
kembali menurun, walaupun begitu perbedaan persentase angka kemiskinan di setiap daerah yang cukup besar dapat memicu kecemburuan sosial dan konflik antar daerah
yang berdampak pada kembalinya peningkatan jumlah penduduk miskin di Provinsi Banten.
3. Produk Domestik Regional Bruto di Provinsi Banten
Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi suatu wilayahprovinsi dalam satu periode tertentu ditunjukkan oleh data Produk Domestik
Regional Bruto PDRB. PDRB adalah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha ekonomi suatu
wilayah dalam satu periode. Unit ekonomi yang dimaksud mencakup kegiatan pertanian, pertambangan, industri pengolahan, listrik, gas dan air bersih,
perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, serta jasa-jasa. PDRB juga dapat digunakan untuk
mengetahui potensi ekonomi di suatu wilayah dalam periode tertentu. Berikut data PDRB atas harga konstan 2000 di Provinsi Banten :
8
Tabel 4.2 PDRB Provinsi Banten Atas Dasar Harga Konstan 2000 Miliar Rupiah Tahun 2009-
2012
Kabupaten Kota 2009
2010 2011
2012 kab.Pandegelang
4032.4 4321.1
4547.85 4803.37
kab.lebak 3895.5
4152.2 4387.62
4607.59 kab.tanggerang
17382.1 18549.1
19725.85 20951.89
kab.serang 6850.9
7135.1 7536.1
7920.12 kota tanggerang
27562.5 29402.9
31414.1 33428.91
kota cilegon 16246.8
17111.2 18228.29
19470.57 kota serang
2678.3 2884.2
3110.51 3330.16
kota tanggerang seelatan 4947.9
5378.3 5823.83
6303.48
Sumber : BPS Banten Tabel 4.2 diatas menunjukkan PDRB di Kabupatenkota di Provinsi Banten
tahun 2009-2012 menunjukkan angka yang fluktuatif untuk masing-masing kabupaten dan kota di Provinsi Banten. PDRB menunjukkan kondisi perekonomian
di masing-masing kabupatenkota di Provinsi Banten terjadi kesenjangan ekonomi yang relatif besar antara daerah maju dan daerah tertinggal.
4. Tingkat Pendidikan
Kelompok penduduk usia 7-18 tahun kelompok usia sekolah adalah kelompok penduduk usia produktif, sebagai sumber daya pembangunan yang
seharusnya memiliki pendidikan dan keterampilan yang memadai untuk mendapatkan pekerjaan yang layak nantinya sehingga mendapatkan penghidupan
yang layak. Oleh karena itu, dianggap penting untuk melihat kemajuan indikator ini. Berikut presentase jumlah penduduk yang menamatkan pendidikan SMP di Provinsi
Banten tahun 2009-2012 :
Tabel 4.3 Persentase penduduk yang menamatkan pendidikan menegah pertama SMP Provinsi
Banten Tahun 2009-2012
u p
t 65
15,11 16,81
17,62 kab.lebak
12,2 11,99
13,01 13,03
kab.tanggerang 19,84
22,77 21,62
23,67 kab.serang
19,35 17,48
22,00 19,86
kota tanggerang 20,04
21,69 23,38
21,01 kota cilegon
21,21 21,26
20,45 23,30
kota serang 17,75
17,34 16,36
17,79 kota tanggerang seelatan
16,77 17,68
18,75 19,48
Sumber : BPS Banten Tabel 4.3 di atas menunjukan peningkatan persentase penduduk yang
menamatkan pendidikan menegah pertama SMP di setiap daerahnya menujukan bahwa adanya indikasi kebijakan pemerintah wajib belajar 9 tahun telah
berhasil,walaupun ada beberapa daerah yang mengalami penurunan pada tahun 2010 yaitu kab.Lebak dan kab.Serang dan kembali meningkat pada tahun berikutnya.
5. Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Banten