Pengaruh Dana Terhadap Pelayanan Kesehatan Di RSUD Kabupaten

diketahui menjadi kunci sukses dalam pelaksanaan desentralisasi Trisnantoro, 2005. Lebih lanjut menurut Sampoerno 1999, dapat tidaknya kebutuhan tenaga kesehatan terpenuhi dalam suatu kabupaten sangat tergantung dari kaya atau miskinnya propinsi atau kabupaten yang bersangkutan setelah terjadi desentralisasi. Secara nasional advokasi kesehatan adalah meningkatkan perhatian publik terhadap kesehatan, dan meningkatkan advokasi sumberdaya untuk kesehatan. Indikator keberhasilan advokasi yang paling utama adalah meningkatnya anggaran kesehatan di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja NegaraDaerah Notoatmodjo, 2001 . Dalam desentralisasi, penting sekali untuk mendapatkan perencana program yang terlatih dengan baik pada tingkat kabupaten. Dinas kesehatan idealnya mempunyai sumber daya manusia yang menguasai teknik perencanaan Puslit Kesehatan Ul, 2001.

5.2. Pengaruh Dana Terhadap Pelayanan Kesehatan Di RSUD Kabupaten

Pidie Hasil penelitian menunjukkan bahwa umumnya dana di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pidie berada dalam kategori sesuai yaitu mencapai 41,38 . Berdasarkan hasil analisis multivariat, di dapatkan nilai β = 0,145, p = 0,037 0,05, hal ini menunjukkan bahwa dana mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap peleyanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pidie. Universitas Sumatera Utara Rumah sakit yang memiliki dana yang besar akan dengan mudah menjaga pelayanan kesehatan agar tetap baik. Dana di rumah sakit pemerintah terdapat didalam anggaran belanja daerah. Selain itu terdapat juga dana dari pemerintah pusat dalam bentuk DAU yang jumlahnya tergantung dari lobby dan negosiasi dengan pihak terkait pemerintah pusat. Untuk menunjang pelaksanaan otonomi daerah, maka pemerintah pusat memberikan kebijakan transfer kepada daerah dalam bentuk Dana Alokasi Umum DAU. Alokasi dana ini sangat tergantung dari kebutuhan dan lobi, negosiasi, serta argumentasi antara pihak eksekutif, unit-unit teknis di daerah dengan pihak legislatif Sidik et al, 2002. Sektor kesehatan juga mendapat alokasi dana khusus yang dipakai untuk membiayai peningkatan daya jangkau dan kualitas kesehatan masyarakat di KabupatenKota. Dana ini diprioritaskan untuk daerah-daerah yang mempunyai kemampuan fiskal rendah atau dibawah rata-rata. Untuk efektifitas pelaksanaan DAK, masing-masing pemerintah daerah membentuk tim koordinasi yang bersifat fungsional yang bertugas mengkoordinasikan perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, dan pemantauan DAK Sidik et al, 2002. Selain dari dana tersebut di atas, sektor kesehatan menerima dana non desentralisasi, seperti dana dekonsentrasi, dana Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak PKPS-BBM bidang kesehatan, dan anggaran biaya tambahan. Universitas Sumatera Utara Dalam rangka pelaksanan otonomi daerah, maka pemerintah daerah diharapkan dapat menyediakan anggaran melalui APBD untuk orang miskin sesuai dengan kemampuan rnasing-masing Trisnantoro, 2004. Ada beberapa kriteria dalam pengalokasian anggaran kesehatan, diantaranya adalah adekuasi dan equity. Prinsip adekuasi diperlukan untuk mendukung daerah agar mampu melakukan pelayanan minimal yang standarnya ditetapkan oleh pusat Harbianto Trisnantoro, 2004. Anggaran rumah sakit umum daerah kabupaten Pidie selama ini masih kurang mencukupi bila dilihat dari kebutuhan, Sehingga perlu dilakukan perencanaan dana untuk kebutuhan pelayanan kesehatan semaksimal mungkin. Dana terebut harus dapat mencukupi semua kebutuhan rumah sakit dalam memberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

5.3. Pengaruh Sarana Terhadap Pelayanan Kesehatan Di RSUD Kabupaten