pada tulang, dalam keadaan lanjut dapat terjadi patah tulang belakang dan tulang panggul. Penelitian yang dilakukan Li dkk 2012 menunjukkan bahwa terdapat nyeri
otot sebesar 53,29 yang dirasakan wanita Cina pada masa menopause. Pada wanita usia 40–55 tahun terdapat sebesar 32,1 yang mengalami
hilangnya kepekaan pada lidah di masa menopause sementara yang lainnya sebanyak 67,9 tidak mengalaminya. Pekerjaan wanita yang sebagian besar adalah ibu rumah
rumah, sehingga perubahan ini akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Hasil wawancara dengan wanita usia 40–55 tahun diketahui bahwa sebagian
besar 83,9 tidak memeriksakan dirinya pada petugas kesehatan karena merasa perubahan-perubahan itu lambat laun akan hilang dan juga susah untuk menjangkau
Puskesmas. Namun apabila posyandu lansia masih aktif, akan memeriksakan dirinya pada tenaga kesehatan yang ada di posyandu lansia tersebut dan selebihnya sebesar
16,1 memeriksakan dirinya pada petugas kesehatan.
5.9.2 Perubahan-perubahan Psikologis pada Masa Menopause
Adanya kecemasan merupakan salah satu perubahan psikologis yang terdapat pada masa menopause. Pada penelitian ini terdapat 86,6 wanita usia 40–55 tahun di
wilayah kerja Puskesmas Langsa Barat yang mengatakan merasa cemas pada masa menopause dan selebihnya 13,4 yang tidak mengalaminya. Hal yang sama juga
terdapat pada penelitian Chontessa dkk 2012 yang melaporkan bahwa pada masa menopause wanita yang mengalami kecemasan sebesar 85,9 dan terdapat sebesar
14,1 yang tidak mengalami kecemasan sehingga diperlukan kepercayaan diri yang tinggi dan dukungan dari keluarga untuk mengurangi rasa cemas pada masa
Universitas Sumatera Utara
menopause. Turunnya hormon estrogen menyebabkan turunnya neurotransmitter didalam otak yang mempengaruhi suasana hati sehingga jika neurotransmitter
ini kadarnya rendah, maka akan muncul rasa cemas Proverawati dan Sulistyawati, 2010.
Sebagian besar wanita usia 40–55 tahun yaitu sebesar 81,3 mengatakan mudah tersinggung dan yang lainnya sebanyak 18,8 tidak mudah tersinggung pada
masa menopause. Penelitian Mahayuni dan Melaniani 2007 melaporkan bahwa perubahan psikologis yang paling banyak dialami wanita pada masa menopause
adalah keluhan atau gejala berupa kecendrungan cepat marah atau cepat tersinggung sebesar 49.
Hal lain yang dirasakan oleh wanita usia 40–55 tahun adalah merasa takut menjadi tua. Sebanyak 58 yang mengalaminya dan yang tidak takut menjadi tua
sebanyak 42. Perubahan psikologis selanjutnya merasa tidak dibutuhkan lagi. Terdapat sebanyak 60,7 wanita usia 40–55 tahun yang merasakan hal ini dan
selebihnya sebanyak 39,3 tidak merasakan hal tersebut. Menurut Kusmiran 2011 menopuse dipersepsikan sebagai suatu kehilangan dan menimbulkan perasaan tidak
berharga. Wanita memiliki keyakinan dalam diri bahwa sebagai wanita sudah merasa tidak sempurna setelah berakhirnya proses menstruasi.
Begitu juga keluhan merasa sudah tidak cantik lagi. Sebesar 59,8 wanita usia 40–55 tahun merasakan dirinya sudah tidak cantik dan sebanyak 40,2 tidak
merasakan hal tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Terdapat juga sebesar 87,5 wanita usia 40–55 tahun yang mengalami penurunan daya ingat dan sebesar 12,5 yang tidak mengalaminya. Menurut
Fox-Spencer dan Brown 2007 hubungan antara menopause dengan masalah memori tidak sepenuhnya jelas, tetapi kelihatannya hormon-hormon wanita memainkan
beberapa peran dalam fungsi otak yang normal. Meskipun penurunan daya ingat secara normal tidak memengaruhi wanita sampai pada masa pascamenopause,
datangnya menopause dapat memiliki peran dalam kemunduran memori. Berbagai cara dapat dilakukan untuk mengurangi masalah yang timbul
disebabkan demensia. Cara terbaik mengatasi demensia adalah wanita menopause selalu membawa catatan kecil untuk mencatat segala sesuatu yang mungkin saja akan
dilupakannya Wahyunita dan Fitrah, 2010. Selanjutnya terdapat wanita usia 40–55 tahun yang merasakan suasana hati
yang tidak menentu yaitu sebesar 92,9 dan yang tidak merasakan hal tersebut sebesar 7,1. Apabila keadaan ini terus menerus terjadi maka dapat menyebabkan
cemas. Perubahan psikologis yang lain adalah susah berkosentrasi. Sebanyak 92
wanita usia 40–55 tahun yang mengalaminya dan selebihnya sebesar 8 yang tidak mengalaminya. Susah kosentrasi dapat disebabkan karena wanita menopause sulit
tidur sehingga kebutuhan tidur tidak terpenuhi sehingga pada saat beraktivitas keesokan hari menjadi susah untuk berkosentrasi.
Dari hasil wawancara dengan wanita usia 40–55 tahun di wilayah kerja Puskesmas Langsa Barat diketahui bahwa sebanyak 65,2 tidak melakukan tindakan
Universitas Sumatera Utara
apapun saat mengalami perubahan-perubahan psikologis pada masa menopause, sebanyak 27,7 mendekatkan diri pada Tuhan dan sebanyak 7,1 yang
memeriksakan dirinya pada tenaga kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN