Mungkin dalam dirinya waktu itu timbul dua dorongan: menghindarkan diri sambil mundur agar dirinya selamat atau bertahan dan maju untuk
menghindarkan sangkaan bahwa ia penakutpengecut, biarpun situasi pada waktu itu benar-benar membahayakan.
16
Jadi dapat disimpulkan bahwasannya sering kali dalam diri manusia terjadi pertentangan konflik antara-motif-motif, terkadang diwaktu bersamaan ada
motif yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu tetapi dilain sisi yang mendorong untuk menghindarinya.
6. Teori Motivasi
a. Teori Hedonisme
Implikasi dari teori ini adalah adanya tanggapan bahwa semua orang akan cenderung menghindari hal-hal yang sulit dan menyusahkan, atau yang
mengandung resiko berat, dan lebih suka melakukan sesuatu yang mendatangkan kesenangan baginya. Contohnya mahasiswa di suatu kelas
merasa gembira dan bertepuk tangan mendengar pengumuman dari kepala kampus bahwa dosen matematika mereka tidak mengajar karena sakit.
Menurut teori hedonisme, para mahasiswa pada contoh tersebut harus diberi motivasi secara tepat agar tidak malas dan mau belajar dengan baik, dengan
memenuhi kesenangannya.
17
b. Teori Naluri Pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan nafsu pokok yang dalam
hal ini disebut juga naluri, yaitu:
1. Dorongan nafsu naluri mempertahankan diri 2. Dorongan nafsu naluri mengembangkan diri
3. Dorongan nafsu naluri mengembangkan dan mempertahankan
diri
Dengan dimilikinya ketiga naluri pokok itu, maka kebiasaan-kebiasaan ataupun tindakan–tindakan dan tingkah laku manusia yang diperbuatnya
16
Ngalim Purwanto, Psikologi, Dosenan, h. 68
17
Ngalim Purwanto, Psikologi, Dosenan, h. 74
sehari-hari mendapat dorongan atau gerakan oleh ketiga naluri tersebut. Oleh karena itu, menurut teori ini, “ untuk memotivasi seseorang harus berdasarkan
naluri mana yang akan dituju dan perlu dikembangkan.”
18
c. Teori reaksi yang Dipelajari Teori berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak
berdasarkan naluri-naluri, tetapi berdasarkan pola-pola tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan di tempat orang itu hidup. Menurut teori ini apabila
seorang dosen akan memotivasi mahasiwanya, dosen itu hendaknya mengetahui benar-benar latar belakang kehidupan dan kebudayaan orang-
orang yang dipimpinnya.
d. Teori Daya Pendorong Teori ini merupakan perpaduan antara Teori Naluri dengan Teori Reaksi
yang Dipelajari. Daya pendorong adalah semacam naluri, tetapi hanya suatu dorongan kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang umum. Oleh karena
itu, menurut teori ini, bila seorang dosen ingin memotivasi mahasiwanya, ia harus mendasarkannya atas daya pendorong, yaitu atas naluri dan juga reaksi
yang dipelajari dari kebudayaan lingkungan yang dimilikinya.
19
e. Teori Kebutuhan Teori motivasi yang sekarang banyak dianut orang adalah teori kebutuhan.
Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik
maupun psikis. Oleh karena itu, menurut teori ini, apabila seorang dosen bermaksud memberikan motivasi kepada seseorang, ia harus berusaha
mengetahui terlebih dahulu apa kebutuhan-kebutuhan orang yang akan dimotivasinya.
20
Jadi dapat disimpulkan bahwasannya teori motivasi itu memberitahukan kepada dosen bagaimana cara memberikan motivasi yang tepat kepada
mahasiwanya.
18
Ngalim Purwanto, Psikologi, Dosenan, h. 75
19
Ngalim Purwanto, Psikologi, Dosenan, h. 76
20
Ngalim Purwanto, Psikologi, Dosenan, h. 77
7. Upaya dalam menumbuhkan motivasi