commit to user
lxxxix terhadap anak yang akan mengakibatkan anak menjadi seorang pemberontak,
ingin melarikan diri dari rumah, dan bersikap agresif. ”Tapi bagi saya, lupa tetaplah nestapa. Bahkan ketika pengaruh alkohol
sudah melewati kapasitas otak juga tubuh saya dan mengocok perut hingga seluruh isinya berpindah ke dalam jamban, karpet di bawah sofa, atau lantai
dansa, isi kepala saya tetaplah dipenuhi pertanyaan yang sama. Kenapa saya harus terdampar di tempat sunyi ini ketika anak-anak sebaya yang lain
sedang tertidur di balik kehangatan selimut dan bermimpi? Kenapa saya harus mencari rasa aman lewat alkohol ketika anak-anak sebaya yang lain
sudah merasa nyaman oleh segelas susu dan sekerat roti?” Nayla, hlm 3
Nayla juga memandang kehidupannya telah mempermainkannya. Pelariannya dari kehidupan yang tidak enak dengan mabok-mabokkan. Sejak kecil
Nayla dipengaruhi oleh ibu untuk menjadi seorang perempuan yang kuat agar tidak dapat dipermainkan laki-laki.
”Saya juga punya pacar. Bukan laki-laki, tapi perempuan. Yang laki-laki Cuma untuk hit and run. Mereka benar-benar makhluk yang menyebalkan,
sekaligus menggiurkan. Tapi untuk urusan perasaan, saya lebih merasa nyaman dengan perempuan. Entah salah atau benar, saya menemukan ibu
dalam dirinya. Saya rindu ibu. Tapi saya tahu, pasti ini bukan saatnya cenggeng-cengengan. Seperti ibu bilang kita harus kuat jika ingin
bertahan. Tak ada waktu untuk meratapi keadaaan.” Nayla, hlm 55
Pada kutipan di atas Nayla menganggap laki-laki hanya sebuah kesenangan tanpa ada cinta. Akhirnya, peneliti menyimpulkan bahwa tokoh utama
dalam novel
Nayla
bernama Nayla. Dia merupakan sosok yang biasa saja, keras dan kasar namun juga tangguh dan mandiri. Dia juga bercita-cita ingin
menyetarakan peran dan kedudukan laki-laki dan perempuan dalam tatanan masyarakat patriarkhi.
C. Alur
Dari penceritaan pemikiran tokoh Nayla disetiap alurnya dapat membuat pembaca mengimajinasikan sebagai tokoh Nayla, dan dalam novel ini pembaca
dapat memasuki kehidupan yang dialami tokoh Nayla. Dalam alur penulis menyuguhkan alur yang cukup menarik, yaitu pertama
menggunakan alur mundur yang menceritakan kehidupan tokoh Nayla dimasa 74
commit to user
xc lalu, kemudian alur maju yang disisipi dengan alur mundur yang menceritakan
kehidupan tokoh Nayla dimasa ini dan dimasa sebelumnya, dan di dalam novel ini juga menggunakan alur maju- alur mundur- alur maju sampai pada akhir cerita.
Alur yang pertama diceritakan dalam novel ini adalah alur mundur. Dimana tokoh Nayla menceritakan kembali apa yang dialaminya ketika masih
kecil. Masa kecil dari tokoh Nayla ini sangatlah menarik. Nayla merupakan seorang anak yang pemalas, sehingga dia di tusuk oleh ibunya divaginanya
dengan peniti, padahal jarang sekali dalam kehidupan sehari-hari seorang ibu menusuk vagina anaknya dengan peniti. Hal ini dapat terlihat pada kutipan
berikut: “ Pertanyaan-pertanyaan masih kerap hadir di kepalanya walaupun
fisiknya sudah terbiasa. Ia masih saja heran kenapa setiap malam ngompol di celana padahal sudah menjelang sepuluh tahun usianya. Ia masih saja
heran kenapa Ibu tak percaya kalau ia sama sekali tidak malas. Ia benar- benar taak tahu kenapa tak pernah terbangun untuk membuang urine yang
sudah memenuhi kantung kemihnya. Ia juga masih heran, kenapa Ibu tak bisa berfikir bahwa tak akan ada satu orang anak pun yang memilih
ditusuki vaginanya dengan peniti hanya karena ingin mempertahankan rasa malas.” Nayla, hlm2
Pada kutipan ini menceritakan kehidupan kesehariaan dari tokoh Nayla, yang seringkali ditusuk dengan peniti pada vaginanya. Hal inilah yang kemudian
membuat novel ini menarik untuk dianalisis. Alur yang kedua digunakan adalah alur maju dan alur mundur. Alur maju
dapat menggambarkan tokoh Nayla, seolah kontras dengan apa yang dialami oleh tokoh Nayla saat ini.hal yang tidak kalah menarik ketika kita sampai pada alur
maju- alur mundur- alur maju. Dikatakan alur maju karena pada bagian ini tokoh Nayla menemukan orang yang benar-benar mencintainya yaitu Juli, dimana dia
belum pernah mencintai satu pun laki-laki, tidak sebagai ayah, tidak sebagai kekasih. Hal ini dapat terlihat pada data berikut ini:
“Tak pernah saya mencintai satupun laki-laki. Tidak sebagai ayah, tidak sebagai kekasih. Saya pernah belajar mencintai perempuan. Mencintai ibu.
Tapi sayangnya, ibu tak pernah belajar mencintai saya. Ia lebih senang belajar mencintai kekasih-kekasihnya. Bersama Juli, saya merasakan
kehangatan kasih yang pernah ingin saya berikan kepada ibu.” Nayla, hlm 5
75
commit to user
xci Kutipan di atas menggambarkan bahwa sebelum bertemu dengan Juli dia
tidak pernah mencintai laki-laki. Hal tersebut menunjukkan alur maju dan mundur karena Nayla mengingat kembali masa lalunya kemudian kembali ke masa kini.
D. Latar