BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
PKn adalah suatu mata pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa yang memfokuskan pada pembentukan diri dalam berbagai bidang
kehidupan agar menjadi warga negara yang baik, yakni warga negara yang sanggup melaksanakan hak dan kewajiban dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara yang sesuai dengan UUD’ 45. Fungsi mata pelajaran PKn hakekatnya sama dengan fungsi pendidikan
nasional seperti yang tertuang dalam UU NO.20 tahun 2003 yakni : mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang mana fungsi tersebut sejalan dengan tujuan mata pelajaran PKn yang aspek- aspek
kompetensinya meliputi pengetahuan Kewarganegaraan
civic knowledge
, keterampilan Kewarganegaraan
civic skills
dan watak atau karakter Kewarganegaraan civic dispositions, dimana karakteristik pelajaran PKn
ditekankan pada dimensi watak, karakter, sikap dan potensi lain yang sifatnya afektif.
Dalam rangka pembentukan watak bangsa yang bermatabat terlebih dahulu harus mempunyai pengetahuan Kewarganegaraan yang baik terutama pengetahuan di
bidang polotik, hukum dan moral dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, selanjutnya dengan pengetahuan yang baik diharapkan memiliki ketrampilan
secara intelektual ataupun partisipatif dalam kehidupan berbangsa.
Ketrampilan intelektual ataupun partisipatif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang akhirnya pengetahuan dan ketrampilan tersebut akan membentuk
watakkarakter yang mapan sehingga menjadi sikap dan kebiasaan sehari- hari. Atas dasar uraian di atas maka mata pelajaran PKn punya peran yang
penting dalam pembentukan watak bangsa yang bermatabat, namun di sisi lain yang terjadi motivasi anak dalam belajar PKn rendah hal itu dapat diketahui dari
prestasi belajar siswa yang rendah, salah satu sebab motivasi anak belajar PKn rendah karena karakter mata pelajaran PKn sebagian besar materinya berupa
konsep- konsepteori- teori dan dalam pembelajaran anak cenderung dipaksa untuk menghafal konsep- konsep tersebut dan tidak begitu faham penerapanya
dengan model pembelajaran dalam bentuk informasiceramah saja yang kegiatanya didominasi oleh guru sehingga kurang melibatkan emosional anak
yang akhirnya proses pembelajaran berjalan secara monoton dan membosankan akibatnya motivasi siswa dalam pembelajaran PKn rendah.
Dalam Kurikulum
Tingkat Satuan
Pendidikan KTSP
2006 dikembangkan berbagai metode pembelajaran yang berorientasi pada siswa salah
satunya adalah pembelajaran kooperatif Jigsaw, metode jigsaw pertama kali dikembangkan dan diuji oleh Elliot Aronson dan dilanjutkan Slavin dan kawan-
kawannya. Jigsaw adalah salah satu metode pembelajaran yang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran PKn, melalui kooperatifdiskusi watak, karakter
dan kepribadian siswa terbentuk.Ketrampilan kooperatif sangat penting bagi siswa sebagai bekal untuk siswa untuk mencapai keberhasilan dalam menghadapi
tuntutan lapangan kerja yang dewasa ini berorientasi pada kerjasama dalam tim.
Disamping itu model pembelajaran Jigsaw melatih siswa untuk cepat dan tanggap serta mudah beradaptasi untuk menyesuaikan lingkungan.
Meskipun banyak pakar pendidikan mengenalkan metode jigsaw, namun masih banyak guru belum mencoba menerapkan metode jigsaw dalam
pembelajaran PKn, padahal kalau dicermati jigsaw dapat menunjang secara cepat tercapainya tujuan pembelajarankompetensi yang dikembangkan dalam mata
pelajaran PKn, misalnya ketrampilan berpartisipasi secara demokratis dan bertanggung jawab, kompetensi ini akan terbina ketika siswa berdiskusi antar
anggota kelompok dalam kelompok awalahli. Dengan diskusi siswa akan berlatih menghargai pendapat orang lain, bekerja sama dan bertanggung jawab terhadap
tugasnya. Diskusi juga akan dapat membentuk watak, kepribadian siswa yang sesuai dengan norma-norma yang dijunjungnya. Partisipasi aktif siswa yang
tergambar dalam pembelajaran jigsaw tampaknya tidak direspon dengan baik oleh guru PKN, padahal guru dituntut untuk mampu melaksanakan pembelajaran
dengan metode yang tepat, efektif dan variatif yang dapat membangun motivasi siswa serta dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan
potensinya secara maksimal sehingga dalam proses pembelajaran terjadi: transfer of learning, transfer of training, transfer of principles Suyanto, 2000;0. Untuk
itu dibutuhkan guru yang berpangalaman dan profesional sebagai mana dikemukakan oleh Raka Joni dalam Moh. Amin, dkk 1995.5 bahwa:
Seorang guru profesional juga dituntut meningkatkan wawasan dan pengetahuanya dibidang pendidikan, ilmu- ilmu yang menunjang dalam
proses belajar mengajar, serta memantau perkembangan sistim pendidikan terutama yang berkaitan dengan pembaharuan penyelengaraan proses
belajar mengajar. Dengan cara tersebut dapat lebih diyakinkan bahwa
setiap kegiatan belajar mengajar yang dikelola guru sekaligus merupakan perwujudan interaksi pendidikan.
Selain metode masih ada faktor lain yang mempengaruhi tinggirendahnya prestasi
belajar PKn,
antara lain
motivasi belajar,
merupakan penggerakdorongan pada diri siswa untuk selalu berprestasi, siswa yang
bermotivasi belajar tinggi akan berusaha secara maksimal mencapai prestasi belajar yang tinggi, sedangkan siswa yang bermotivasi rendah cenderung malas
belajar kurang peduli terhadap prestasi belajarnya. Berdasarkan permasalahan di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar PKn dipengaruhui oleh ketepatan dalam menerapkan metode pembelajaran dan motivasi belajar siswa. Peneliti menduga bahwa pembelajaran jigsaw yang
disertai motivasi belajar yang tinggi akan dapat meningkatkan prestasi belajar PKn siswa.Dari permasalahan di atas peneliti akan melakukan penelitian apakah
pembelajaran kooperatif jigsaw berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa ditinjau
dari motivasi
belajar siswa
dengan judul“PENGARUH
PEMBELAJARAN COOPERATIVE
JIGSAW TERHADAP
PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PKn DITINTAU DARI MOTIVASI
BELAJAR PADA SISWA SMP NEGERI SEKOMDA SOKARAJA”
B. Identifikasi Masalah