4.4.1 Uji Massa Jenis Densitas
Hasil pengujian massa jenis densitas biodiesel minyak kacang tanah melalui reaksi transesterifikasi menggunakan katalis KOH adalah 884,4 kgm
3
0,8844 grcm
3
dan menggunakan katalis CaO adalah 870,0 kgm
3
0,8700 grcm
3
dengan metode AOAC Cc 10a – 25 tabel 4.6 kolom 7.
Dari persyaratan kualitas solar yang dikeluarkan pertamina, densitas solar berada
pada rentang 0,82–0,87 grcm
3
lampiran D tabel 1, sedangkan dari persyaratan kualitas biodiesel menurut SNI-04-7182-2006 dengan metode uji ASTM D 1298
berada pada kisaran 0,850–0,890 grcm
3
tabel 2.3. Densitas solar lebih kecil dibandingkan biodiesel hal ini disebabkan solar tidak mengandung gliserol. Massa
jenis biodiesel dengan katalis KOH lebih besar dari massa jenis biodiesel dengan katalis CaO. Hal ini disebabkan gliserol yang terdapat pada biodiesel minyak
kacang tanah katalis KOH 2,46 lebih banyak daripada biodiesel minyak kacang tanah katalis CaO 0,088 seperti pada tabel 4.6 kolom 6, artinya
pemisahan gliserol pada katalis KOH lebih baik dari Katalis CaO. Massa jenis gliserol lebih besar dari massa jenis monogliserida, digliserida, trigliserida, dan
FAME, ini dibuktikan lapisan gliserol dibawah lapisan FAME pada labu leher tiga sebelum dilakukan pemisahan lampiran C gambar 4.
Biodiesel yang diperoleh menggunakan katalis KOH maupun katalis CaO memenuhi SNI-04-7182-2006. Mengurangi kadar gliserol dalam FAME akan
menurunkan massa jenisnya, perlu dilakukan pencucian yang lebih baik lagi dengan cara menambah jumlah air untuk membilas atau menambah frekwensi
pembilasan.
4.4.2 Uji Viskositas
Persyaratan kualitas solar yang dikeluarkan pertamina, viskositas solar berada pada rentang 1,6 cSt–5,8 cSt
lampiran D tabel 1, sedangkan dari persyaratan kualitas biodiesel menurut SNI-04-7182-2006 dengan metode uji ASTM D 445
berada pada kisaran 2,3 cSt–6,0 cSt tabel 2.3. Viskositas solar lebih kecil
Universitas Sumatera Utara
dibandingkan biodiesel hal ini terjadi karena pada solar tidak terdapat gliserol. Hasil pengujian viskositas yang dilakukan pada biodiesel turunan minyak kacang
tanah menggunakan katalis KOH adalah 5,9854 cSt lebih besar dari viskositas biodiesel menggunakan katalis CaO yang besarnya 5,9780 cSt dengan metode
viscosimeter tabel 4.6 kolom 8. Hal ini disebabkan jumlah gliserol yang terdapat pada biodiesel minyak kacang tanah katalis KOH 2,46 lebih banyak daripada
biodiesel minyak kacang tanah katalis CaO 0,088 seperti pada tabel 4.6 kolom 6, viskositas biodiesel lebih kecil dari gliserol.
Biodiesel yang diperoleh dengan katalis KOH maupun katalis CaO memenuhi SNI-04-7182-2006. Untuk menurunkan viskositas biodiesel perlu dilakukan
pencucian yang lebih baik lagi dengan cara menambah jumlah air untuk membilas atau menambah frekwensi pembilasan.
4.4.3 Uji Titik Kabut