Analisis Nilai IC Hasil analisis aktivitas antioksidan

41 Gambar 4.3 Grafik Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Vitamin C BerdasarkanGambar 4.2 dan 4.3 menunjukkan bahwa dengan peningkatan konsentrasi larutan sampel uji juga terjadi peningkatan pada persentase pemerangkapan DPPH. Peningkatan konsentrasi berbanding lurus dengan aktivitas pemerangkapan DPPH, sehingga dapat dianalogikan sebagai aktivitas antioksidan. Semakin tinggi konsentrasi sampel uji maka semakin besar kemampuannya meredam radikal bebas DPPH Rafi, dkk., 2013.

4.4.3 Analisis Nilai IC

50 Inhibitory Concentration Sampel Uji Nilai IC 50 diperoleh berdasarkan perhitungan persamaan regresi linier yang diperoleh dengan cara memplot konsentrasi larutan uji dan persen peredaman DPPH sebagai parameter aktivitas antioksidan, dimana konsentrasi sampel ppm sebagai absis sumbu X dan nilai inhibisi sebagai ordinat sumbu Y. Hasil persamaan regresi linier dan hasil analisis IC 50 yang diperoleh dari ekstrak etanol kayu siwak dan vitamin C Nilai IC 50 Konsentrasi sampel uji yang mampu 2; 72,45 4; 85,79 6; 93,98 8; 94,68 50 60 70 80 90 100 2 4 6 8 10 Konsentrasi ppm … Universitas Sumatera Utara 42 memerangkap radikal bebas sebesar 50 digunakan sebagai parameter untuk menentukan aktivitas antioksidan sampel uji Prakash, 2001. Tabel 4.5 Hasil persamaan regresi linier dan hasil analisis IC 50 yang diperoleh dari EEKS dan Vitamin C Larutan Uji Persamaan regresi IC 50 ppm Ekstrak Etanol Kayu Siwak Y = 0,3755X + 24,51 67,88 ppm Vitamin C Y = 10,5445X + 27,202 2,162 ppm Menurut Fidrianny, 2014. kategori kekuatan aktivitas antioksidan berdasarkan nilai IC 50 dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut: Tabel 4.6 Kategori nilai IC 50 sebagai antioksidan. No. Kategori Konsentrasi ppm 1. Sangat kuat 50 2. Kuat 51 – 100 3. Sedang 101 – 150 4. Lemah 151 – 200 Hasil analisis menunjukkan aktivitas antioksidan EEKS dalam kategori kuat dengan nilai IC 50 sebesar 67,88 ppm, sedangkan vitamin C memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat dengan nilai IC 50 sebesar 2,162 ppm. Hal ini membuktikan bahwa tumbuhan kayu siwak memiliki aktivitas antioksidan lebih kuat dari vitamin C. hal ini dikarenakan vitamin C merupakan senyawa murni sedangkan ekstrak etanol kayu siwak masih berupa campuran beberapa senyawa-senyawa antioksidan yang terdapat dalam EEKS. Kemampuan sampel uji dalam memerangkap 1,1-Diphenyl-2-Picrylhidrazyl DPPH sebagai radikal bebas dalam larutan metanol dengan nilai IC 50 Konsentrasi sampel uji yang mampu meredam radikal bebas sebesar 50 Universitas Sumatera Utara 43 digunakan sebagai parameter untuk menentukan aktivitas antioksidan sampel uji tersebut Prakash, 2001. Universitas Sumatera Utara 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan: a. hasil karakteristik simplisia kayu siwak secara berturut-turut diperoleh kadar air 6,77, kadar sari larut air 22,86, kadar sari larut etanol 39,46, kadar abu total 7,3, dan kadar abu tidak larut asam 0,32. b. hasil skrining fitokimia simplisia kayu siwak menunjukkan adanya senyawa kimia golongan flavonoid, alkaloid, glikosida, saponin, dan triterpenoid. c. hasil pengukuran aktivitasa ntioksidan dengan metode pemerangkapan radikal bebas 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil DPPH, EEKS menunjukkan kekuatan antioksidan dalam kategori kuat. Nilai IC 50 EEKS diperoleh 67,88 ppm dan vitamin C diperoleh 2,162 ppm dengan menggunakan metode1,1- Diphenyl-2-picrylhidrazyl DPPH.

5.2 Saran

Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk menentukan aktivitas antioksidan dengan metode yang lain. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Karakterisasi dan Skrining Fitokimia Simplisia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Ekstrak Etanol Bunga Pisang Klutuk (Musa Balbisiana) BB Dengan Metode DPPH

4 25 76

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kayu Siwak (Salvadora persica Wall.) Metode DPPH

0 0 16

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kayu Siwak (Salvadora persica Wall.) Metode DPPH

0 0 2

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kayu Siwak (Salvadora persica Wall.) Metode DPPH

0 0 5

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kayu Siwak (Salvadora persica Wall.) Metode DPPH

0 0 15

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kayu Siwak (Salvadora persica Wall.) Metode DPPH

0 0 4

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kayu Siwak (Salvadora persica Wall.) Metode DPPH

0 0 17

Karakterisasi dan Skrining Fitokimia Simplisia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Ekstrak Etanol Bunga Pisang Klutuk (Musa Balbisiana) BB Dengan Metode DPPH

0 0 15

Karakterisasi dan Skrining Fitokimia Simplisia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Ekstrak Etanol Bunga Pisang Klutuk (Musa Balbisiana) BB Dengan Metode DPPH

0 0 2

Karakterisasi dan Skrining Fitokimia Simplisia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Ekstrak Etanol Bunga Pisang Klutuk (Musa Balbisiana) BB Dengan Metode DPPH

0 0 5