The Signaling Hypothesis The Ownership Dispersion Hypothesis

29 penawaran secara sembarangan baik pada saham-saham IPO yang underpriced maupun overpriced.

2. Teori Ex-Ante Uncertainty a.

The Winner’s Curve Hypothesis Sebuah pemahaman penting dari underpricing pada saat IPO adalah penjelasan kutukan pemenenang winner’s curve. Hal ini terjadi karena jumlah saham yang ditawarkan dijual pada fixed price, pembatasan permintaan akan menyebabkan permintaan meningkat tanpa dapat diperkirakan sebelumnya. Distribusi saham sendiri tidak mengarah kepada terjadinya underpricing, tetapi jika di pasar terdapat investor-investor yang tidak memiliki cukup informasi di bandingkan yang lain maka mereka akan dirugikan. Investor-investor yang tidak memiliki cukup informasi ini cenderung akan mengalokasikan investasinya pada saham- saham yang kurang diinginkan Wicaksono 2012:20.

b. The Signaling Hypothesis

Sekuritas yang underpriced meninggalkan kesan baik bagi investor, hal ini membuka peluang bagi perusahaan dan orang dalam untuk menjual penawaran di masa depan dengan harga lebih tinggi di bandingkan seharusnya. Pada model ini, perusahaan penerbit sekuritas memiliki informasi rahasia apakah firm value mereka rendah atau tinggi. Dengan memberikan kesan yang baik, bahwa permintaan atas saham tersebut tinggi yang ditandai dengan underpricing , maka diharapkan sekuritas perusahaan dan firm value perusahaan akan naik setelah periode IPO. Signal yang baik menurut Kim dalam Yoga dalam Wicaksono 2012:21 harus dapat memenuhi dua syarat, yakni: Universitas Sumatera Utara 30 1. Signal tersebut harus dapat ditangkap oleh investor sehingga biaya yang dikeluarkan tidak sia –sia, 2. Signal tersebut sulit atau terlalu mahal untuk dapat ditiru oleh perusahaan yang berkualitas rendah. Penggunaan signal positif secara efektif oleh emiten dan underwriter dapat mengurangi tingkat ketidakpastian yang dihadapi oleh investor, sehingga investor dapat membedakan kualitas dari perusahaan yang baik dan buruk.

c. The Ownership Dispersion Hypothesis

Penerbit sekuritas dengan sengaja melakukan underpricing saham mereka untuk menghasilkan kelebihan permintaan sehingga dapat memiliki pemegang saham kecil dalam jumlah yang banyak. Kepemilikan tersebar ini akan meningkatkan likuiditas pasar, dan membuat lebih sulit bagi orang luar untuk masuk ke dalam menejemen. d. The Agency Cost Hypothesis Penerbit sekuritas dengan sengaja melakukan underpricing saham mereka untuk menghasilkan kelebihan pemintaan sehingga dapat memiliki pemegang saham kecil dalam jumlah yang banyak. Kepemilikan tersebar ini akan meninggalkan likuiditas pasar , dan membuat lebih sulit bagi orang luar untuk masuk ke dalam menejemen. Menurut hipotesis ini disebutkan bahwa penjamin emisi mengambil keuntungan dari belum berpengalamannya perusahaan emiten issuer, yaitu dengan cara melakukan underpricing atas penawaran perdana milik emiten. Penjelasan ini gagal memasukkan pertimbangan atas efek reputasi underwriter dan Universitas Sumatera Utara 31 kemungkinan emiten issue yang lain untuk mempelajari pengalaman- pengalaman kinerja dari perusahaan underwriter, serta belum lagi dengan penjelasan menganai adanya kompetisi diantara para penjamin emisi. Model Baron mengemukakan bahwa underwriter memiliki informasi yang lebih baik mengenai haga yang tepat bagi saham-saham baru yang akan diterbitkan. Tujuan dari dilakukannya underpricing adalah karena harga yang lebih rendah dapat memudahkan usaha untuk mendistribusikan saham kepasar. Dengan melakukan undepricing penjamin juga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kekurangan pembeli undersubscription Wicaksono, 2012:22.

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing

Dokumen yang terkait

Pengaruh Variabel Keuangan dan Non Keuangan terhadap Underpricing pada Saham Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (Periode Januari 2007 sampai dengan Juni 2012)

4 40 139

Pengaruh variabel keuangan dan non keuangan Terhadap underpricing pada perusahaan yang melakukan initial public offering (ipo) Di bursa efek indonesia

0 5 120

PENGARUH VARIABEL KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP UNDERPRICING PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA (PERIODE 2004 2008)

0 4 92

Pengaruh Variabel Keuangan Dan Non Keuangan Terhadap Underpricing Pada Saham Perusahaan Yang Melakukan Initial Public OfferingDi Bursa Efek Indonesia Periode 2009 - 2014

0 0 10

Pengaruh Variabel Keuangan Dan Non Keuangan Terhadap Underpricing Pada Saham Perusahaan Yang Melakukan Initial Public OfferingDi Bursa Efek Indonesia Periode 2009 - 2014

0 0 2

Pengaruh Variabel Keuangan Dan Non Keuangan Terhadap Underpricing Pada Saham Perusahaan Yang Melakukan Initial Public OfferingDi Bursa Efek Indonesia Periode 2009 - 2014

0 0 10

Pengaruh Variabel Keuangan Dan Non Keuangan Terhadap Underpricing Pada Saham Perusahaan Yang Melakukan Initial Public OfferingDi Bursa Efek Indonesia Periode 2009 - 2014

0 0 25

Pengaruh Variabel Keuangan Dan Non Keuangan Terhadap Underpricing Pada Saham Perusahaan Yang Melakukan Initial Public OfferingDi Bursa Efek Indonesia Periode 2009 - 2014

0 0 3

Pengaruh Variabel Keuangan Dan Non Keuangan Terhadap Underpricing Pada Saham Perusahaan Yang Melakukan Initial Public OfferingDi Bursa Efek Indonesia Periode 2009 - 2014

0 0 9

ABSTRAK PENGARUH VARIABEL KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP UNDERPRICING PADA SAHAM PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 11