PROSES PRODUKSI BIODIESEL TURUNAN MINYAK KACANG TANAH STANDART BIODIESEL DI INDONESIA

Minyak kacang tanah mengandung asam lemak jenuh dengan komposisi sebagai berikut tabel dibawah ini. Tabel 2.2 Jenis Asam Lemak Yang Terkandung Dalam Minyak Kacang Tanah Nama asam Struktur Asam Palmitat CH 3 CH 2 14 CO 2 H atauC 16 H 32 O 2 12,2 Asam Stearat CH 3 CH 2 16 CO 2 H atau C 18 H 36 O 2 4,5 Asam Oleat CH 3 CH 2 7 CH=CHCH 2 7 CO 2 H atau C 18 H 34 O 2 {C 18 F 1 } 40,2 Asam Linoleat CH 3 CH 2 4 CH=CHCH 2 CH=CHCH 2 7 CO 2 H atau C 18 H 32 O 2 {C 18 F 2 } 36,8 Asam Linolenat CH 3 CH 2 CH=CHCH 2 CH=CHCH 2 =CHCH 2 7 CO 2 H atau C 18 H 30 O 2 {C 18 F 3 } 1,3

2.3 PROSES PRODUKSI BIODIESEL TURUNAN MINYAK KACANG TANAH

Proses produksi biodiesel dari bahan baku minyak nabati berkadar FFA yang rendah dengan metode transesterifikasi terdiri dari: 1. Pencampuran katalis dan metanol pada konsentrasi katalis antara 0,5-1 wt dan 10-20 wt metanol terhadap massa minyak nabati. 2. Pencampuran katalis dan metanol dengan minyak pada temperatur 55-65 o C dengan kecepatan pengadukan yang konstan. 3. Setelah reaksi berhenti, campuran didiamkan sehingga terjadi pemisahan metil ester dengan gliserol. 4. Pencucian metil ester dengan menggunakan air hangat untuk memisahkan zat-zat pengotor seperti sisa metanol, sisa katalis, gliserol, dan sabun, kemudian dilanjutkan dengan drying untuk menguapkan air yang terkandung dalam biodiesel Hambali, E., 2008. Minyak kacang tanah sebelum dimasukkan kedalam reaktor terlebih dahulu ditambahkan katalis dalam larutan metanol, sedangkan hasil produksi dari reaktor Universitas Sumatera Utara tersebut adalah biodiesel yang masih memerlukan prosses pencucian dan pemurnian sehingga diperoleh biodiesel yang memenuhi syarat sebagai bahan bakar. Proses pembuatan biodiesel turunan minyak kacang tanah dapat dilihat pada diagram berikut ini: Biji kacang tanah Ekstraksi kacang tanah Rotavapour hasil ekstraksi Minyak kacang tanah TitrasiGC Katalis KOHCaO Gambar 2.1 Proses Pembuatan Biodiesel Turunan Minyak Kacang Tanah Gliserol Biodiesel Pemurnian biodiesel FAME Cosolvent Eter Reaktor Pencucian Pemisahan Universitas Sumatera Utara

2.4 STANDART BIODIESEL DI INDONESIA

Biodiesel yang dihasilkan diuji apakah memenuhi standart Kualitas yang sudah dibakukan dalam SNI -04-7182-2006, yang telah disahkan dan diterbitkan oleh Badan Standarisasi Nasional BSN tanggal 22 Pebruari 2006 berlaku di Indonesia seperti tabel dibawah ini: Tabel 2.3 Persyaratan Kualitas Biodiesel Menurut SNI-04-7182-2006 Parameter dan satuannya Batas nilai Metode uji Metode setara Massa jenis pada 40 o C, kgm 3 850 – 890 ASTM D 1298 ISO 3675 Viskositas kinematik pada 40 o C, mm 2 s cSt 2,3 – 6,0 ASTM D 445 ISO 3104 Angka setana min. 51 ASTMD 613 ISO 5165 Titik nyala mangkok tertutup, o C min. 100 ASTM D 93 ISO 2710 Titik kabut, o C maks. 18 ASTM D 2500 - Korosi bilah tembaga 3 jam, 50 o C maks. no. 3 ASTM D 130 ISO 2160 Residu karbon, -berat, - dalam contoh asli - dalam 10 ampas distilasi Maks. 0,05 maks 0,03 ASTM D 4530 ISO 10370 Air dan sedimen, -vol. maks. 0,05 ASTM D 2709 - Temperatur distilasi 90, o C maks. 360 ASTM D 1160 - Abu tersulfatkan, -berat maks. 0,02 ASTM D 874 ISO 3987 Belerang, ppm-b mgkg maks. 100 ASTM D 5453 Pr EN ISO 20884 Fosfor, ppm-b mgkg maks. 10 AOCS Ca 12-55 FBI-A05-03 Angka asam, mg-KOHg maks. 0,8 AOCS Cd 3-63 FBI-A01-03 Gliserol bebas, -berat maks. 0,02 AOCS Ca 14-56 FBI-A02-03 Gliserol total, -berat maks. 0,24 AOCS Ca 14-56 FBI-A02-03 Kadar ester alkil, -berat Min. 96,5 Dihitung FBI-A03-03 Angka iodium, g-I 2 100 g maks. 115 AOCS Cd 1-25 FBI-A04-03 Uji Halphen Negative AOCS Cb 1-25 FBI-A06-03 Sumber: Soerawidjaja, 2006 Universitas Sumatera Utara

2.5 KATALIS