Penetapan Permakades tentang Kerjasama Antar Desa Pembahasan Rencana Pendirian BUM Desa Bersama

Pedoman Teknis BUM DESA BERSAMA 35 dan pertanggungjawaban kepada Kepala Desa. Ketentuan ADART badan hukum privat tidak kompatible dengan BKAD yang diatur dalam UU Desa, sesuai asas hukum Lex Posterior Derogat Legi Priori peraturan perundang-undangan yang lebih baru, mengesampingkan peraturan perundang-undangan yang lebih lama.  ADART BKAD tidak perlu disusun dan ditetapkan melalui Permakades, karena BKAD bukan organisasi yang membawahi Desa, tapi representasi atas kepentingan Desa, yang bertanggungjawab kepada para Kepala Desa.

D. Penetapan Permakades tentang Kerjasama Antar Desa

Substansi Permakades tentang kerjasama antar Desa terdiri atas:  Bab I Ketentuan Umum  Bab II Ruang Lingkup Kerja Sama  Bab III Bidang Kerja Sama  Bab IV Tata Cara dan Ketentuan Pelaksanaan Kerja Sama  Bab V Jangka Waktu Kerja Sama  Bab VI Hak dan Kewajiban  Bab VII Pendanaan  Bab VIII Tata Cara Perubahan, Penundaan, dan Pembatalan Kerja Sama  Bab IX Penyelesaian Perselisihan  Bab X Ketentuan Peralihan  Bab XI Ketentuan Penutup Contoh penyusunan Permakades tentang kerjasama antar Desa contoh pada lampiran 04

E. Pembahasan Rencana Pendirian BUM Desa Bersama

BKAD atau Unit kerja BKAD bersama pihak kecamatan danatau para pendamping professionalorganisasi masyarakat lainnya yang peduli dengan edukasi Desa membuka akses bagi masyarakat Desa untuk membahas rencana pendirian BUM Desa Bersama. Tabel 7. 4 . Hasil Fasilitasi BKAD tentang Rencana Unit Usaha BUM Desa Bersama Contoh Unit Usaha AlasanArgumen Rencanalangkah Mewujudkan Mendukung ekonomi warga  Unit usaha BUM Desa Bersama “Dana Bergulir”  Unit Usaha BUM Desa Bersama “Konveksi” Kelompok usaha konveksi, kelompok tani kopi, coklat, durian, warga miskin dapat  Pelatihan  Pembelian alat mesin jahit modern  Penggunaan mobil angkut yang sudah Pedoman Teknis BUM DESA BERSAMA 36 Unit Usaha AlasanArgumen Rencanalangkah Mewujudkan mengakses permodalan usaha. diserahkan menjadi aset BUM Desa Bersama  Kerjasama BUM Desa Bersama dengan perusahaan ekspor Mengelola Sumberdaya Alam Unit usaha BUM Desa Bersama “Kawasan Perdesaan Wisata Terpadu” yang mengelola homestay dan paket Wisata antar-Desa Pendapatan warga meningkat melalui homestay, paket wisata Embung, Telaga, alam pegunungan, flora fauna dan tanaman konservasi lain  Kerjasama BUM Desa Bersama dengan jejaring media sosial yang bergerak di wisata  Shareholder dari warga Desa untuk mengembangkan homestay  Keanggotaan BUM Desa Bersama dalam organisasi lingkungan hidup dan organisasi wisata berskala ASEAN Memberi Layanan Dasar Warga  Unit usaha BUM Desa Bersama “Village Mart ” yang mengelola tokogrosir Desa.  Unit usaha BUM Desa Bersama yang mengelola “sistem daur ulang sampah”, termasuk promosinya sebagai daya tarik wisatawan untuk melihat partisipasi warga di kawasan perdesaan yang bersih-sehat. Produk lokal Desa dapat dipasarkan; BUM Desa Bersama melakukan operasi pasar berdasarkan “kalender musim” tanam, panen, dll. Pengelolaan sampah akan membuat lingkungan kawasan perdesaan semakin bersih dan hasil daur ulang menguntungkan Desa.  BUM Desa Bersama melakukan pembelian hasil panen sebelum dibeli tengkulak, dan menjualnya dengan harga yang disepakati dengan kelompok petani  Pemilihan lokasi “Village Mart” yang menampung hasil produk lokal Desa; lahan parkir mampu menampung moda transportasi dari wisatawan lebih dari 100 kendaraan  Lokasi penampungan dan pengelolaan daur ulang sampah wisata. Pengalaman situs berdesa.com yang sudah mendampingi BUM Desa dan BUM Desa Bersama menunjukkan bahwa BUM Desa Bersama merupakan pilar kegiatan ekonomi di Desa yang berfungsi sebagai lembaga sosial social institution dan komersial commercial institution. BUM Desa Bersama sebagai lembaga sosial berpihak kepada kepentingan masyarakat melalui kontribusinya dalam penyediaan pelayanan sosial. Sedangkan sebagai lembaga komersial bertujuan mencari keuntungan melalui penawaran sumber daya lokal barang dan jasa ke pasar. Dalam menjalankan usahanya prinsip efisiensi dan efektifitas harus selalu ditekankan dengan tetap memegang teguh akuntabilitas BUM Desa Bersama. Pedoman Teknis BUM DESA BERSAMA 37 Untuk menjaga akuntabilitas BUM Desa Bersama bisa dimulai dengan membiasakan diri tertib meminta dan menyimpan bukti transaksi juga dapat membantu para perangkat Desa bagian keuangan ketika menghadapi auditor keuangan. Dalam hal ini, bukti transaksi berperan penting sebagai alat koreksi untuk mencocokkan antara catatan transaksi keuangan yang dituliskan dengan bukti transaksi yang dimiliki keuangan Desa. Bukti transaksi juga sebagai alat bukti bila sewaktu-waktu dibutuhkan. Misalnya saja seperti alat bukti pembelian handphone atau peralatan lainnya. Bila terjadi kerusakan dalam masa garansi barang tersebut maka akan membutuhkan bukti transaksi sebagai salah satu syarat pengganti kartu garansi. Apabila di kemudian hari barang-barang tersebut akan dilelang juga nilainya bisa lebih tinggi jika masih ada bukti transaksi dan kartu garansi. Inilah cara sederhana menerapkan akuntabilitas.

F. Musyawarah Antar Desa tentang Pendirian BUM Desa Bersama