Memberdayakan Masyarakat. PENGERTIAN BUM DESA DAN BUM DESA BERSAMA 4

Pedoman Teknis BUM DESA BERSAMA 10 sejumlah Desa membangun minapolitan secara bersama, sejumlah Desa bersama warga petani menanam sawit secara mandiri, sejumlah Desa bersama perajin membangun pasar dan distribusi, dan sebagainya.  Kedua, Badan Usaha Milik Desa BUM Desa Bersama sebagai lembaga ekonomi Desa yang berbasis pada kerjasama antar-Desa. BUMDesa Bersama merupakan representasi Desa yang mempunyai otoritas langsung untuk memiliki dan mengelola sumberdaya publik tanah Desa, dana Desa, dana bergulir, hibah pemerintah, sumberdaya alam bersama sebagai modal untuk menjalankan bisnis. BUM Desa Bersama dapat menjadi wadah dan patron yang menyatukan sekaligus melindungi banyak pelaku ekonomi kecil menjadi bisnis yang lebih besar, tanpa harus mencaplok usaha bisnis yang sudah berkembang.  Ketiga, keterlibatan desa dalam bagi saham dan bagi hasil shareholding dalam investasi pembangunan kawasan perdesaan. NAWACITA maupun RPJMN 2015-2019 sudah mengamanatkan hal ini. Selama ini investasi pembangunan kawasan perdesaan menempatkan Desa sebagai pemangku kepentingan stakeholder yang sebenarnya hanya menempatkan Desa sebagai “teman diskusi”. Sedangkan investor dari luar yang bertindak sebagai shareholder utama. Tetapi karena teori stakeholding itu merugikan Desa, maka sekarang berubah menjadi shareholding. Desa, maupun orang Desa, tidak hanya sebagai lokasi, buruh, dan penerima manfaat tetapi juga sebagai pemilik atas investasi melalui bagi saham dan bagi hasil. Tanah Desa maupun tanah warga tidak dibeli habis oleh investor, melainkan disertakan sebagai modalsaham dalam investasi. Hasil dari investasi ini mendatangkan Pendapatan Asli Desa yang digunakan untuk membiayai pemerintahan, pelayanan publik, sekaligus juga pembangunan Desa dan pemberdayaan masyarakat Desa.

D. Memberdayakan Masyarakat.

Pendekatan pengarusutamaan Desa penting untuk diterapkan dalam pemberdayaan masyarakat, untuk memastikan ciri khas Kementerian Desa. Artinya pemberdayaan masyarakat tidak hanya secara sektoral dalam bentuk pelatihan para pekerja maupun pelatihan wirausaha seperti yang dilakukan kementerian terkait, tetapi juga menghadirkan institusi Desa ke dalam ranah pemberdayaan masyarakat, atau merajut kolaborasi antara Desa dengan asosiasi Pedoman Teknis BUM DESA BERSAMA 11 pelaku ekonomi Desa maupun kerjasama antara BUM Desa dan BUM DESA Bersama dengan institusi ekonomi lainnya. Dalam pemberdayaan masyarakat yang lebih progresif, pembentukan kelompok oleh pengelola program harus diakhiri. Ada agenda penting pemberdayaan masyarakat Desa dalam pembangunan kawasan pedesaan. 1. Pengorganisasian pelaku ekonomi Desa petani, nelayan, peternak, perajin dan lain-lain yang memiliki kesamaan kepentingan dan tujuan. Organisasi ini menjadi tempat untuk pembelajaran, konsolidasi kepentingan dan tujuan, institusi bisnis, kerjasama ekonomi dan yang lainnya. 2. Pengorganisasian kolaborasi antar-Desa yang memiliki potensi, kepentingan dan tujuan yang sama, termasuk untuk membentuk BUM Desa Bersama. Pengorganisasian kolaborasi antara Desa, BUM Desa Bersama, dengan asosiasi pelaku ekonomi Desa. 3. Pengembangan kapasitas terhadap asosiasiorganisasi kolobarasi yang telah diorganisir. Tentu pengembangan kapasitas tidak hanya berhenti pada pelatihan, misalnya pelatihan tentang kapasitas wirasaha Desa. Agenda ini mencakup tiga level: a. Sistem visi, kebijakan, aturan main yang dimiliki organisasi; b. Institusi manajemen organisasi, sdm, keuangan, bisnis yang dimiliki organisasi; c. Individu komitmen, kemauan, kemampuan, motivasi orang per orang dalam organisasi. Gambar 3. BUM Desa Bersama dan Platform Pembangunan Kawasan Perdesaan Aspek yang perlu ditelusuri adalah “pengarusutamaan Desa” village mainstreaming dalam pelaksanaan pembangunan kawasan perdesaan. Potensi sumber daya alam yang digunakan sebagai basis “potensi unggulan” penting ditelusuri bagaimana proses prakarsakearifan lokal didalamnya. Potensi unggulan tersebut juga perlu ditelusuri terkait aspek kedudukan aset, apakah aset bersama common pool resources atau justru aset pemerintah daerah. Kedudukan aset yang jelas statusnya sebagai aset bersama akan berpotensi menjadi basis kapitalisasi yang menguntungkan pendapatan asli Desa, terutama Desa yang telah bersepakat didalam kerja sama antar Desa dan kerja sama Desa dengan pihak ketiga. BUM Desa Bersama memperkuat Desa melalui arena partisipasi Desa. Sebagai contoh, BUM Desa Bersama ”Nusantara”, Telaga Ngebel, Ponorogo, Jawa Timur melakukan kolaborasi 8 delapan Desa untuk unit usaha pengelolaan wisata di kawasan perdesaan, grosirtoko Desa, dan simpan pinjam atau dana bergulir. Sumber Daya Alam SDA di Kawasan Perdesaan secara alamiah merupakan common pool resources yang tidak bersifat eksklusif bagi Desa tertentu. Ada dua ranah yang menjadi arena partisipasi Desa melalui BUM Desa Bersama dalam pembangunan kawasan perdesaan: 1. Sumber daya milik bersama common pool resources yang secara alamiah by nature merupakan kawasan perdesaan dan dalam kehidupan sehari-hari menjadi sumber kehidupan-penghidupan masyarakat setempat. Sumberdaya SUMBER DAYA BERSAMA COMMON POOL RESOURCES BAB IV Pasal 85 UU No. 62014 tentang Desa 1 Pembangunan Kawasan Perdesaan yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi,Pemerintah Daerah KabupatenKota, dan pihak ketiga wajib mendayagunakan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia serta mengikutsertakan Pemerintah Desa dan masyarakat Desa. Pedoman Teknis BUM DESA BERSAMA 13 kategori ini antara lain meliputi sungai, mata air, mineral nonlogam atuan galian tambang C, pesisir dan lain-lain. 2. Kawasan yang sengaja disiapkan by design oleh Pemerintah sebagai arena investasi pembangunan kawasan perdesaan baik oleh pemerintah maupun pihak swasta seperti agropolitan, minapolitan, agroindustri, pertambangan dan sebagainya. Gambar 4.3. Kawasan Perdesaan by design sebagai Arena Investasi Kehadiran BUM Desa Bersama menjadi institusi yang mencegah laju investasi Desa yang cenderung memberi ruang pada ekstraksi, akumulasi, dan eksploitasi. Eksploitasi hanya akan mengakibatkan tragedy of commons Garret Hardin: 2001 atas sumber daya Desa yang berstatus kepemilikan bersama, laut, pesisir, irigasi tersier, bahan tambang dan seterusnya. tambang,

BAGIAN 2: PENDIRIAN BUM DESA BERSAMA