Minyak kacang tanah mengandung asam lemak jenuh dengan komposisi sebagai berikut tabel dibawah ini.
Tabel 2.2 Jenis Asam Lemak Yang Terkandung Dalam Minyak Kacang Tanah
Nama asam Struktur
Asam Palmitat CH
3
CH
2 14
CO
2
H atauC
16
H
32
O
2
12,2 Asam Stearat
CH
3
CH
2 16
CO
2
H atau C
18
H
36
O
2
4,5 Asam Oleat
CH
3
CH
2 7
CH=CHCH
2 7
CO
2
H atau C
18
H
34
O
2
{C
18
F
1
} 40,2
Asam Linoleat CH
3
CH
2 4
CH=CHCH
2
CH=CHCH
2 7
CO
2
H atau C
18
H
32
O
2
{C
18
F
2
} 36,8
Asam Linolenat CH
3
CH
2
CH=CHCH
2
CH=CHCH
2
=CHCH
2 7
CO
2
H atau C
18
H
30
O
2
{C
18
F
3
} 1,3
2.3 PROSES PRODUKSI BIODIESEL TURUNAN MINYAK KACANG TANAH
Proses produksi biodiesel dari bahan baku minyak nabati berkadar FFA yang rendah dengan metode transesterifikasi terdiri dari:
1. Pencampuran katalis dan metanol pada konsentrasi katalis antara
0,5-1 wt dan 10-20 wt metanol terhadap massa minyak nabati. 2.
Pencampuran katalis dan metanol dengan minyak pada temperatur 55-65
o
C dengan kecepatan pengadukan yang konstan. 3.
Setelah reaksi berhenti, campuran didiamkan sehingga terjadi pemisahan metil ester dengan gliserol.
4. Pencucian metil ester dengan menggunakan air hangat untuk
memisahkan zat-zat pengotor seperti sisa metanol, sisa katalis, gliserol, dan sabun, kemudian dilanjutkan dengan drying untuk
menguapkan air yang terkandung dalam biodiesel Hambali, E., 2008. Minyak kacang tanah sebelum dimasukkan kedalam reaktor terlebih dahulu
ditambahkan katalis dalam larutan metanol, sedangkan hasil produksi dari reaktor
Universitas Sumatera Utara
tersebut adalah biodiesel yang masih memerlukan prosses pencucian dan pemurnian sehingga diperoleh biodiesel yang memenuhi syarat sebagai bahan
bakar. Proses pembuatan biodiesel turunan minyak kacang tanah dapat dilihat pada diagram berikut ini:
Biji kacang
tanah Ekstraksi
kacang tanah
Rotavapour hasil
ekstraksi Minyak
kacang tanah
TitrasiGC
Katalis KOHCaO
Gambar 2.1 Proses Pembuatan Biodiesel Turunan Minyak Kacang Tanah Gliserol
Biodiesel Pemurnian
biodiesel
FAME
Cosolvent Eter
Reaktor
Pencucian
Pemisahan
Universitas Sumatera Utara
2.4 STANDART BIODIESEL DI INDONESIA
Biodiesel yang dihasilkan diuji apakah memenuhi standart Kualitas yang sudah dibakukan dalam SNI -04-7182-2006, yang telah disahkan dan diterbitkan
oleh Badan Standarisasi Nasional BSN tanggal 22 Pebruari 2006 berlaku di Indonesia seperti tabel dibawah ini:
Tabel 2.3 Persyaratan Kualitas Biodiesel Menurut SNI-04-7182-2006
Parameter dan satuannya
Batas nilai Metode uji
Metode setara
Massa jenis pada 40
o
C, kgm
3
850 – 890 ASTM D 1298
ISO 3675 Viskositas kinematik pada 40
o
C, mm
2
s cSt 2,3 – 6,0
ASTM D 445 ISO 3104
Angka setana min. 51
ASTMD 613 ISO 5165
Titik nyala mangkok tertutup,
o
C min. 100
ASTM D 93 ISO 2710
Titik kabut,
o
C maks. 18
ASTM D 2500 -
Korosi bilah tembaga 3 jam, 50
o
C maks. no. 3
ASTM D 130 ISO 2160
Residu karbon, -berat, - dalam contoh asli
- dalam 10 ampas distilasi Maks. 0,05
maks 0,03 ASTM D 4530
ISO 10370 Air dan sedimen, -vol.
maks. 0,05 ASTM D 2709
- Temperatur distilasi 90,
o
C maks. 360
ASTM D 1160 -
Abu tersulfatkan, -berat maks. 0,02
ASTM D 874 ISO 3987
Belerang, ppm-b mgkg maks. 100
ASTM D 5453 Pr EN ISO
20884 Fosfor, ppm-b mgkg
maks. 10 AOCS Ca 12-55
FBI-A05-03 Angka asam, mg-KOHg
maks. 0,8 AOCS Cd 3-63
FBI-A01-03 Gliserol bebas, -berat
maks. 0,02 AOCS Ca 14-56
FBI-A02-03 Gliserol total, -berat
maks. 0,24 AOCS Ca 14-56
FBI-A02-03 Kadar ester alkil, -berat
Min. 96,5 Dihitung
FBI-A03-03 Angka iodium, g-I
2
100 g maks. 115
AOCS Cd 1-25 FBI-A04-03
Uji Halphen Negative
AOCS Cb 1-25 FBI-A06-03
Sumber: Soerawidjaja, 2006
Universitas Sumatera Utara
2.5 KATALIS