Tokoh Utama LANDASAN TEORI

commit to user xl Penggolongan dari tingkat keutamaannya meliputi tema utama dan tambahan. Tema utama disebut juga tema mayor. Tema utama merupakan tema yang melingkupi atau menaungi cerita, sedangkan tema tambahan adalah tema yang mendukung atau mencerminkan tema utama keseluruhan cerita, dan mempertegas eksistensi tema utama. Ada berbagai cara untuk menafsirkan tema suatu cerita. Sayuti dalam Wiyatmi, 2006: 43 mengungkapkan bahwa untuk menafsirkan sebuah tema, hal yang perlu dilakukan adalah a penafsir hendaknya mempertimbangkan tiap detil cerita yang dikedepankan, b penafsir tema hendaknya tidak bertentangan dengan tiap detil cerita, c penafsir tema hendaknya tidak mendasarkan diri pada bukti-bukti yang tidak dinyatakan, baik secara langsung maupun tidak langsung, dan d penafsir tema haruslah mendasarkan diri pada bukti yang secara langsung ada atau yang diisyaratkan dalam cerita. Tema dalam cerita bersifat memberi koherensi dan makna terhadap keempat unsur cerita, yaitu tokoh, plot, latar, dan cerita. Keempat unsur tersebut akan padu dan bermakna jika diikat oleh sebuah tema. Dalam cerita fiksi, biasanya tema disampaikan secara terselubung, tidak langsung, dan tersirat. Biasanya tema disampaikan melalui tingkah laku verbal dan nonverbal, pikiran dan perasaan, serta berbagai peristiwa yang dialami tokoh tersebut.

C. Tokoh Utama

Sebelum membahas tokoh utama, ada baiknya peneliti kemukakan beberapa teknik yang digunakan oleh pengarang untuk menciptakan tokoh dalam fiksinya. Peneliti memandang penting hal itu karena keberhasilan pengarang menyajikan cerita rekaan atau fiksinya tercermin melalui pengungkapan setiap unsur cerita itu. Salah satu di antaranya adalah melalui ketepatan pelukisan tokoh cerita. Rupa, pribadi, dan watak sang tokoh harus tergambar sedemikian rupa sehingga berterima oleh kalangan pembaca. Burhan Nurgiyantoro 2005: 176 menyatakan bahwa tokoh dalam fiksi dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan dari sudut pandang penamaan. Berdasarkan sudut pandang dan tinjauan penamaan, seorang tokoh dapat 26 commit to user xli dikategorikan sebagai: 1 tokoh utama dan tokoh tambahan; 2 tokoh protagonis dan tokoh antagonis; 3 tokoh sederhana dan tokoh bulat; 4 tokoh statis dan berkembang; dan 5 tokoh tipikal dan tokoh netral. Lebih lanjut, Burhan Nurgiyantoro 2005: 176 menjelaskan bahwa apabila dipandang dari segi peranan atau tingkat pentingnya tokoh dalam sebuah cerita, ada tokoh yang sangat penting dan ditampilkan terus menerus sehingga terasa mendominasi sebagaian besar cerita. Tokoh tersebut dinamakan tokoh utama. Tokoh utama diutamakan penceritaannya dan paling banyak diceritakan dalam sebuah novel atau fiksi yang lain. M. Atar Semi 1993: 39 mengemukakan bahwa tokoh utamatokoh sentral adalah orang yang mengambil sebagaian besar peristiwa dalam cerita. Biasanya peristiwa atau kejadian-kejadian itu menyebabkan terjadinya perubahan pandangan pembaca terhadap tokoh tersebut, misalnya menjadi benci, senang atau menjadi simpati. Dendy Sugono 2003: 142 menyatakan hal senada bahwa tokoh utama disebut juga wirawan pahlawan, yang berarti tokoh yang paling penting dalam sebuah lakon. Herman J. Waluyo 2002: 164 menyatakan bahwa perwatakan berhubungan dengan karakteristik atau bagaimana watak tokoh-tokoh itu sedangkan penokohan berhubungan dengan cara pandang menentukan dan memilih tokoh-tokohnya serta nama tokoh itu. Lebih lanjut, Herman J. Waluyo menambahkan bahwa pada prinsipnya ada tiga cara yang digunakan pengarang untuk menggambarkan tokoh yaitu 1 Metode analitis Metode ini merupakan metode penggambaran tokoh secara langsung. Pengarang langsung mendeskripsikan keadaan atau kondisi tokoh. Penggambaran ini biasanya dilakukan dengan menggunakan tiga cara, yaitu penggambaran secara fisik keadaan fisik, penggambaran secara psikis watak tokoh, dan penggambaran secara sosial kedudukan dan pangkat. Metode deskriptif ini sering dipandang memiliki kedudukan yang rendah dibandingkan dengan metode yang lain. 27 commit to user xlii 2 Metode teknik tidak langsung Dalam metode ini, pengarang tidak menggambarkan langsung keadaan tokoh. Penggambaran dilakukan dalam suatu alur cerita melalui hubungan tokoh dengan orang lain, penampilan fisiknya, cara hidup, cara berbicaranya, dan sebagainya. Jadi, pembaca menyimpulkan sendiri wujud tokoh melalui cerita yang dipaparkan. 3 Metode Kontekstual Metode ini merupakan metode penggambaran tokoh melalui konteks bahasa dan bacaan yang digunakan pengarang. Misalnya, seorang yang diberi julukan “buaya” maka tokoh itu mempunyai watak yang mewakili sebutan “buaya”. Penggambaran watak itu mungkin secara panjang lebar melalui tingkah laku dari tokoh sindiran. Berdasarkan uraian di atas dapat peneliti simpulkan bahwa tokoh utama merupakan tokoh yang diprioritaskan dan dipentingkan penceritaannya. Tokoh utama juga merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun orang yang melakukan pekerjaan. Bahkan, ada tokoh yang hadir dalam setiap kejadian dan ditemui di setiap halaman novel.

D. Alur