memberikan pengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar PKn, pada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah.
h. Prestasi Belajar PKn Siswa yang Diajar dengan Metode Konvensional untuk Siswa yang Memiliki Motivasi BelajarTinggi Tidak Lebih Baik daripada Siswa
yang Memiliki Motivasi Rendah. A2B1 : A2B2. Hasil pengujian hipotesis keenam untuk uji Tuckey, diperoleh nilai Qh =
8,653 dan nilai Qt = 4,08 untuk taraf nyat a = 0,05 dengan n = 20
lihat Lampiran 13 B halaman 165, Jika dibandingkan, diperoleh bahwa nilai Qh
Qt pada taraf nyat a = 0,05 dengan n = 20, sehingga dapat disimpulkan bahwa
prestasi belajar PKn siswa yang diajar dengan metode konvensional untuk siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi lebih baik daripada siswa yang memiliki
motivasi rendah. Artinya, penggunaan metode konvensional lebih efektifcocok bagi siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi daripada siswa yang memiliki
motivasi belajar rendah. Skor rata-rata prestasi belajar Pkn yang diperoleh oleh siswa yang diajar
dengan metode konvensional bagi siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi sebesar 69,85 lebih tinggi hasilnya jika dibandingkan dengan siswa yang
bermotivasi rendah,yaitu sebesar 55,4, Dengan demikian metode konvensional efektifcocok dalam memberikan pengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar
PKn khususnya untuk siswa yang bermotivasi tinggi.
D. Pembahasan Hasil Penelitian.
Dari hasil analisis data hasil penelitian dan pengujian hipotesis di atas selanjutnya akan disampaikan pembahasan tentang hasil penelitian, baik yang
dilakukan dengan data hasil tes dan angket. 1. Pengujian hipotesis pertama : dari hasil analisis deskriptif diketahui bahwa skor
rata-rata prestasi belajar PKn siswa dengan pembelajaran jigsaw lebih baiktinggi jika dibandingkan pembelajaran konvensional yaitu 68,975 62,625. Hal itu
menunjukkan bahwa
pembelajaran jigsaw
lebih efektifbaik
daripada pembelajaran konvensional dan dapat dikatakan pembelajaran PKn dengan
metode jigsaw menghasilkan skor prestasi lebih tinggi jika dibandingkan dengan pembelajaran dengan metodekonvesional jadi secara keseluruhan metode jigsaw
lebih efektif dalam mempengaruhi prestasi belajar PKn daripada metode konvensional khususnya bagi siswa yang menjadi subyek dalam penelitian ini.
Besarnya simpangan baku
stándar deviasi
yang dihasilkan oleh pembelajaran jigsaw sebesar 17,008 dan pembelajaran konvensional 9,37, jadi
besaran stándar deviasi yang dihasilkan pembelajaran jigsaw lebih besar jika dibandingkan dengan pembelajaran konvensional, hal itu berarti prestasi belajar
PKn dengan metode jigsaw mempunyai variasi nilai yang lebih besar daripada variasi nilai yang dihasilkan oleh pembelajaran metode konvensional, sehingga
dapat dikatakan bahwa skor prestasi yang dihasilan oleh pembelajaran jigsaw cenderung lebih stabilajeg jika dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
2. Pengujian hipotesis kedua : ditinjau dari mtivasi belajar siswa, melihat rata-rata skor prestasi belajar PKn untuk kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar
tinggi secara keseluruhan menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan jika
dibandingkan dengan siswa yang memilki motivasi belajar rendah yaitu 76,50 54,95, jadi skor prestasi kelompok siswa yang memiliki motivasi secara signifikan
lebih baik jika dibandingkan siswa yang bermotivasi rendah hal itu menunjukkan dan membuktikan siswa yang bermotivasi belajar tinggi dan bermotivasi rendah
prestasi belajarnya berbeda, kondisi itu dapat sebagai bukti empirik bahwa pengelompokam siswa yang didasarkan motivasi belajar tinggi dan rendah cukup
efektif untuk melihat pengaruh metode pembelajaran jigsaw dan konvensional. Pada kelompok siswa yang bermotivasi tinggi dari deskriptif data terdapat
perbedaan yang signifikan antara siswa yang diajar dengan metode jigsaw dengan konvensional. Besarnya rata-rata skor prestasi belajar siswa yang bermotivasi
tinggi dan diajar dengan metode jigsaw adalah 83,5 sedangkan yang diajar dengan metode konvensional skor rata-ratanya sebesar 69,85, selisih rata-rata skor
tersebut cukup signifikan secara deskriptif keduanya berbeda dan hasil pengujian hipotesis memperkuat perbedaan tersebut, sehingga fakta tersebut dapat sebagai
bukti bahwametode jigsaw lebih baik daripadakonvensional dalam mempengaruhi prestasi belajar PKn, khususnya bagi siswa yang bermotivasi tinggi.
3. Pengujian hipotesis ketiga tentang interaksi, dari hasil analisis dan deskripsi data dapat disimpulkan terdapat interaksi antara metode pembelajaran dengan
tingkat motivasi belajar siswa dalam mempengaruhi prestasi belajar PKn siswa, hal itu dibuktikan dalam pengujian hipotesis yang menghasilkan keputusan
menolak hipotesis Ho pada taraf signifikan a = 0,05 yang artinya terdapat
pengaruh yang signifikan dari interaksi antara metode pembelajaran dengan motivasi belajar PKn terhadap prestasi belajar PKn siswa, kenyataan itu lebih
menguatkan suatu kesimpulan bahwa dengan mengelompokkan siswa yang bermotivasi tinggi dan yang bermotivasi rendah dapat mempengaruhi keefektifan
metode pembelajaran
jigsaw dan
pembelajaran konvensional
dalam mempengaruhi prestasi belajar PKn siswa dalam penelitian ini.
Semua pembahasan dari hasil analisis data yang telah dideskripsikan dan dipaparkan menguatkan alasan bahwa metode jigsaw lebih efektif dalam
mempengaruhi prestasi belajar PKn daripada metode konvensional. Dalam menerapkan pembelajaran jigswa juga harus memperhatikan karateristik
siswa antara lain tingkat motivasi belajarnya, karena pembelajran jigsaw lebih efektif diterapkan pada siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, hal itu
dibuktikan adanya perbedaan yang cukup signifikan antara siswa yang bermotivasi tinggi dengan siswa yang bermotivasi rendah.
Untuk kelompok siswa yang bermotivasi tinggi dilihat dari besaran rata- rata skor prestasi beljar PKn siswa menunjukkan bukti relatif lebih tinggi baik
yang diajar dengan pembelajaran jigsaw maupun dengan konvensional, hal itu adalah wajar karena siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan selalu tekun
dan ulet dalam belajar, mempunyai minat yang tinggi terhadap suatu pelajaran, disiplin, mandiri, gigih dan akan selalu berusaha maximal untuk mencapai hasil
yang optimal, sehingga siswa yang bermotivasi tinggi akan selalu berusaha tidak mudah putus asa untuk meningkatkan prestasi secara maximal.
Keefektifan metode jigsaw dalam pelajaran PKn akan mampu mengembangkan proses berpikir siswa untuk lebih aktif mengusai dan mendalami
kompetensi yang harus dikuasai dan yang menjadi tanggungjawabnya, karena
prinsip pembelajaran jigsaw menekankan pada siswa secara kooperatif menguasai dan mendalami materi pelajaran tertentu yang selanjutnya antar siswa saling
mengajar satu sama lainnya. Prestasi belajar PKn merupakan penguasaan aspek-aspek kompetensi
mencakup 3 komponen yaitu : Pengetahuan kewarganegaraan
civic knowledge
segala sesuatu yang berkaitan dengan hak-kewajibanperan sebagai warga negara, Ketrampilan Kewarganegaraan
civic skills
, mencakup
intelectual skills
dan
participation skills
, Karakter Kewarganegaraan civic dispositions, sifat-sifat yang harus dimiliki oleh setiap warga negara guna mendukung efektivitas
partisipasi politik. Dengan kompetensi tersebut diharapkan siswa mampu berpikir rasional, kritis dan kreatif untuk memahami berbagai wacana Kewarganegaraan
mampu berpartisipasi secara demokratis serta memiliki sifat kepribadian yang sesuai norma-norma dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
PKn adalah mata pelajaran yang mempunyai peran penting dalam pembentukan watak dan karakter warga negara untuk itu dalam melaksanakan
pembelajarannya diperlukan metode pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan potensinya secara maxsimal.
Dengan pembelajaran jigsaw siswa punya tanggung jawab belajar, mengajar dan diajar oleh sesama siswa dan kesempatan yang luas dalam kelompok
kooperatifnya untuk berdebat, berdiskusi, dan berpendapat, yang akhirnya siswa termotivasi untuk meningkatkan prestasinya secara maxsimal. Dari uraian
pembahasan diatas menunjukkan bukti bahwa hasil penelitian ini memperkuat
teori bahwa pembelajaran jigsaw lebih baikefektif daripada pembelajaran konvensional.
E. Keterbatasan penelitian.