Pedoman Teknis BUM DESA BERSAMA
37
Untuk menjaga akuntabilitas BUM Desa Bersama bisa dimulai dengan membiasakan diri tertib meminta dan menyimpan bukti transaksi juga dapat
membantu para perangkat Desa bagian keuangan ketika menghadapi auditor keuangan. Dalam hal ini, bukti transaksi berperan penting sebagai alat koreksi
untuk mencocokkan antara catatan transaksi keuangan yang dituliskan dengan bukti transaksi yang dimiliki keuangan Desa.
Bukti transaksi juga sebagai alat bukti bila sewaktu-waktu dibutuhkan. Misalnya saja seperti alat bukti pembelian handphone atau peralatan lainnya. Bila terjadi
kerusakan dalam masa garansi barang tersebut maka akan membutuhkan bukti transaksi sebagai salah satu syarat pengganti kartu garansi. Apabila di kemudian
hari barang-barang tersebut akan dilelang juga nilainya bisa lebih tinggi jika masih ada bukti transaksi dan kartu garansi. Inilah cara sederhana menerapkan
akuntabilitas.
F. Musyawarah Antar Desa tentang Pendirian BUM Desa Bersama
BKAD melakukan fasilitasi Musyawarah Antar Desa untuk melakukan pembahasan:
1. Usulan unit usaha BUM Desa Bersama 2. Rancangan Permakades tentang Pendirian BUM Desa Bersama, sekaligus
penetapannya, paling sedikit membahas: Tujuan pendirianpembentukan BUM Desa Bersama;
Kedudukan BUM Desa Bersama; Pengurusan dan pengelolaan BUM Desa Bersama bentuk organisasi,
organisasi pengelola, modal, pengelolaan Unit Usaha, Hasil Usaha, Pelaporan;
Pembubaran BUM Desa Bersama; Rancangan Anggaran Dasar BUM Desa Bersama, terdiri atas:
a. Nama dan Kedudukan b. Azaz dan Prinsip
c. Maksud dan Tujuan d. Modal
e. Kegiatan Usaha f. Jangka Waktu Berdirinya BUM Desa Bersama
g. Organisasi Pengelola
Pedoman Teknis BUM DESA BERSAMA
38
h. Tata Cara penggunaan dan pembagian keuntungan i. Ketentuan Penutup
Rancangan Anggaran Rumah Tangga BUM Desa Bersama, terdiri atas: a. Hak dan Kewajiban
b. Masa Bakti c. Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Personel Organisasi
Pengelola d. Penetapan Jenis usaha
e. Sumber Modal f. Ketentuan Penutup
Usulan susunan kepengurusan BUM Desa Bersama penasihat, pengelola operasional, dan pengawas; kepalamanajer unit usaha
merupakan unsur pengelola operasional 3. Pemilihan susunan kepengurusan BUM Desa Bersama, terutama Pelaksana
Operasional BUM Desa Bersama KetuaDirektur, Sekretaris, Bendahara, dan penanggungjawab masing-masing Unit Usaha.
Siapa saja yang seharusnya menjadi pengurus BUMDESA Bersama? Pertama, penasihat dijabat secara ex officio oleh Kepala Desa yang sekaligus merupakan
perwakilan dari Desa dalam BKAD dan camat atau sebutan lain. Kedua, Pelaksana operasional dapat berasal dari unsur delegasi Desa dalam
BKAD yang dipilih dalam Musyawarah Desa Bersama, pelaksana operasional dapat direkrut melalui sistem rekrutmen yang terbuka dan dilaksanakan dalam
Musyawarah Desa Bersama. Susunan kepengurusan pelaksana operasional dapat terdiri atas:
manajer; sekretaris;
bendahara; dan kepala unit usaha.
Ketiga, pengawas berasal dari unsur BKAD yang sanggup melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja pelaksana operasional BUM Desa Bersama.
Pedoman Teknis BUM DESA BERSAMA
39
G. Penetapan Permakades tentang BUM Desa Bersama