2. Skala 1, untuk elemen yang hanya diterapkan di beberapa area, dengan tingkat
implementasi 25 mulai dilakukan 3.
Skala 2, untuk elemen yang banyak diterapkan, dengan tingkat implementasi 50 sudah dilakukan
4. Skala 3, untuk elemen yang sering diterapkan, dengan tingkat implementasi 75
aturan baku perusahaan 5.
Skala 4, untuk elemen yang selalau diterapkan, dengan tingkat implementasi 100 sudah menjadi budaya dan melembaga
Setelah dilakukan proses assessment, maka diketahui tingkat implementasi lean manufacturing dengan pembagian level sebagai berikut:
1. Skor 81-100 kinerja yang luar biasa
2. Skor 61-80 kinerja yang sudah benar
3. Skor 41-60 kinerja yang sudah paham dalam implementasi lean, tetapi masih
butuh bimbingan 4.
21-40 kinerja yang membutuhkan bantuan signifikan dalam implementasi lean 5.
0-20 kinerja yang membutuhkan perombakan
3.5 Diagram Alir Flowcharts
Diagram alir flowcharts digunakan untuk membuat proses menjadi lebih mudah dilihat berdasarkan urutan-urutan langkah-langkah dari proses itu, sehingga
bermanfaat bagi analisis dan perbaikan proses terus-menerus. Diagram alir digunakan apabila berkaitan dengan hal-hal berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Terdapat masalah dalam proses yang ditunjukkan melalui tingkat kinerja proses
yang rendah. 2.
Mengembangkan sistem pengukuran. 3.
Menganalisis masalah yang berkaitan dengan proses. 4.
Landasan untuk perbaikan proses terus-menerus. 5.
Memberikan pelatihan kepada karyawan baru. Pembuatan diagram alir terlebih dahulu dilakukan pembuatan SIPOC. SIPOC
merupakan suatu alat yang berguna dan paling banyak dipergunakan dalam manajemen rantai pasokan untuk meningkatkan proses terus-menerus. Nama SIPOC merupakan
akronim dari lima elemen utama dalam sistem kualitas, yaitu: Suppliers-Input- Processes-Output-Custumers. Berikut adalah Model SIPOC ditunjukan dalam bagan
yang digambarkan pada Gambar 3.1. Gaspersz, 2012.
Requirements Requirements
Suppliers Input Process Output Customers Input Boundary Output Boundary
Gambar 3.2. Model SIPOC
Penjelasan masing-masing elemen adalah: 1.
Suppliers merupakan orang atau kelompok orang yang memberikan informasi kunci, material atau sumber daya lain kepada proses.
2. Input adalah segala sesuatu yang diberikan oleh pemasok kepada proses.
S I
P O
C
Universitas Sumatera Utara
3. Process adalah sekumpulan aktivitas tansformasi nilai tambah dari input menjadi
output. 4.
Output adalah produk barang danatau jasa dari suatu proses. 5.
Customers adalah orang atau kelompok atau sub-proses yang menerima output.
3.6 Overall Labor Effectiveness OLE
Overall labor effectiveness Evektivitas Tenaga Kerja Keseluruhan adalah indikator kinerja kunci yang mengatur utilitas, kinerja dan kualitas tenaga kerja beserta
dampaknya terhadap produktivitas. Pada proses pengukuran kinerja OLE mengukur tiga hal, yaitu Gaspersz, 2012:
1. Ketersediaan availabililty
Ketersediaan adalah persentase waktu yang dihabiskan karyawan dalam memberikan kontribusi efektif. Ada banyak faktor yang mempengaruhi
ketersediaan tenaga kerja seperti: absensi, utilitas, penjadualan dan lain-lain. OLE dapat membantu produsen dalam meyakini bahwa mereka memilki orang dengan
keterampilan tepat, tersedia pada waktu yang tepat, sehingga memungkinkan produsen untuk menemukan dimana perlu menyiapkan penjadualan tenaga kerja
yang tepat untuk dapat meningkatkan jumlah jam produktif. OLE juga menampilkan informasi tentang utilitas tenaga kerja. Memahami dimana kerugian
downtime berasal dan dampak terhadap produksi, maka kita dapat mengungkap akar penyebab yang dapat mencakup downtime mesin, keterlambatan material atau
kehadiran karyawan yang menunda proses produksi. 2.
Kinerja performance
Universitas Sumatera Utara
Kinerja adalah jumlah produk yang diserahkan. Ketika karyawan tidak dapat melakukan pekerjaan mereka dalam kondisi normal, maka kinerja akan menjadi
rendah. Pelatihan yang efektif dapat meningkatkan kinerja melalui peningkatan keterampilan yang berdampak langsung pada kualitas output. Sejumlah faktor
pengendali dari kinerja performance adalah ketersediaan proses, instruksi kerja, peralatan, material, pelatihan dan keterampilan.
3. Kualitas quality
Kualitas adalah persentase produk tampa cacat sempurna yang diproduksi atau dapat dijual. Sejumlah faktor pengendali berkontribusi terhadap kualitas, tetapi
upaya untuk peningkatan kualitas dapat mengakibatkan penurunan kinerja tenaga kerja.
OLE membatu produsen untuk memahami kesalingtergantungan dan trade-off produktivitas di lantai pabrik dan profitabilitas melalui pengukuran terhadap kontribusi
dari tenaga kerja. OLE memberikan kepada manajemen kemapuan untuk menganalisis pengaruh komulatif dari ketiga faktor tenaga kerja availability, performance dan
quality pada output yang dihasilkan, sementara mempertimbangkan dampak dari tenaga kerja langsung dan tidak langsung.
OLE mampu memunculkan kecenderungan-kecenderungan yang dapat digunakan untuk mendiagnosa masalah secara lebih teliti. Hal ini berarti akan
membantu para manajer memahami apakah tindakan korektif yang diambil telah efektif atau tidak, sehingga akan menigkatkan produktivitas pabrik secara keseluruhan.
Konsep yang digunakan dalam pengukuran OLE adalah sebagai berikut. OLE = Availability x Performance x Quality
Universitas Sumatera Utara
1. Availability = 100 - kehilangan jam kerja karyawan
2. Performance = 100 - kehilangan waktu karena tidak memenuhi standar
3. Quality
= 100 - kehilangan output karena cacat
3.7 Root Cause Analysis