KLASIFIKASI DAN NILAI WAJAR ATAS ASET DAN LIABILITAS

- 61 - Nilai Nilai Catatan tercatat Nilai w ajar tercatat Nilai w ajar Rp000 Rp000 Rp000 Rp000 Aset keuangan Pinjaman yang diberikan dan piutang Piutang sew a pembiayaan 6 1.362.081.931 1.380.518.543 1.355.290.349 1.371.275.930 Piutang pembiayaan konsumen 7 3.747.445.906 3.747.624.200 3.625.824.465 3.509.818.563 Tagihan anjak piutang 8 1.321.186.026 1.405.199.239 1.428.088.366 1.504.555.015 Jumlah 6.430.713.863 6.533.341.982 6.409.203.180 6.385.649.508 Liabilitas keuangan Biaya perolehan diamortisasi Utang Bank 15 2.089.033.538 2.137.070.846 2.185.840.121 2.612.670.421 Jumlah 2.089.033.538 2.137.070.846 2.185.840.121 2.612.670.421 30 Juni 2016 31 Desember 2015 Diaudit Tidak Diaudit Teknik penilaian dan asumsi yang diterapkan untuk tujuan pengukuran nilai wajar Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan ditentukan sebagai berikut:  Manajemen menganggap bahwa nilai tercatat kas dan setara kas, piutang lain-lain, utang premium asuransi, utang lain-lain kepada pihak ketiga,dengan suku bunga mengambang yang diakui dalam laporan keuangan mendekati nilai wajarnya karena memiliki jatuh tempo yang pendek atau sering dilaksanakan repricing.  Estimasi nilai wajar piutang sewa pembiayaan, piutang pembiayaan konsumen dan tagihan anjak piutang dengan suku bunga tetap tanpa kuotasi. Nilai wajar ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas masa datang menggunakan suku bunga untuk piutang baru dengan jangka waktu yang serupa.  Estimasi nilai wajar dari utang bank dengan bunga tetap tanpa kuotasi. Nilai wajar didasarkan pada diskonto arus kas menggunakan suku bunga untuk utang baru dengan jangka waktu yang serupa.  Nilai wajar investasi jangka pendek dan surat berharga utang yang diterbitkan ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga pasar.  Nilai wajar properti investasi, aset sewa operasi dan aset tetap tanah dan bangunan, peralatan kantor, kendaraan bermotor dan perabotan kantor ditentukan dengan menggunakan metode pasar dengan memperbandingkan secara langsung aset yang sejenis yang terdapat di pasar dan metode pendapatan yang dihitung berdasarkan proyeksi jumlah pendapatan bersih yang wajar yang diharapkan dihasilkan oleh aset sepanjang umur ekonomis yang tersisa.  Tabel berikut ini memberikan analisis dari nilai wajar aset dan liabilitas yang dikelompokkan ke Tingkat 1 sampai 3 didasarkan pada sejauh mana nilai wajar diamati. - 62 - T ingkat 1 T ingkat 2 T ingkat 3 Jumlah Rp000 Rp000 Rp000 Rp000 Aset yang nilai wajarnya diungkapkan Aset keuangan Piutang sewa pembiayaan - - 1.380.518.543 1.380.518.543 Piutang pembiayaan konsumen - - 3.747.624.200 3.747.624.200 T agihan anjak piutang - - 1.405.199.239 1.405.199.239 Aset non keuangan Properti investasi T anah - 8.624.000 - 8.624.000 Bangunan - 1.813.000 - 1.813.000 Aset sewa operasi Kendaraan bermotor - 20.531.497 - 20.531.497 Aset tetap T anah - 45.652.231 - 45.652.231 Bangunan - 10.245.668 - 10.245.668 Peralatan kantor - 18.260.360 - 18.260.360 Kendaraan bermotor - 32.716.360 - 32.716.360 Perabotan kantor - 929.823 - 929.823 Jumlah Aset - 138.772.939 6.533.341.982 6.672.114.921 Liabilitas yang nilai wajarnya diungkapkan Liabilitas keuangan Biaya perolehan diamortisasi Utang bank - - 2.137.070.846 2.137.070.846 Surat berharga utang yang diterbitkan - bersih - 697.672.500 - 697.672.500 Jumlah Liabilitas - 697.672.500 2.137.070.846 2.834.743.346 30 Juni 2016 Tidak Diaudit Pada periode 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015, tidak terdapat perpindahan metode pengukuran nilai wajar dari tingkat 1 menjadi tingkat 2, dan sebaliknya.

37. PERJANJIAN KERJASAMA PENYALURAN PEMBIAYAAN CHANNELING

Perusahaan mengadakan perjanjian kerjasama penyaluran pembiayaan dengan Bank Pan Indonesia Panin, pihak berelasi, berdasarkan akta No. 24 tanggal 11 Juni 2003 jo akta Addendum Perjanjian Kerjasama Penyaluran Pembiayaan No. 5 tanggal 7 September 2005, yang keduanya dibuat oleh James Herman Rahardjo, S.H., notaris di Jakarta. Dalam perjanjian tersebut, disebutkan bahwa Panin akan membeli piutang-piutang yang dimiliki Perusahaan terhadap pihak-pihak ketiga yang telah membeli mobil baik baru maupun bekas yang dibiayai oleh Perusahaan. Tujuan dari kerjasamafasilitas pembiayaan ini adalah untuk pembiayaan pembelian kendaraan pihak ketiga konsumen secara consumer finance without recourse yang dananya disalurkan melalui Perusahaan. Akta tersebut telah mengalami beberapa kali perubahan dan berdasarkan Surat dari Panin No. 172FITEXT09 tanggal 5 Agustus 2009, jumlah pokok yang dapat dibiayai maksimum mengalami kenaikan menjadi sebesar Rp 600 miliar. Jangka waktu perjanjian diperpanjang sampai dengan tanggal 11 Juni 2021. Tingkat suku bunga untuk fasilitas perjanjian kerjasama penyaluran pembiayaan channeling menjadi sebesar 10,60 per tahun untuk tenor 1 - 12 bulan, 11,10 per tahun untuk tenor 13 - 24 bulan dan 11,25 per tahun untuk tenor 25 -36 bulan. Jumlah pokok pembiayaan konsumen sehubungan dengan perjanjian kerjasama penyaluran pembiayaan channeling ini masing-masing sebesar Rp 29.331.999 ribu dan Rp 52.029.984 pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015.

38. KONTINJENSI

a. Pada tanggal 24 Oktober 1996, Perusahaan menandatangani perjanjian sewa gedung kantor Plaza 89 dengan PT Mulialand Tbk untuk jangka waktu 1 Oktober 1996 sampai dengan 30 September 2000. Pada - 63 - bulan Maret 1998, Perusahaan telah pindah kantor ke gedung Plaza Panin Palmerah. Sejak bulan April 1998, Perusahaan tidak melakukan pembayaran sewa ke PT Mulialand Tbk. Sehubungan dengan itu, pada tanggal 27 Januari 1999 PT Mulialand Tbk mengajukan gugatan kepada Perusahaan yang didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Berdasarkan Keputusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No. 43PDT.G1999PN.Jak.Sel tanggal 29 Juli 1999, Perusahaan diwajibkan membayar sisa uang sewa, biaya pelayanan dan biaya lainnya untuk masa 14 April 1998 sampai dengan 30 September 1998 sebesar US 518.222 dikurangi dengan deposit telepon Perusahaan sebesar Rp 58.318 ribu dan ditambah denda keterlambatan 2 per bulan terhitung sejak tanggal 21 April 1998 sampai dengan seluruh liabilitas dibayar lunas oleh Perusahaan. Atas keputusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tersebut, Perusahaan telah mengajukan permohonan banding kepada Pengadilan Tinggi Jakarta, dan selanjutnya berdasarkan Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta No. 977Pdt1999PT.DKI tanggal 25Februari 2000, Perusahaan sebagai pihak yang dikalahkan. Dengan adanya hasil putusan tersebut, Perusahaan telah mengajukan kasasi kepada Mahkamah Agung RI dan telah menyampaikan memori kasasi tertanggal 26 Oktober 2000 sesuai risalah penerimaan permohonan kasasi No.43PDT.G1999PN.Jak.Sel. Telah diperoleh surat dari Mahkamah Agung RI kepada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tentang penyampaian salinan putusan MA No. 2321KPDT2001 tanggal 17 Maret 2003. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, isi Surat Pemberitahuan Putusan Kasasi formil kepada Perusahaan belum diberitahukan sehingga isi Putusan belum diketahui. b. Dr. Tommy Sihotang, S.H., LLM dan Dr. Juniver Girsang, S.H., MH selaku Penggugat mengajukangugatan perdata pada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan No. 398Pdt.G2011PN.Jkt.Sel tanggal 14 Juli 2011 terhadap Perusahaan selaku Tergugat V beserta 6 enam Tergugat lainnya dan 2 dua Turut Tergugat, berupa gugatan ingkar janji wanprestasi dimana Penggugat menuntut Para Tergugat untuk membayar success fee kepada Penggugat selaku Kuasa Hukum Para Tergugat dalam perkara kepailitan. Dalam petitum gugatan, Penggugat antara lain menuntut Para Tergugat untuk secara tanggung renteng membayar kerugian kepada Penggugat sejumlah Rp 2.605.828 ribu ditambah dengan bunga sebesar 3 setiap bulannya sejak gugatan didaftarkan sampai dengan Para Tergugat menyelesaikan seluruh kewajibannya secara tunai dan sekaligus, meminta Turut Tergugat untuk membekukan suspending kegiatan usaha danatau mendenda Perusahaan dan 1 satu Tergugat lainnya karena sebagai perusahaan publik telah melakukan perbuatan ingkar janji wanprestasi dan tidak melaporkannya kepada Turut Tergugat sebagai badan-badan yang memberi izin dan mengawasi perusahaan-perusahaan publik. Berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No. 398Pdt.G2011PN.Jkt.Sel tanggal 23 Mei 2012, telah diputuskan antara lain:  Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian;  Menyatakan Para Tergugat I sampai dengan VII telah melakukan perbuatan ingkar janjiwanprestasi;  Menyatakan tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan hukum sita jaminan berdasarkan Penetapan Sita Jaminan No. 398Pdt.G2011PN.Jkt.Sel tanggal 2 April 2012;  Menghukum Tergugat I, II, III, IV, V, VI, VII untuk membayar success fee kepada Penggugat sebesar Rp 2.605.828 ribu secara tanggung renteng; ditambah bunga 6 setiap tahunnya, terhitung sejak gugatan didaftarkan sampai dengan Para Tergugat menyelesaikan seluruh kewajibannya secara tunai dan sekaligus. Atas putusan pengadilan tersebut diatas, Pihak Tergugat telah mengajukan banding. Telah diperoleh Putusan Banding No. 78PDT2014PT.DKI tanggal 28 April 2014, yang antara lain memutuskan menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Atas Putusan Pengadilan Tinggi tersebut, para tergugat pada tanggal 3 Desember 2014 telah mengajukan permohonan kasasi dan pada tanggal 16 Desember 2014 telah mengajukan Memori Kasasi. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, perkara ini sedang menunggu Putusan dari Mahkamah Agung. c. Perkara perdata yang diregister tanggal 15 Mei 2013 di Pengadilan Negeri Jakarta Barat No.302Pdt.G2013PN.Jkt.Barantara H. Ambo Dalle Bin H.Saleh Penggugat melawan Perusahaan Tergugat I, Perusahaan kantor cabang Surabaya Tergugat II dan 1 Turut Tergugat, berupa gugatan wanprestasi oleh Perusahaan sehubungan dengan Penggugat konsumen merasa bahwa Perusahaan tidak kooperatif kepada Penggugat konsumenpada saat melakukan pengambilan BPKB. Penggugat dalam petitum gugatannya antara lain menuntut untuk menyatakan Tergugat I wanprestasi, memerintahkan Tergugat I untuk menyerahkan surat-surat yang berkaitan dengan pembiayaan kendaraan bus dan BPKB 5 lima buku seketikatanpa syarat-syarat lainnya kepada Penggugat setelah perkara ini diputus,