8
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pada penderita ISK yang dilakukan tindakan kateterisasi yang dapat menimbulkan resiko tinggi terkena infeksi bakterial Gram-negatif.
2.1.3 Etiologi Suharyanto, 2009
Infeksi saluran kemih disebabkan oleh mikroorganisme patogen misalnya bakteri Escherichia coli, Streptococcus, Pseudomonas.
Faktor risiko yang umum pada ISK adalah ketidakmampuan atau kegagalan kandung kemih untuk mengosongkan isinya secara sempurna serta
penurunan daya tahan tubuh dan peralatan yang dipasang pada saluran perkemihan seperti kateter dan prosedur sistoskopi.
2.1.4 Manifestasi Klinis
Suharyanto, 2009 Tanda dan gejala yang behubungan dengan ISK bervariasi. Separuh dari
penderita ISK yang ditemukan adanya bakteri dalam urin bakteriuriatetapi tidak menunjukkan adanya gejala asimtomatik.
Gejala tipikal infeksi saluran kemih adalah nyeri dan rasa panas ketika berkemih disuria, frekuensi berkemih meningkat dan terdesak ingin berkemih
urgency, sulit berkemih dan disertai kejang otot pinggang stranguria, rasa nyeri dengan keinginan mengosongkan kandung kemih meskipun telah kosong
tenesmus, kecenderungan sering buang air kecil pada malam hari nokturia, dan kesulitan memulai berkemih prostatismus.
2.1.5 Pemeriksaan Diagnostik Suharyanto,2009
Kultur urin: untuk menentukan kriteria infeksi Cara perhitungan pertumbuhan koloni pada plate yaitu jumlah koloni pada
plate dikalikan 1000. Bila bakteri 1000mL dinyatakan kontaminasi, bila jumlah bakteri 10
3
-10
4
mL kemungkinan kontaminasi, bila jumlah bakteri 10
4
-10
5
mL dinyatakan kemungkinan infeksi dan bila jumlah kuman 10
5
mL dinyatakan infeksi. Kass, 1957
Pemeriksaan urinalisis: adanya hematuria dan leukosituria Urogram Intravena IVP, sitoskopi, USG.
9
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.1.6 Penatalaksanaan Grace,2006
Pada penderita ISK perlu diketahui penyebab yang mendasar terjadinya infeksi dan pengobatan dengan antibiotika yang sesuai berdasarkan hasil kultur
urin. Pemberian asupan cairan yang banyak dan pemberian kalium sitrat dapat menghilangkan disuria. Pada penderita ISK bagian atas, epididimo-orkitis dan
prostatitis, dapat dilakukan terapi antibiotik seperti ciprofloxacin, gentamicin,
cefotaxime, cotrimoxazole secara intravena. Pada penderita cystitis dan ISK bagian bawah tanpa komplikasi, apabila terjadi infeksi berulang harus
meningkatkan kecurigaan terhadap kemungkinan kelainan lain sehingga memerlukan pemeriksaan lebih lanjut, jika terdapat respon buruk terhadap terapi,
pertimbangkan suatu infeksi yang tidak biasa seperti tuberculosis piuria steril, kandiduria, skistosomiasis, Chlamydia trachomatis, Neisseria gonorrhoeae dan
pemberian antibiotik per oral. Contohnya trimethroprim, ciprofloxacin, nitrofurantoin, cefradin.
2.2 Bakteri yang Terdapat Pada Infeksi Saluran Kemih ISK