Antioksidan alami Vitamin C Flavonoid

15 b. Antioksidan sekunder Antioksidan sekunder merupakan senyawa fenol yang berfungsi memerangkapradikal bebas serta mencegah terjadinya reaksi berantai sehingga tidak terjadi kerusakan yang lebih besar. Contoh yang populer, antioksidan sekunder adalah antioksidan vitamin, contoh: vitamin E, vitamin C, vitamin A. dan senyawa fitokimia, contoh : flavonoid, katekin, karotenoid, dan β-karoten yang dapat diperoleh dari buah-buahan. Antioksidan sintetik contoh: BHA butylated hydroxyl anisole, BHT butylated hydroxyrotoluene, PG, propy gallate, EDTA ethylene diamine tetraacetic acid , TBHQ tertiary butyl hydroquinone dan NDGA nordihydro guaretic acid. c. Antioksidan tersier Antioksidan tersier merupakan senyawa yang memperbaiki sel-sel dan jaringan yang rusak karena serangan radikal bebas, biasanya yang termasuk kelompok ini adalah jenis enzim misalnya metionin sulfoksidan reduktase yang dapat memperbaiki DNA dalam inti sel. Contohnya enzim metinion sulfoksidan reduktase, enzim tersebut bermanfaat untuk perbaikan DNA pada penderita kanker. Senyawa antioksidan alami tumbuhan umumnya adalah senyawa fenolik atau polifenolik yang dapat berupa golongan flavonoid, kumarin , tokofenol dan asam- asam organic. Senyawa polifenolik dapat bereaksi sebagai preduksi, penangkap radikal bebas Kumalaningsih, 2006.

2.4.1 Antioksidan alami

Sayur-sayuran dan buah-buahan kaya akan zat gizi vitamin, mineral, serat Universitas Sumatera Utara 16 pangan serta berbagai kelompok zat bioaktif lain yang disebut zat fitokimia. Zat bioaktif ini bekerja secara sinergis, meliputi mekanisme enzim detoksifikasi, peningkatan sistem kekebalan, pengurangan agregasi platelet, pengaturan sintesis kolesterol dan metabolisme hormon, penurunan tekanan darah, antioksidan, antibakteri serta efek antivirus Silalahi, 2006.

2.4.2 Vitamin C

Vitamin C atau asam askorbat mempunyai berat molekul 176,13 dengan rumusmolekul C 6 H806. Pemerian vitamin C adalah hablur atau serbuk berwarna putih atau agak kekuningan. Pengaruh cahaya lambat laun menyebabkan berwarna gelap, dalam keadaan kering stabil diudara namun dalam larutan cepat teroksidasi.Vitamin C mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol, praktis tidak larut dalam kloroform, dalam eter dan dalam benzen Depkes RI, 1979.Rumus bangun vitamin C dapat dilihat pada Gambar 2.1 Gambar 2.1 Rumus bangun vitamin C Packer, 2002. Sifatnya yang larut dalam air, vitamin C bekerja melindungi bagian tubuh dari radikal bebas yang larut dalam air dengan mendonorkan elektronnya ke dalam reaksi biokimia intraseluler dan ekstraseluler. Vitamin C mampu bereaksi dengan radikal bebas dan mengubahnya menjadi radikal bebas askorbil yang kurang reaktif, kemudian membentuk asam monodehidroaskorbat dan atau asam dehidroaskorbat.Bentuk tereduksi ini dapat diubah kembali menjadi asam askorbat Universitas Sumatera Utara 17 oleh enzim monodehidroaskorbat reduktase dan dehidroaskorbat reduktase Packer, 2002.

2.4.3 Flavonoid

Senyawa flavonoid merupakan salah satu senyawa polifenol terbesar, mengandung 15 atom karbon dalam inti dasarnya, mempunyai cincin piran, tersusun dalam konfigurasi C 6 -C 3 -C 6 , yaitu dua cincin aromatik yang dihubungkan oleh satuan 3 karbon Markham, 1988; Robinson, 1995. Rumus bangun turunan flavonoid dapat dilihat pada Gambar 2.2. Gambar 2.2 Rumus bangun Flavonoid Harbone, 1987. Flavonoid mengandung system aromatic terkonjugasi sehingga menunjukkan pita serapan kuat pada spectrum UV dan sinar tampak.Umumnya terdapat dalam bentuk terikat pada gula sebagai glikosida sehingga untuk menganalisis flavonoid, lebih baik ekstrak tumbuhan dihidrolisis terlebih dahulu untuk senyawa pereduksi dengan aglikon Harbone. 1987.Flavonoid merupakan senyawa sebagai preduksi yang dapat menghambat reaksi oksidasi sehingga dapat dijadikan sebagai antioksidan Robinson, 1995. Senyawa ini berperan sebagai donor hidrogen terhadap radikal bebas karena gugus hidroksil Silalahi, 2006.

2.5 Penentuan Aktivitas Antioksidan Dengan Metode DPPH

Dokumen yang terkait

Karakterisasi dan Skrining Fitokimia Simplisia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Ekstrak Etanol Bunga Pisang Klutuk (Musa Balbisiana) BB Dengan Metode DPPH

4 25 76

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kayu Siwak (Salvadora persica Wall.) Metode DPPH

0 0 16

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kayu Siwak (Salvadora persica Wall.) Metode DPPH

0 0 2

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kayu Siwak (Salvadora persica Wall.) Metode DPPH

0 0 5

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kayu Siwak (Salvadora persica Wall.) Metode DPPH

0 0 15

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kayu Siwak (Salvadora persica Wall.) Metode DPPH

0 0 4

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kayu Siwak (Salvadora persica Wall.) Metode DPPH

0 0 17

Karakterisasi dan Skrining Fitokimia Simplisia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Ekstrak Etanol Bunga Pisang Klutuk (Musa Balbisiana) BB Dengan Metode DPPH

0 0 15

Karakterisasi dan Skrining Fitokimia Simplisia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Ekstrak Etanol Bunga Pisang Klutuk (Musa Balbisiana) BB Dengan Metode DPPH

0 0 2

Karakterisasi dan Skrining Fitokimia Simplisia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Ekstrak Etanol Bunga Pisang Klutuk (Musa Balbisiana) BB Dengan Metode DPPH

0 0 5