125
yang menyatakan bahwa Return On Equity ROE memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap underpricing. Selain itu terdapat pula hasil penelitian
yang berbeda mengenai Return On Equity ROE yang dilakukan oleh Ratnasari dan Gunasti 2013 yang menyatakan bahwa Return On Equity ROE terdapat
pengaruh signifikan terhadap underpricing.
4.3.2 Debt to Equity Ratio DER
Debt to Equity Ratio DER merupakan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang dalam pembelanjaan perusahaan. Secara parsial dilihat dari
hasil t
hitung
= 0,319 t
tabel
= 2,64585 dan Sig. t = 0,793 α = 0,05, disimpulkan bahwa Debt to Equity Ratio DER berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap undrpricing. Berdasarkan hasil penelitian ini, kemampuan perusahaan dalam membayar hutang tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
tingkat underpricing. Hasil penelitian ini sejalan dengan Risqi dan Puji 2013 yang menyatakan bahwa variabel Debt to Equity Ratio DER tidak terdapat
pengaruh yang signifikan terhadap underpricing. Akan tetapi hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Azzahra:2011 yang menyatakan bahwa Debt to
Equity Ratio DER memiliki pengaruh yang signifikan terhadap underpricing.
4.3.3 Earning per Share EPS
Earning per Share EPS adalah pendapatan bersih yang tersedia bagi pemegang saham biasa yang beredar. Sehingga Earning per Share EPS
menggambarkan jumlah rupiah yang dapat diterima oleh investor untuk setiap lembar saham biasa. Secara parsial dilihat dari hasil t
hitung
= 1,564 t
tabel
= 2,64585 dan Sig. t = 0,750 α = 0,05, disimpulkan bahwa Earning per Share
Universitas Sumatera Utara
126
EPS berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap underpricing. Hal ini menunjukkan bahwa investor tidak melihat kemampuan perusahaan dalam
memberiakan keuntungan dari setiap lembar saham yang dimiliki investor dalam menanamkan modal nya. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
Permatasari:2014 yang menyatakan bahwa Earning per Share EPS memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap underpricing. Akan tetapi penelitian
yang dilakukan Rodiah:2011 menyatakan bahwa Earning per Share EPS berpengaruh secara signifikan terhadap underpricing.
4.3.4 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan digunakan untuk mengukur besar atau kecilnya suatu perusahaan, semakin besar perusahaan maka semakin besar informasi yang
diperoleh investor akan semakin banyak. Dalam penelitian ini dapat dilihat secara parsial dilihat dari hasil t
hitung
= 0,218 t
tabel
= 2,64585 dan Sig. t = 0,23 α = 0,05, disimpulkan bahwa ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap underpricing. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Rodiah:2011 yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap underpricing. Tetapi pada hasil penelitian Permatasari:2014 menyatakan hasil yang berbeda yaitu bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh signifikan dengan arah negatif terhadap underpricing.
4.3.5 Umur Perusahaan
Umur perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan dapat bertahan hidup dan banyakknya informasi yang bisa diserap oleh publik. Dalam penelitian
Universitas Sumatera Utara
127
ini variabel umur perusahaan dapat dilihat secara parsial dilihat dari hasil t
hitung
= 0,807 t
tabel
= 2,64585 dan Sig. t = 0,422 α = 0,05, disimpulkan bahwa umur perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap underpricing. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian Permatasari:2014. Akan tetapi pada penelitian Wahyusari:2013 menyatakan bahwa variabel umur perusahaan
berpengaruh secara signifikan dengan arah koefisien negatif.
4.3.6 Reputasi Underwriter