PERTIMBANGAN KRITIS AKUNTANSI DAN ESTIMASI AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN

- 24 - Kerugian penurunan nilai adalah selisih antara nilai tercatat dan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan dan realisasi agunan pada tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Penyisihan penurunan nilai akan dibentuk untuk mengakui kerugian penurunan nilai yang terjadi dalam portofolio aset keuangan. Manajemen menggunakan perkiraan berdasarkan pengalaman kerugian historis untuk aset dengan karakteristik risiko kredit dan bukti obyektif adanya penurunan nilai yang serupa dengan yang ada dalam portofolio pada saat penjadwalan arus kas masa depan. Perusahaan melakukan penilaian terhadap penurunan nilai dengan cara sebagai berikut: a Individual, dilakukan untuk jumlah aset keuangan yang melebihi ambang batas threshold tertentu dan aset keuangan yang memiliki bukti obyektif penurunan nilai yang telah teridentifikasi secara terpisah pada tanggal laporan posisi keuangan. Kerugian penurunan nilai adalah selisih antara nilai tercatat dan nilai kini dari estimasi terbaik atas arus kas masa depan dan realisasi agunan pada tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Estimasi ini dilakukan dengan mempertimbangkan kapasitas utang dan fleksibilitas keuangan debitur, kualitas pendapatan debitur, jumlah dan sumber arus kas, industri di mana debitur beroperasi dan nilai realisasi agunan. Estimasi jumlah dan waktu pemulihan masa depan akan membutuhkan banyak pertimbangan. Jumlah penerimaan tergantung pada kinerja debitur pada masa mendatang dan nilai agunan, keduanya akan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi di masa depan, di samping itu agunan mungkin tidak mudah dijual. Nilai aktual arus kas masa depan dan tanggal penerimaan mungkin berbeda dari estimasi tersebut dan akibatnya kerugian aktual yang terjadi mungkin berbeda dengan yang diakui dalam laporan keuangan. b Kolektif, dilakukan untuk jumlah aset keuangan yang tidak melebihi ambang batas threshold tertentu, tidak memiliki bukti obyektif penurunan nilai dan aset keuangan yang memiliki bukti obyektif penurunan nilai, namun belum diidentifikasi secara terpisah pada tanggal laporan posisi keuangan. Pembentukan kerugian penurunan nilai dilakukan secara kolektif dengan antara lain memperhitungkan jumlah dan lamanya tunggakan, agunan dan pengalaman kerugian masa lalu. Faktor paling penting dalam pembentukan cadangan adalah probability of default dan loss given default. Kualitas aset keuangan pada masa mendatang dipengaruhi oleh ketidakpastian yang dapat menyebabkan kerugian aset keuangan dapat berbeda secara material dari cadangan kerugian penurunan nilai yang telah dibentuk. Ketidakpastian ini termasuk lingkungan ekonomi, suku bunga dan pengaruhnya terhadap pembelanjaan debitur, tingkat pengangguran dan perilaku pembayaran. Metodologi dan asumsi yang digunakan dalam penurunan nilai individual dan kolektif ini akan ditelaah secara berkala untuk mengurangi perbedaan antara estimasi kerugian dan kerugian aktual. Nilai tercatat aset keuangan telah diungkapkan dalam Catatan 5, 6, 7, 8, dan 9. Imbalan Kerja Nilai wajar atas imbalan kerja karyawan tergantung dari banyaknya faktor aktuarial yang dipertimbangkan berdasarkan beberapa asumsi. Perubahan atas asumsi-asumsi tersebut akan mempengaruhi carrying amount atas imbalan kerja karyawan. Asumsi yang digunakan dalam menentukan biaya atau pendapatan untuk imbalan kerja termasuk tingkat diskonto. Perusahaan menentukan tingkat diskonto yang tepat pada setiap akhir tahun. Ini merupakan tingkat suku bunga yang digunakan untuk menentukan nilai kini atas arus kas masa depan yang diestimasi akan digunakan untuk membayar imbalan kerja. Dalam menentukan tingkat diskonto yang tepat, Perusahaan mempertimbangkan tingkat suku bunga atas Obligasi Pemerintah yang mempunyai jatuh tempo yang menyerupai jangka waktu imbalan kerja karyawan. Taksiran Masa Manfaat Ekonomis Properti Investasi, Aset Sewa Operasi dan Aset Tetap Masa manfaat setiap properti investasi, aset sewa operasi dan aset tetap Perusahaan ditentukan berdasarkan kegunaan yang diharapkan dari penggunaan aset tersebut. Estimasi ini ditentukan berdasarkan evaluasi teknis internal dan pengalaman atas aset sejenis. Masa manfaat setiap aset direview secara periodik dan disesuaikan apabila prakiraan berbeda dengan estimasi sebelumnya karena keausan, keusangan teknis dan komersial, hukum atau keterbatasan lainnya atas pemakaian aset. Namun terdapat kemungkinan bahwa hasil operasi dimasa mendatang dapat dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan atas jumlah serta periode pencatatan biaya yang diakibatkan karena perubahan faktor yang disebutkan di atas. Perubahan masa manfaat properti investasi,aset sewa operasi dan aset tetap dapatmempengaruhi jumlah biaya penyusutan yang diakui dan penurunan nilai tercatat properti investasi, sewa operasi dan aset tetap. Nilai tercatat properti investasi, aset sewa operasi dan aset tetap diungkapkan dalam Catatan 11, 12 dan 13. - 25 - 5. KAS DAN SETARA KAS Tidak Diaudit Diaudit 30 Juni 2016 31 Desember 2015 Rp000 Rp000 Kas 1.916.123 1.549.804 Bank Rupiah Pihak berelasi Bank Pan Indonesia 2.325.666 12.087.891 Pihak ketiga Bank Central Asia 2.707.548 3.848.105 Bank Victoria International 357.172 482.943 Bank Rakyat Indonesia 205.018 324.567 Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung 111.472 19.007 Bank J Trust Indonesia dh Bank Mutiara 23.847 24.032 Bank ICBC Indonesia 10.615 900.183 Bank Negara Indonesia 5.371 5.869 Bank Mandiri 557 7.403 Lainnya 36.925 26.778 Subjumlah 5.784.191 17.726.778 Dolar Amerika Serikat Pihak berelasi Bank Pan Indonesia 275.120 429.237 Pihak ketiga Bank J Trust Indonesia dh Bank Mutiara 10.325.376 10.689.960 Subjumlah 10.600.496 11.119.197 Jumlah Bank 16.384.687 28.845.975 Jumlah Kas dan Setara Kas 18.300.810 30.395.779

6. PIUTANG SEWA PEMBIAYAAN

Piutang sewa pembiayaan memiliki suku bunga tetap, sehingga Perusahaan terpapar risiko suku bunga atas nilai wajar fair value interest rate risk. Tidak Diaudit Diaudit 30 Juni 2016 31 Desember 2015 Rp000 Rp000 Pihak berelasi Rupiah Piutang sewa pembiayaan 291.438 582.876 Nilai sisa terjamin 160.000 160.000 Pendapatan sewa pembiayaan yang belum diakui 14.698 46.686 Simpanan jaminan 160.000 160.000 Jumlah pihak berelasi 276.740 536.190 - 26 - Tidak Diaudit Diaudit 30 Juni 2016 31 Desember 2015 Rp000 Rp000 Pihak ketiga Rupiah Piutang sewa pembiayaan 1.651.587.223 1.626.832.127 Nilai sisa terjamin 333.981.207 321.849.379 Pendapatan sewa pembiayaan yang belum diakui 282.304.966 300.811.369 Simpanan jaminan 333.981.207 321.849.379 Subjumlah 1.369.282.257 1.326.020.758 Dollar Amerika Serikat Piutang sewa pembiayaan 66.410.199 71.704.410 Nilai sisa terjamin 9.140.198 11.009.003 Pendapatan sewa pembiayaan yang belum diakui 13.398.456 15.030.217 Simpanan jaminan 9.140.198 11.009.003 Subjumlah 53.011.743 56.674.193 Jumlah pihak ketiga 1.422.294.000 1.382.694.951 Jumlah 1.422.570.740 1.383.231.141 Cadangan Kerugian Penurunan Nilai 60.488.809 27.940.792 Jumlah - Bersih 1.362.081.931 1.355.290.349 Tingkat bunga efektif rata-rata per tahun Rupiah 16,21 17,25 Dollar Amerika Serikat 8,99 8,99 Jumlah piutang sewa pembiayaan sebelum dikurangi pendapatan sewa pembiayaan yang belum diakui dan cadangan kerugian penurunan nilai berdasarkan jenis produknya pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut: Tidak Diaudit Diaudit Rp000 Rp000 Alat Berat 291.995.708 268.939.933 Kendaraan bermotor 518.627.026 453.149.740 Kapal 562.086.500 624.375.090 Mesin 226.897.551 237.987.981 Lain-lain 118.682.075 114.666.669 1.718.288.860 1.699.119.413 31 Desember 2015 30 Juni 2016