commit to user 94
Penulis akan menginterpretasikan kerangka pemikiran diatas dalam uraian pembahasan berikut ini:
1. Sistem Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah Subsidi pada PT.
Bank Tabungan Negara cabang Surakarta
a Masukan input dari Sistem Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah Subsidi KPRS pada PT. Bank Tabungan Negara cabang
Surakarta. Masukan atau input adalah energi yang dimasukkan ke
dalam sistem supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Supaya sistem penyaluran KPRS ini beroperasi, maka input masukan
yang diperlukan diantaranya adalah peraturan atau regulasi, persyaratan kredit KPRS, dokumen-dokumen kredit dan Sumber
Daya Manusia, hal ini sama dengan yang diungkapkan oleh Bapak Bangun selaku staff bagian Loan Service.
“agar proses kredit bisa berjalan menurut saya itu didasarkan pada peraturan tentang RSH, pemenuhan syarat-
syarat kredit, dokumen-dokumen kredit dan SDM atau karyawan dari pihak BTN nya sendiri..” Bangun Sulistyo,
staff bagian Loan Services Unit : 15 Juli 2010.
Masukan dari sistem penyaluran kredit tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1 Regulasi Regulasi merupakan kebijakan serta peraturan yg berkaitan
dengan peraturan perundangan. Kebijakan mengenai Kredit Pemilikan Rumah Subsidi ini diatur dalam Peraturan Menteri
Negara Perumahan Rakyat No. 07PermenM2008 Tentang Pengadaan Perumahan dan Pemukiman. Peraturan ini terdiri
dari pasal-pasal yang mengatur diantaranya:
commit to user 95
a. Kelompok sasaran KPRS, yakni keluargarumah tangga termasuk perorangan baik yang berpenghasilan tetap
maupun tidak tetap, belum pernah memiliki rumah, belum pernah menerima subsidi perumahan dan termasuk ke
dalam kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah yang berpenghasilan sebulan sampai dengan 2.500.000,-.
20
Tabel 3.3 Kelompok Sasaran KPRS
Dengan ketentuan: - Penghasilan dimaksud adalah penghasilan pemohon
yang didasarkan atas gaji pokok pemohon atau pendapatan pokok pemohon per bulan.
- Subsidi diberikan kepada kelompok sasaran yang memenuhi persyaratan untuk memperoleh fasilitas
kredit sesuai dengan ketentuan Bank.
20
Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 07PermenM2008. Bab II. Pasal 3-4
Kel. Sasaran
Batasan Penghasilan Rp. Bulan
I 1.7000.000 Penghasilan 2.500.000
II 1.000.000 Penghasilan 1.700.000
III Penghasilan 1.000.000\
commit to user 96
b. Skim bentuk Subsidi Pilihan skim subsidi yang diberikan lewat KPR Bersubsidi
dapat berupa salah satu dari: - Subsidi Selisih Bunga, yaitu subsidi untuk membantu
menurunkan angsuran yang harus dibayarkan oleh debitur melalui pengurangan suku bunga angsuran
dalam kurun waktu tertentu. - Subsidi Uang Muka
Subsidi untuk membantu menambah uang muka sehingga jumlah keseluruhan uang muka yang dibayar
debitur mampu menurunkan pagu limit kredit yang akan diangsur setiap bulan.
Besaran nilai Subsidi untuk masing – masing kelompok sasaran sebagai berikut:
21
Tabel 3.4 Skim Subsidi
Kelompok
Sasaran
Maksimum Nilai Subsidi Rumah
Tangga Rp.
Subsidi Selisih Bunga
Subsidi Uang Muka
I 8.500.000
8.500.000 II
11.500.000 -
III 14.500.000
-
21
Ibid, Bab II. Pasal 4 ayat 2.
commit to user 97
c. Batas harga rumah yang dapat dibeli melalui KPR Bersubsidi
Jenis rumah yang dapat dibeli atau dibangun diperbaiki oleh masing – masing kelompok sasaran mencakup seluruh
pilihan jenis Rumah Sederhana Sehat RSH dan sesuai dengan batas harga rumah yang dapat dibeli melalui KPR
Subsidi sebagai berikut:
22
Tabel 3.5 Batas Maksimum Harga Rumah KPRS
Kel Sasaran Batas Maksimum Harga Rumah Rp
I 55.000.000
II 41.500.000
III 28.000.000
d. KPR Bersubsidi diberikan kepada kelompok sasaran untuk memiliki rumah yang memenuhi batasan harga rumah dan
memenuhi persyaratan yang diberlakukan atas Minimum Uang Muka, Maksimum KPR, Maksimum Jangka Waktu
Kredit Tenor dan Skim Subsidi.
23
22
Ibid, Bab III. Pasal 5 ayat 3.
23
Ibid, Bab III. Pasal 6 ayat 2.
commit to user 98
Tabel 3.6 Persyaratan atas Minimum Uang Muka, Maksimum KPR Dan Maksimum
Jangka Waktu Kredit Tenor
Tabel 3.5 Persyaratan atas Skim Subsidi Selisih Bunga
Kel. Sasaran
Suku Bunga Bersubsidi Tahun Tahun
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 I
7 7
7 10,5
11,75 11,75
II 4,5
4,5 4,5
5 7,5
10 11
11
III
1 1
1 2
2,5 3
3 3,75
4,5 5,5
: Sesuai bunga pasar yang berlaku.
Kel. Sasaran
Subsidi Selisih Bunga Subsidi Uang Muka
Min. Uang
Muka Maks. KPR
Rp. Maks.
Tenor Thn
Min. Uang
Muka Maks. KPR
Rp. Maks.
Tenor Thn
I 7,5
50.875.000 20
46.500.000 20
II 7,5
38.387.500 20
- -
- III
5,0 26.600.000
20 -
- -
commit to user 99
2 Persyaratan Kredit Pemilikan Rumah Subsidi Mengacu pada regulasi yang ada, maka Bank Tabungan Negara
menetapkan syarat-syarat kredit yang harus dipenuhi oleh masyarakat yang ingin mengajukan permohonan Kredit
Pemilikan Rumah Subsidi, persyaratan kredit tersebut meliputi: a. Persyaratan umum pemohon
Adalah persyaratan yang harus dimiliki semua calon debitur, meliputi:
- Warga Negara Indonesia - Usia minimal 21 tahun atau telah menikah
- Minimal kerja pada perusahaan tempat bekerja selama 1 tahun
- Belum memiliki rumah sendiri - Belum pernah menerima subsidi perumahan
- Memiliki penghasilan
dan cukup
terjamin kelangsungannya
- Untuk pemohon yang masih menjadi debitur di Bank BTN, minimal track record atau performance kreditnya
selama 2 tahun terakhir baik dan tidak ada tunggakan - Jumlah angsuran per bulan tidak boleh lebih dari 13
sepertiga dari gaji atau penghasilan - Telah memiliki tabungan di Bank BTN Tabungan
BATARA
commit to user 100
b. Kelengkapan Data Pemohon Adalah pengisian form-form persyaratan kredit yang telah
disiapkan Bank BTN dan dokumen-dokumen yang harus dilengkapi calon debitur sebelum proses wawancara,
meliputi: - Bagi pemohon yang memiliki penghasilan Tetap
Karyawan ü Mengisi Form Pemohonan KPRS, Surat Keterangan
Potong Gaji bila pembayaran angsuran langsung dipotong dari gaji kolektif dan melampirkan Surat
Keterangan Instansi tempat calon debitur bekerja ü Fotocopy Identitas Diri seperti KTP, Kartu
Keluarga dan Surat Nikah Cerai ü Fotocopy Identitas Kerja seperti, Kartu Pegawai,
NIP, Slip Gaji yang telah disyahkan. ü Pasphoto
terbaru Pemohon
dan Pasangan
suamiistri ü Fotocopy Tabungan BATARA
- Bagi pemohon yang berpenghasilan tidak tetap Wiraswasta
ü Mengisi form permohonan KPRS ü Fotocopy Identitas Diri seperti seperti KTP, Kartu
Keluarga dan Surat Nikah Cerai
commit to user 101
ü Fotocopy Tabungan BATARA ü Fotocopy SIUPTDPNPWP
ü Fotocopy Akte Pendirian Perusahaan Anggaran Dasar Perusahaan
ü Fotocopy Neraca Laba Rugi Usaha Kwitansi Penjualan
ü SPT Tahunan Surat Keterangan Penghasilan Tidak Tetap minimal dari Kades Mengisi Form
Keterangan Penghasilan Tidak Tetap ü Denah Lokasi Tempat Usaha
Keterangan: Disesuaikan dengan jenis usaha debitur. Jadi, tidak semua dokumen yang tertera di persyaratan
harus dipenuhi pemohon, hal ini disesuaikan dengan jenis usaha debitur dan kebutuhan data analis kredit.
3 Dokumen yang digunakan dalam sistem penyaluran kredit KPRS
a. Form-form Data Calon Debitur - Form Permohonan Kredit Perorangan
Form ini berisi tentang identitas diri pemohoncalon debitur untuk mengajukan permohonan kredit.
- Surat Kepada Pimpinan InstansiPerusahaan Pemohon Form ini berisi tentang hal-hal yang berkaitan dengan
tempat kerja pemohon baik instansi pemerintah maupun perusahaan swasta.
commit to user 102
- Form Perincian
Penghasilan Untuk
Pemohon Berpenghasilan Tetap
Form yang digunakan untuk mengisi besarnya penghasilan calon debitur yang bekerja sebagai
karyawan di sebuah instansi yang disyahkan oleh instansi calon debitur.
- Kuasa Pemotongan Gaji Form ini berisi mengenai kuasa calon debitur kepada
kreditur. Bahwa calon debitur atau pemohon telah memberi kuasa kepada pihak Bank untuk melakukan
pemotongan gaji calon debitur untuk pembayaran angsuran per bulan.
- Surat Pernyataan Format A1 Adalah surat yang berisi pernyataan dari calon debitur
KPRS bahwa yang bersangkutan tidak memiliki rumah dan tidak pernah menerima subsidi perumahan
sebelumnya. - Surat Pernyataan Format A2
Surat yang berisi pernyataan dari calon debitur bahwa calon debitur tidak akan memindahtangankan rumah
subsidi sebelum 5 tahun terhitung sejak perjanjian kredit dilakukan.
- Keterangan mengenai Rumah dan Developer Form ini berisi lokasi rumah yang akan di KPR kan
oleh pemohon yang diiisi oleh pemohon dan developer.
commit to user 103
b. Memo On The Spot OTS Memo yang digunakan Loan Service Unit untuk
mentaksaksi agunanrumah, melakukan survei usaha dan survei kantor, yang berisi nama calon debitur, alamat
agunanusahakantor, dan nomor telepon yang dapat dihubungi.
c. Laporan Penilaian Agunan dan Laporan hasil OTS usahakantor
Laporan yang dibuat oleh staff Loan Administration sehubungan dengan memo OTS yang dikeluarkan oleh
Loan Service Unit, berupa hasil dari observasi atau survei lansung ke tempat agunan, usaha, atau kantor calon debitur.
d. Daftar Usulan Pemohon Data berupa rekomendasi permohonan kredit calon debitur
yang dibuat oleh Loan Service Unit berdasarkan hasil wawancara, BI Checking, dan berkas-berkas calon debitur
yang akan diusulkan ke Kelompok Pemutus Kredit KPK. e. Surat Penolakan
Surat yang dibuat oleh Loan Service Unit sehubungan dengan ditolaknya permohonan kredit calon debitur. Surat
penolakan dibuat rangkap yang didistribusikan kepada calon debitur dan Loan Service Unit.
commit to user 104
f. Surat Penegasan Persetujuan Penyediaan Kredit SP3K Surat yang dikeluarkan oleh Loan Service Unit sehubungan
dengan disetujuinya permohonan kredit calon debitur. g. Surat Perjanjian Kredit SPK
Surat yang dibuat untuk mengikat pemohon kredit sebagai debitur
dan pihak
bank sebagai
kreditur untuk
melaksanakan hak dan kewajibannya masing-masing. h. Surat Persetujuan Debitur Rangkap Lima SPD5
Surat yang dibuat Loan Service Unit setelah dilakukannya penandatangan realisasi atau akad kredit, sebagai bukti
bahwa pada hari tersebut telah dilakukan akad kredit antara debitur dan pihak bank dihapan notaris.
i. BI Checking
Dokumen hasil pengecekan track record calon debitur dengan bank-bank lain yang merupakan Sistem Informasi
Debitur SID yang diakses melalui Bank Indonesia. 4 Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia yang dimaksudkan disini adalah pihak- pihak intern perusahaan yang tersangkut dalam proses
penyaluran Kredit Pemilikan Rumah Subsidi KPRS di Bank BTN, pihak-pihak ini adalah Loan Service Unit, Loan Service
Head dan Retail Service Head, Loan Administration Unit dan Branch Manager, yang sesuai Standart Operating Procedur
commit to user 105
SOP memiliki tugas dalam penyaluran KPRS sebagai berikut
24
: a. Loan Service Unit
Loan Services Unit adalah pihak-pihak staff yang secara langsung melayani kebutuhan debitur maupun calon
debitur, tugas dan kewenangan secara umum adalah: - Memberikan informasi kredit kepada calon debitur.
- Menerima berkas permohonan KPR dari calon debitur. - Membuat memo On The Spot OTS penilaian agunan
dan usaha kemudian menerima dan mempelajari hasilnya.
- Menentukan tanggal wawancara dan mewawancarai calon debitur.
- Menganalisa dan
membuat rekomendasi
hasil wawancara yakni Daftar Usulan Pemohon DUP
apabila permohonan kredit direkomendasikan atau Surat Penolakan apabila ditolak.
- Sebagai anggota KPK Kelompok Pemutus Kredit yang ikut dalam pengambilan keputusan kredit.
- Mempersiapkan akad kredit, membuat SP3K, SPK dan
SPD5, serta melaksanakan akad kredit.
24
Hasil wawancara dengan Ibu Susyana Andriyani, Staff bagian Loan Services Unit tanggal
15 Juli 2010
commit to user 106
Petugas Loan Services di Bank BTN Surakarta berjumlah 4 orang yang menurut struktur organisasi dibagi menjadi 2
dua bagian, yakni: - Wawancara, yaitu staff yang melayani wawancara calon
debitur. - Analis kredit, yaitu staff yang bertugas menganalis
permohonan kredit calon debitur. Di dalam prakteknya keempat staff Loan Service ini yang
bertugas sebagai petugas wawancara dan analis adalah 2 dua orang staff, kemudian 2 dua orang staff lainnya
melakukan fungsi pemantauan dan pelayanan umum kepada debitur atau calon debitur.
b. Loan Service Head dan Retail Service Head Posisi Loan Service Head dan Retail Service Head di Bank
BTN Surakarta diduduki oleh orang yang secara umum tugas dan wewenangnya dalam proses kredit adalah:
- Otorisasi memo OTS, kemudian menerima dan memeriksa hasil OTS untuk didisposisikan ke Loan
Service Unit. - Otorisasi berkas yang direkomendasikan Loan Service
Unit, yakni DUP atau Surat Penolakan. - Sebagai anggota Kelompok Pemutus Kredit KPK
yang ikut dalam proses pengambilan keputusan kredit.
commit to user 107
- Otorisasi SP3K kemudian mendisposisikan ke Branch Manager.
- Menerima dan meneliti SPK dan SDP5, kemudian memberi paraf pada SPD5 untuk didisposisikan ke
Branch Manager. c. Loan Administration Unit
Loan Administration Unit di Bank BTN yang terlibat di dalam proses kredit KPRS terdiri dari 2 dua bagian yaitu
Loan Administration Head dan Loan Administration Staff, yang masing-masing tugasnya dalam proses kredit adalah:
- Loan Adminstration Head ü Otorisasi memo OTS dan mendisposisikan ke Loan
Administration Staff. ü Menerima,
memeriksa dan
memberikan rekomendasi
atas hasil
OTS kemudian
menyerahkannya ke Branch Manager. - Loan Administration Staff
ü Menerima memo OTS dari Loan Administration Head dan membuat surat penugasan kepada
appraiser untuk melakukan evaluasi agunan untuk OTS agunan.
ü Menerima hasil dari peninjauan agunan dari appraiser dan membuat Laporan hasil Peninjauan
commit to user 108
Agunan LPA kemudian menyerahkannya kepada Loan Administration Head untuk diperiksa.
ü Menerima LPA
yang diserahkan
Loan Administration Head ke Branch Manager dan
menyerahkannya ke Loan Service Unit. ü Menerima memo OTS usaha, melakukan OTS
survei, membuat hasil OTS usaha kemudian menyerahkannya ke Loan Adminstration Head dan
Loan Service Unit. d. Branch Manager
Secara umum tugas dan wewenang Branch Manager dalam proses kredit adalah sebagai berikut:
- Menerima hasil OTS agunan LPA atau OTS usaha dan
memberikan otorisasi
yang kemudian
didisposisikan ke Loan Administration Staff. - Sebagai anggota KPK Kelompok Pemutus Kredit
yang ikut dalam proses pengambilan keputusan kredit - Menerima SP3K, memeriksa dan memberi otorisasi
yang kemudian akan didisposisikan ke Loan Service Unit.
- Menerima, meneliti, dan menandatangani dokumen akad kredit yakni SPK dan SPD5 yang kemudian
didisposisikan ke Loan Serrvice Unit.
commit to user 109
b Proses dari Sistem Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah Subsidi pada PT. Bank Tabungan Negara cabang Surakarta.
Proses sistem merupakan bagian yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Proses di dalam sistem penyaluran
kredit KPRS ini dapat dilihat dari penerapan prosedur penyaluran kredit KPRS di Bank BTN. Proses permohonan kredit dimulai
sejak berkas permohonan kredit diterima oleh pihak Loan Service sampai dengan realisasi kredit atau pencairan kredit. Proses sistem
panyaluran yang sekarang berusaha diterapkan oleh KPR BTN Surakarta adalah Layanan Kredit 151 yakni dalam waktu tujuh hari
kerja kredit perumahan ini sudah dapat dicairkan, tetapi jangka waktu maksimum dalam memproses setiap permohonan kredit
menurut Standart Operating Procedure SOP di Bank BTN Surakarta adalah 10 hari kerja, seperti yang dikemukakan oleh
interviewer dan kredit analis Bank BTN. “untuk lama proses kredit kami berusaha menerapkan
layanan kredit 151, tetapi kalau menurut SOP jangka waktu maksimum proses kredit adalah 10 hari kerja..”Susyana
Andriyani, Staff bagian Loan Services Unit tanggal 15 Juli 2010
Proses kredit menurut Standart Operating Procedure SOP di Bank BTN Surakarta ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
commit to user 110
a. Informasi Kredit dan Penerimaan Berkas Permohonan KPR Pemohon dapat meminta penjelasan kepada bagian Loan
Services untuk pengajuan berkas-berkas permohonan kredit, penjelasan yang akan diberikan kepada debitur diantaranya:
- Syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan Kredit - Pembukaan rekening Tabungan Batara
- Kewajiban biaya administrasi - Staff Loan Service akan memberikan Formulir Aplikasi
Permohonan dan Formulir Check List data yang diperlukan berikut penjelasan mengenai cara pengisian formulir-
formulir pengajuan kredit. Setelah form dan berkas-berkas dilengkapi calon debitur,
staff Loan Service akan melakukan pemeriksaan pada berkas- berkas tersebut, meliputi:
- Memastikan setiap isian pada formulir permohonan dan kelengkapan dokumen pendukung sesuai check list.
- Apabila berkas belum lengkap, maka staff Loan Service akan meminta calon debitur untuk melengkapi berkas yang
kurang. - Apabila berkas sudah lengkap maka pihak Loan Service
akan mengkonfirmasikan waktu wawancara dengan calon debitur.
- Dilakukan pencatatan nama dan tanggal penerimaan berkas permohonan yang telah diterima dalam buku register
penerimaan berkas calon debitur.
commit to user 111
b. Wawancara Wawancara dilakukan oleh petugas Loan Service unit
kepada pemohon kredit yang bertujuan untuk penyidikan apakah berkas-berkas yang telah diberikan tersebut sesuai fakta
atau rekayasa. Sebelum proses wawancara dilakukan, pihak Loan Service melakukan BI Checking kepada calon debitur
melalui bagian Bookkeping and Control untuk mengetahui apakah calon debitur termasuk dalam black list BI atau tidak,
apakah calon debitur mempunyai hutang di bank lain atau tidak, serta dapat digunakan untuk mengetahui track record
atau kolektibilitas debitur apabila pernah melakukan kredit di bank lain sebelumnya, BI Checking juga dapat digunakan
seorang analis untuk mengetahui kejujuran calon debitur dalam memberikan informasi mengenai sejarah kreditnya pada bank
lain dan sebagai bahan pertimbangan oleh Kelompok Pemutus Kredit.
Proses wawancara dilakukan dengan menggunakan prinsip kredit 5C dan 7P, 5C yaitu character, capital, capacity,
collateral, dan condition sedangkan 7P yaitu personality, party, purpose, prospect, payment, profitability dan protection.
Adapun materi wawancara dan verifikasi data kepada calon debitur beserta istri atau suami bagi yang sudah menikah
dalam proses wawancara diantaranya:
commit to user 112
- Materi Wawancara: ü Penghasilanprospek calon debitur
ü Biaya hidup calon debitur ü Penyertaan dana calon debitur
ü Hak dan kewajiban debitur - Verifikasi Data:
ü Maksimal penghasilan keluarga ü Maksimal harga rumah
ü Surat keterangan penghasilan ü Minimal uang muka yang harus disiapkan calon debitur
ü Maksimal KPR yang diperoleh ü Surat pernyataan belum memiliki rumah.
Setelah proses wawancara selesai, Loan Service akan menindaklanjuti hasil dari wawancara dengan memberikan
rekomendasinya pada formulir hasil wawancara setelah data- data dan permohonan calon debitur ini di analisis oleh pihak
analis kredit di Loan Service, rekomendasi ini dapat berupa: - Membuat DUP Daftar Usulan Pemohon apabila calon
debitur dinilai sudah memenuhi syarat-syarat kelayakan untuk diberikan rekomendasi, kemudian akan diajukan
pada Kelompok Pemutus Kredit KPK untuk keputusan kreditnya.
commit to user 113
- Membuat memo On The Spot OTS apabila pihak Loan Service membutuhkannya sebagai bahan pendukung dalam
memberikan rekomendasi kredit. - Menerbitkan surat penolakan, apabila dinilai dalam proses
wawancara, analis kredit dan hasil OTS bila ada, calon debitur tidak memenuhi kriteria-kriteria tertentu untuk
layak diberikan
kredit maupun
untuk diberikan
rekomendasi kredit. c.
On The Spot OTS On The Spot merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan
dengan meninjau berbagai obyek yang akan dijadikan usaha atau jaminan. Pihak loan service setelah melakukan proses
wawancara akan membuat memo On The Spot, memo-memo OTS ini dapat berupa:
- OTS tempat usaha calon debitur bagi pemohon wiraswasta, untuk melihat prospek usaha debitur dan
menghitung penghasilan yang diperoleh debitur apakah sesuai dengan keterangan yang diberikan oleh calon
debitur. - Memo OTS kantor bagi pemohon yang berpenghasilan
tetap, peninjauan akan dilakukan terhadap tempat calon debitur yang bekerja apabila dinilai perusahaan tempat
calon debitur bekerja kurang familiar atau perusahaan
commit to user 114
tersebut baru saja berdiri, untuk melihat prospek perusahaan nantinya dan mengkonfirmasi penghasilan
serta jabatan dari calon debitur apakah sudah sesuai dengan keterangan yang diberikan calon debitur.
- Memo OTS untuk penilaian agunan yakni penilaian rumah yang akan disubsidikan apakah sudah sesuai
dengan persyaratan sebagaimana diatur oleh Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 403
KPTSM2002 tanggal 2 Desember 2002 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Sederhana
Sehat Rs. Sehat, beserta perubahan – perubahannya. Pada dasarnya kebutuhan OTS dilihat dari hasil wawancara
dan kebutuhan seorang analisis kredit dalam menganalisa kemampuan dan kebenaran penghasilan calon debitur, apabila
dalam analisa dan wawancara pihak Loan Service sudah yakin akan keadaan dan penghasilan calon debitur dengan didukung
oleh data-data yang ada, maka proses OTS tidak perlu dilakukan,
melainkan langsung
direkomendasikan ke
Kelompok Pemutus Kredit dengan dibuatnya Daftar Usulan Pemohon.
Untuk OTS usaha dan kantor Bank BTN Surakarta menggunakan tim survei sendiri, yakni tim survei dari pihak
bank yaitu Staff Loan Adminstration, sedangkan untuk OTS
commit to user 115
agunan atau rumah yang akan di KPRS kan Bank BTN menggunakan tim survei dari PT. Ada dan PT. Doli yang
memang memiliki tim khusus untuk mentaksasi harga rumah subsidi, penggunaan tim survei dari luar ini dimaksudkan agar
tidak ada dugaan taksasi rumah tersebut ditinggikan harganya atau sebaliknya oleh bank selaku pemberi kredit
25
. Waktu pelaksanaan OTS baik OTS usaha, kantor dan
rumah, tidak akan diberitahukan kepada calon debiturpemohon agar tim survei dapat melihat kondisi sebenarnya di lapangan.
Hasil dari survei ini akan di laporkan kepada Loan Service melalui Laporan Penilaian Agunan untuk OTS rumah atau
Laporan Penilaian Akhir untuk OTS usaha atau OTS kantor calon debitur, kemudian laporan-laporan OTS ini dicocokkan
dengan hasil wawancara untuk mengetahui apakah keterangan yang disampaikan calon debitur pada saat wawancara sesuai
dengan hasil OTS yang ada. Berdasarkan kriteria-kriteria tertentu hasil dari OTS ini
akan digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi Loan Service untuk merekomendasikan calon debitur yang telah di OTS ini
apakah permohonannya akan diajukan ke Kelompok Pemutus Kredit KPK dengan diterbitkan Daftar Usulan Pemohon
ataukah permohonan kreditnya ditolak dengan dibuatnya Surat Penolakan kepada pemohon.
25
Hasil wawancara dengan Ibu Susyana Andriyani, Staff bagian Loan Services Unit tanggal
15 Juli 2010
commit to user 116
d. Keputusan kredit Apabila permohonan kredit direkomendasikan maka
petugas Loan Service Unit membuat Dafttar Usulan Pemohon DUP. Pengajuan DUP disertai dengan BI Checking, hasil
wawancara dan berkas pemohon kredit secara bertahap diberikan kepada Kelompok Pemutus Kredit KPK untuk
diteliti dan diberikan keputusan kredit apakah kredit diterima atau ditolak. Anggota KPK tersebut antara lain Loan and Retail
Service Head, Branch Manager dan Loan Service Unit sendiri. DUP dan dokumen-dokumen lain tersebut akan diberikan
terlebih dahulu kepada Loan and Retail Service Head untuk diteliti dan diberikan pendapat, setelah itu dikembalikan ke
Loan Service Unit Analyst untuk diperbaiki berdasarkan saran dari Loan and Retail Service Head atau diteruskan langsung ke
Branch Manager apabila tidak ada koreksi dari Loan and Retail Service Head. Hal yang sama akan dilakukan oleh
Branch Manager yani menganalisa dan memberikan pendapat terhadap DUP dan dokumen-dokumen lain yang diusulkan dan
dikembalikan ke Loan Service Analyst untuk ditindaklanjuti. Loan Service Analyst akan memeriksa DUP dan pendapat dari
anggota Branch Manager yang tertera di dalam kolom pendapat KPK. Berkas permohonan kredit dan DUP yang
commit to user 117
diterima kembali oleh pihak Loan Service biasanya akan ditindak lanjuti dengan:
- Apabila terdapat kekurangan data-data pendukung terhadap DUP , berkas pemohon yang dibutuhkan dan persyaratan -
persyaratan tertentu dalam keputusan kredit maka Loan Service Analyst akan merevisinya dan mengajukannya
kembali ke Anggota KPK. - Apabila diminta untuk melakukan OTS ulang maka akan
dibuat memo OTS ulang oleh Loan Service Unit Analyst. - Apabila berkas permohonan dan DUP ditolak oleh anggota
KPK maka Loan Service Unit akan menerbitkan Surat Penolakan Kredit rangkap 2 yang akan dikirimkan kepada
pemohon kredit dan untuk arsip Loan Service. - Apabila disetujui, maka Loan Service Unit akan
menerbitkan Surat Penegasan Persetujuan Pemberian Kredit SP3K yang akan ditandatangani oleh pemohon
kredit pada saat dilakukan akad kredit dan disyahkan oleh Branch Manager.
Sebagai bukti bahwa kredit telah disetujui oleh KPK dikeluarkan Surat Penegasan Persetujuan Penyediaan Kredit
SP3K. Kemudian pihak loan service akan menginformasikan kepada calon debitur bahwa kredit yang diajukan telah disetujui
dan memberitahukan tanggal realisasi akad kredit serta biaya
commit to user 118
administrasi yang harus dibayarkan pada saat akad. Apabila calon debitur telah menyetujui semua persyaratan-persyaratan
untuk melakukan proses akad, maka Loan Service Unit menerbitkan Surat Perjanjian Kredit SPK rangkap 3 yang
berisi perjanjian-perjanjian yang berhubungan dengan kredit yang harus ditandatangai calon debitur saat akad kredit untuk
mengikat para pihak yaitu Bank Tabungan Negara sebagai kreditur dan pemohon kredit sebagai debitur agar saling
melaksanakan kewajiban. Surat perjanjian yang harus ditandatangani oleh pemohon
kredit adalah Surat Perjanjian Kredit SPK dan Surat Penegasan Persetujuan Penyediaan Kredit SP3K diatas
materai Rp 6.000,00. Penandatanganan akad kredit dan perjanjian lainnya dilakukan oleh pemohon kredit didepan
pihak Bank, Notaris dan pihak pnjual atau developer serta tidak boleh diwakilkan.
e. Realisasi kredit Realisasi kredit dihadiri oleh pemohon dan istri, pihak yang
menjual rumah developer, notaris, pihak bank. Proses realisasi ini akan dilakukan setelah penandatanganan akad kredit serta
surat perjanjian kredit oleh pemohon dan pihak bank dihadapan notaris. Pemohon diharuskan membayar biaya
fasilitas kredit seperti diawal persyaratan yang telah disepakati
commit to user 119
meliputi biaya angsuran bulan pertama, provisi bank maksimal 0,5 dari maksimal kredit, biaya notaris, biaya APHT Akta
Pemasangan Hak Tanggungan, biaya penilai appraiser, biaya premi asuransi kebakaran, biaya asuransi jiwa, saldo tabungan
yang diblokir, dan biaya administrasi. Setelah penandatangan akad dan perjanjian kredit dana
kredit yang dicairkan oleh pihak bank akan langsung diberikan kepada penjual atau ditransfer ke rekening developer,
kemudian Loan Service Unit menerbitkan Surat Perjanjian Debitur Rangkap 5 SPD5, yang ditujukan kepada :
- SPD5 lembar 1, diberikan kepada Loan Administration Unit - SPD5 lembar 2, diberikan kepada Kantor Divisi Retail
- SPD5 lembar 3, diberikan kepada bagian Collection and Work out
- SPD5 lembar 4, diberikan kepada bagian Accounting - SPD5 lembar 5, diberikan kepada Notaris
f. Pembayaran Angsuran dan Pelunasan Kredit Pembayaran angsuran Kredit Pemilikan Rumah KPR Subsidi
dapat dilakukan dengan 6 cara, yaitu: - Pembayaran angsuran dipotong langsung dari gaji.
Pembayaran ini dapat dilakukan atas persetujuan debitur dengan bagian keuangan instansi yang mengurus gaji
debitur untuk melakukan pemotongan gaji senilai angsuran
commit to user 120
yang disepakati. Fasilitas pembayaran seperti ini bisa dilakukan bagi debitur yang bekerja sebagai pegawai tetap
dan pihak instansi telah bekerja sama dengan BTN. - Pembayaran langsung ke loket BTN
Debitur datang langsung ke BTN terdekat dan langsung membayar angsuran KPR subsidi di Teller Service.
- Pembayaran melalui ATM BATARA Debitur yang mempunyai tabungan BATARA dan
mempunyai ATM BATARA dapat membayar angsuran KPR subsidi dengan menggunakan fasilitas dengan ATM
BATARA. - Pembayaran dengan tranfer
Debitur dapat membayar angsuran KPR subsidi dengan melakukan tranfer dari bank manapun kepada BTN.
- Pembayaran melalui kantor POS BTN kerjasama dengan kantor POS untuk memudahkan
debitur dalam pembayaran angsuran KPR subsidi, dengan cara debitur datang langsung ke kantor POS terdekat di
loket tersedia. - Pembayaran dengan cara pemindahbukuan
Pembayaran angsuran KPR subsidi dilakukan dengan cara pemindahbukuan jika telah mendapatkan persetujuan dari
pemilik rekening.
commit to user 121
Pelunasan Kredit Pemilikan Rumah KPR Subsidi dapat dilakukan dengan cara, sebagai berikut :
- Dengan angsuran bulanan atas dasar perhitungan yang telah dilakukan setiap bulannya. Di dalam pembayaran angsuran
terdapat Skim Pembayaran Ekstra yang bisa dilakukan oleh debitur apabila debitur mempunyai uang ekstra untuk
membayar angsurannya beberapa bulan sekaligus pada waktu yang sama, minimal angsuran ekstra adalah 5 bulan
angsuran. - Pelunasan dapat dilakukan sebelum jatuh tempo kredit
dengan pinalti sebesar 1 dari sisa kredit.
commit to user 122
Gambar 3.3 Prosedur Umum Kredit Bank BTN Surakarta
commit to user 123
Gambar 3.4
Daftar Usulan Pemohon
BI Checking, Hasil Wawancara dan Berkas Pemohon Kredit
Kekompok Pemutus Kredit
KPK
Loan And Retail Service Head
Loan Service Unit
Branch Manager
Kurang Data Atau
Persyaratan Tolak
Disetujui OTS
Ulang
Surat Penolakan
SP3K
SPK
Realisasi Kredit
SPD 5
Pembayaran Angsuran
Informasi Kredit
Penerimaan Berkas Permohonan KPR
Loan Service
BI Checking Bookkeping
And Control
Wawancara
OTS
Laporan Penilainan Agunan Laporan Penilaian Akhir
Loan Administration Staff
Analis Kredit Berkas Lengkap OTS
Tolak
Daftar Usulan Pemohon
BI Checking, Hasil Wawancara dan Berkas Pemohon Kredit
Kelompok Pemutus Kredit
KPK Surat
Penolakan
commit to user 124
Prosedur Pengambilan Keputusan Kredit oleh KPK dan Realisasi Kredit
c Keluaran output dari Sistem Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah Subsidi pada PT. Bank Tabungan Negara cabang Surakarta.
Output atau keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa
pembuangan apabila keluaran dari sistem kurang berguna. Keluaran yang diharapkan dari adanya sistem ini, tersirat dari hasil
wawancara penulis dengan Staff Loan Service, sebagai berikut: “Tujuan dari prosedur dan proses kredit ini, atau keluaran
dari sistem penyaluran kredit seperti yang Adik bilang tadi tentunya adalah harapan bahwa dengan proses kredit RSH
ini semakin banyak masyarakat Surakarta yang bisa memenuhi kebutuhan papan mereka, hal ini dikarenakan
produk RSH bukan produk kredit komersil melainkan program pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dengan terpenuhinya kebutuhan papannya yaitu rumah yang layak. Tujuan ini dapat tercapai apabila terget
realisasi terpenuhi. Di Bank BTN ada yang namanya layanan kredit 151 Dik,.......... layanan kredit merupakan
salah satu cara yang bisa mendukung tercapainya target itu, selain bisa menciptakan image bagi bank BTN sesuai
dengan visi kita yakni menjadi bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan, jadi terbentuk trademark di
masyarakat kalau ingat rumah ingat BTN kira-kira seperti itu, walupun terkadang dalam penerapannya layanan kredit
151 tidak selalu bisa dipenuhi, kadang bisa ada yang kurang dari 7 hari kerja Dik, tapi juga ada yang lebih dari 7 hari
kerja..” Bangun Sulistyo, Staff bagian Loan Services Unit : 15 Juli 2010
Berdasarkan hasil wawancara diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa keluaran output dari sistem penyaluran kredit
KPRS ini dapat dilihat dari berjalannya tercapainya target realisasi
commit to user 125
KPRS dan layanan kredit 151 yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pencapaian Target Realisasi KPRS Keluaran output dari sistem penyaluran kredit KPRS pada
Bank BTN Surakarta dapat dilihat dari pencapaian target realisasi untuk debitur KPRS pada grafik di bawah ini.
Target realisasi Bank BTN cabang Surakarta ditentukan oleh Kantor Pusat Bank BTN di Jakarta dimana penentuan
jumlah target didasarkan pada animo masyarakat di wilayah Solo,
anggaran subsidi
yang dikucurkan
pemerintah, ketersediaan Rumah Sederhana Sehat RSH yang dibangun
oleh pengembang, dan peringkat atau kelas dari Bank BTN
I 08 II 08
I 09 II 09
I 10 Target
Rp62,116,170 Rp62,116,170
Rp35,000,000 Rp58,382,727
Rp38,500,000 Realisasi Rp17,779,877
Rp40,842,326 Rp24,508,605
Rp49,130,180 Rp30,992,491
Rp0 Rp10,000,000
Rp20,000,000 Rp30,000,000
Rp40,000,000 Rp50,000,000
Rp60,000,000 Rp70,000,000
D a
la m
M il
y a
r R
u p
ia h
Gambar 3.5 Target dan Realisasi KPRS BTN Surakarta tahun 2008-2010
per Semester
commit to user 126
Surakarta pada periode tersebut. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh bapak Aris selaku staff Loan Administration
sebagai berikut. “Target realisasi itu ditentukan dari pusat Dik...biasanya
target ditentukan oleh peringkat masing-masing cabang BTN, dana yang dikucurkan pemerintah, jumlah Rumah
Sederhana Sehat RSH yang dibangun developer..”Aris B. S., staff Loan Administration Unit : 15 Juli 2010.
Gambar 3.5 menunjukkan jumlah target dan realisasi Bank BTN cabang Solo periode tahun 2008 sampai dengan
pertengahan tahun 2010 yang disajikan dalam per semester. Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa antara garis realisasi
dan garis target tidak pernah terjadi titik temu, di mana garis realisasi selalu menempati posisi di bawah garis target. Hal
tersebut mengindikasikan bahwa target penyaluran KPRS yang telah ditetapkan Bank BTN cabang Surakarta per semester
belum bisa terealisasikan. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan bapak
Bangun selaku staff Loan Service dan menanggapi naik turunnya jumlah target dan realisasi ini adalah sebagai berikut.
“Sampai saat ini kami belum bisa mencapai target realisasi terutama dikarenakan faktor Sumber Daya Manusia SDM
nya kurang, jadi yang idealnya saya dengan bu Susi melayani sepuluh wawancara calon debitur sehari, tetapi
karena banyaknya calon debitur yang datang untuk wawancara, kami berdua tidak bisa menolak mengingat
terkadang ada calon debitur yang sudah jauh-jauh datang ke sini. Kan itu juga membuat waktu kita untuk menganalis
kurang Dik......sehingga proses kredit menjadi lebih lama
commit to user 127
yang juga dapat berakibat pada pencapaian target realisasi yang seharusnya bisa lebih dari jumlah ini tidak terpenuhi.
Selain faktor SDM, faktor regulasi juga berpengaruh, jadi harga rumah RSH untuk wilayah Solo sebesar Rp 55 juta
itu sudah tidak relevan mengingat harga rumah tersebut hanya senilai rumah batako dan itu sama saja kurang layak
untuk disebut RSH. Kendala lain yang juga berpengaruh terhadap target realisasi ini adalah banyaknya calon debitur
yang tidak memiliki syarat untuk mendapatkan rumah subsidi, misalnya ternyata calon debitur sudah memiliki
rumah, penghasilannya setelah dikonfirmasi atau di OTS lebih dari Rp 2,5 juta.....ya kira-kira secara keseluruhan
seperti itu Dik.....” Bangun Sulistyo, staff bagian Loan Services Unit : 15 Juli 2010.
Berdasarkan data berupa grafik di atas dan hasil wawancara penulis dengan staff Loan Service, penulis menyimpulkan
bahwa tidak terpenuhinya target realisasi diantaranya dikarenakan point-point di bawah ini :
- Kurangnya Sumber Daya Manusia SDM - Regulasi yang sudah tidak relevan dengan kondisi saat ini
- Banyaknya calon debitur yang tidak memenuhi syarat untuk diberikan fasilitas KPRS
b. Layanan Kredit 151 Layanan kredit 151 adalah layanan kredit pada Bank BTN
secara umum, yakni pada hari pertama pengajuan permohonan kredit, konsumen sudah bisa mengetahui apakah mereka bisa
mendapat KPR atau tidak, lima hari berikutnya proses memenuhi syarat-syarat administratif, dan satu hari kemudian
commit to user 128
pencairan. Jadi, dalam waktu tujuh hari kerja kredit perumahan ini sudah dapat dicairkan.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Ibu Susyana Andriyani selaku staff bagian Loan Service yang menangani
wawancara dan menganalisa permohonan kredit calon debitur standart layanan 151 ini dapat dilakukan apabila proses
kreditnya berjalan, sebagai berikut: - Hari Pertama Proses Kredit
Pada hari pertama target yang harus dipenuhi adalah pada saat pengajuan permohonan kredit calon debitur sudah bisa
mengetahui apakah mereka bisa mendapat KPRS atau tidak. Komponen-komponen didalamnya yang dapat
mendukung tercapainya target tersebut adalah sebagai berikut:
ü Berkas permohonan kredit debitur sudah lengkap sesuai dengan persyaratan kredit secara umum.
ü Tidak diperlukan OTS rumah atau pun OTS usaha calon debitur dikarenakan developerpengembang sudah
bekerjasama dengan Bank BTN. ü Calon debitur adalah pegawai tetap dan pembayaran
angsuran dilakukan dengan cara potong gaji. ü BI Checking calon debitur sudah keluar sebelum atau
pada saat proses wawancara, sehingga interviewer mengetahui track record calon debitur dengan bank lain
apakah baik atau buruk.
commit to user 129
ü Saat wawancara dilakukan, persyaratan 5C dan 7P dinilai oleh analis sudah dipenuhi oleh calon debitur.
Apabila menurut seorang analis komponen-komponen diatas sudah saling mendukung, maka calon debitur bisa
mendapat kepastian kalau permohonan kreditnya di rekomendasikan oleh pihak Loan Service pada saat
wawancara berlangsung. - Hari Kedua sampai dengan Hari Kelima Proses Kredit
Pada hari kedua sampai ke lima dilakukan proses pemberian keputusan kredit dan proses memenuhi syarat-
syarat administratif bagi calon debitur. Komponen- komponen yang dapat mendukung proses ini adalah
ü DUP Daftar Usulan Pemohon yang diajukan Loan Service Analyst kepada Kelompok Pemutus Kredit
lainnya yakni Loan and Retail Service Head dan Branch Manager disetujui tanpa kendala yang berarti,
sehingga dapat dilakukan penerbitan Surat Penegasan Persetujuan Penyediaan Kredit SP3K dan Surat
Perjanjian Kredit SPK. ü Calon debitur telah memenuhi syarat-syarat dan biaya-
biaya administratif, biaya tersebut meliputi angsuran pertama, biaya provisi, biaya notaris, biaya appraissal,
commit to user 130
asuransi jiwa dan kebakaran, serta calon debitur telah membuka rekening tabungannya di Bank BTN.
ü Calon debitur menyetujui pasal-pasal, hak dan kewajibannya yang tercantum dalam SP3K dan SPK
sehingga dapat
dilakukan penjadwalan
untuk akadrealisasi kreditnya.
- Hari Ketujuh Proses Kredit Hari ketujuh proses kredit adalah saat akad kreditrealisasi
kreditpencairan kredit. Proses akad ini dapat berjalan lancar apabila:
ü Pihak-pihak yang terlibat dalam akad dapat hadir, yakni pemohon dan istri, pihak yang menjual rumah
developer, notaris dan pihak bank. ü Penandatanganan akad kredit serta surat perjanjian
kredit oleh pemohon dan pihak bank dihadapan notaris, kemudian dana kredit yang dicairkan oleh pihak bank
dapat langsung diberikan kepada penjualdeveloper atau ditransfer ke rekeningnya.
ü Diterbitkannya Surat Perjanjian Debitur Rangkap 5 SPD5 oleh pihak Loan Service Unit sebagai tanda
bahwa pemohon sudah resmi menjadi debitur Bank BTN dan Bank BTN resmi sebagai kreditur dengan hak
commit to user 131
dan kewajibannya masing-masing seperti apa yang tertera di dalam perjanjian kredit.
Layanan kredit 151 akan dapat berjalan dengan baik apabila proses diatas terpenuhi. Terpenuhinya layanan kredit 151
dinilai dapat meningkatkan citra atau image BTN dimata masyarakat khususnya masyarakat Surakarta sebagai bank yang
benar-benar fokus dalam pembiayaan perumahan. Tetapi di dalam prakteknya penerapan layanan kredit 151 ini
berdasarkan hasil wawancara penulis dengan staff loan service menemui kendala-kendala. Kendala-kendala tersebut secara
umum diungkapkan oleh ibu Susyana Andriyani, sebagai berikut.
“Biasanya layanan kredit 151 tidak terpenuhi karena data pemohon kurang lengkap, pemohon juga belum mebuka
tabungan, hasil OTS belum keluar, kadang menunggu BI Checking juga Mbak....”Susyana Andriyani, staff Loan
Services : 15 Juli 2010
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan staff Loan Service, penulis menyimpulkan bahwa belum berjalannya
Layanan Kredit 151 secara konsisten, diantaranya dikarenakan point-point di bawah ini:
- Kurangnya kelengkapan data dan persyaratan administratif calon debitur.
- Lamanya proses On The Spot OTS. - Belum dikeluarkannya BI Checking.
commit to user 132
2. Efektivitas Penerapan Sistem Penyaluran Kredit Pemilikan