commit to user
lxxiii Melihat fenomena itulah yang akhirnya membuat Nayla menjadi seorang
penulis. Nayla ingin membuktikan kepada ibunya bahwa dirinya bukanlah sosok perempuan yang lemah. Selain itu Nayla juga ingin membuktikan bahwa penulis
perempuan tidak kalah hebat jika di banding dengan penulis laki-laki. Kini usaha Nayla tercapai cerpennya yang berjudul “Laki-laki binatang
akhirnya dicetak dan di terbitkan dalam sebuah novel bahkan Nayla diminta untuk mengvisualkan karyanya. Nayla menjadi terkenal dan Nayla dapat membuktikan
kepada semua orang termasuk ibunya bahwa dirinya bukan perempuan yang lemah yang berada di bawah laki-laki.
2. Analisis Nilai Edukatif dalam Novel
Nayla
Nilai edukatif yang terdapat di dalam didasarkan pada perbuatan yang dilakukan oleh tokoh – tokoh dalam cerita. Nilai edukatif dengan sendirinya
merupakan akumulasi cipta, rasa dan karsa seseorang yang diimplementasikan dalam kata-kata, sikap dan tingkah laku seseorang. Analisis nilai-nilai edukatif
pendidikan dalam novel
Nayla
meliputi: a. nilai religius; b. nilai moral; c. nilai estetis; dan d. nilai sosial. Berikut peneliti kemukakan analisis terhadap masing-
masing nilai tersebut.
a. Nilai Religius
Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah menjalankan perintah- Nya dan meninggalkan laranganNya. Beriman adalah percaya adanya kesabaran-
Nya. Ajaran ini yang seharusnya dimiliki oleh umat manusia di dunia ini sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Nilai religius merupakan sudut pandang yang mengikat
manusia dengan Tuhan. Manusia senantiasa akan membutuhkan Tuhan karena secara naluri, manusia akan selalu membutuhkan perlindungan dan pertolongan
dari-Nya. Oleh karena itu, selalu mengingat Tuhan merupakan pencerminan pribadi yang bertakwa dan menjunjung tinggi fitrah manusia. Manusia senantiasa
akan membutuhkan Tuhan dalam berbagai masalah yang dihadapinya. Ajakan untuk selalu mengingat Tuhan. Manusia senantiasa akan
membutuhkan Tuhan karena secara naluri, manusia akan selalu membutuhkan perlindungan dan pertolongan dari-Nya. Oleh karena itu, selalu mengingat Tuhan
58
commit to user
lxxiv merupakan pencerminan pribadi yang bertakwa dan menjunjung tinggi fitrah
manusia. Namun dalam novel
Nayla,
pengarang tidak memberikan penilaian bahwa apa yang diperbuat oleh sang tokoh cerita merupakan suatu bentuk pelanggaran
terhadap susila agama sehingga apa yang diperbuat oleh sang tokoh cerita semata- mata akibat dari rasa frustrasi dan kecewa yang berat dengan kedua orang tuanya.
“Ya, setelah itu saya sering tertawa-tawa sendiri. Saya tersadar, ternyata Tuhan punya selera humor yang tinggi. Begitu mudanya ia memberi dan
dalam sekejap menariknya kembali. Jadi apa yang lebih tepat saya lakukan selain tertawa, Ayah ? kita semua Cuma boneka yang diikat tali tak
berdaya mengikuti gerakan jarinya. Karena itu saya tertawa, karena saya yakin, ia ingin saya menikmati leluconnya. Saya tak berani sedih atau
marah. Saya takut ia murka. Sejak itu saya hanya mengikuti arus permainanya. Ia tak berhenti memamerkan leluconnya. Ketika saya
tertawa, orang-orang berpikir saya mabuk. Saya pengguna narkoba, saya pun dijebloskan ke dalam rumah perawatan yang mirip penjara.” Nayla,
hlm 57. Seseorang yang mengalami frustasi akan bereaksi secara tidak sadar untuk
mengurangi tekanan batin yang menimbulkan rasa sakit atau stress. Rasa frustasi pasti dimiliki oleh setiap orang baik muda maupun tua, namun rasa frustasi itu
bisa menjadi salah arah jika tidak adanya kegiatan yang bisa menampung rasa itu. Rasa frustasi itu akan menjadi baik jika diarahkan dalam kegiatan positif.
Kutipan di atas menyuratkan bahwa Nayla hanyalah sebuah boneka dan ia hanya mengikuti permainan Tuhan karena Tuhan memiliki selera humor yang
tinggi. Hal ini jelas merupakan anggapan yang salah dan bertentangan dengan nilai agama karena bagaimana pun Tuhan tidak pernah memberikan cobaan yang
berat kepada setiap hambanya. Jika mereka lulus dari ujian itu, mereka akan menjadi sosok-sosok tegar, kuat dan mandiri menentang kerasnya kehidupan.
Tetapi jika mereka kalah, tak mustahil kehancuranlah yang akan mereka alami. Selain itu, tokoh ibu Ibu mengingatkan kepada Nayla bahwa apa yang
telah ibu lakukan kepadanya hanya ingin menunjukkan betapa besar rasa sayangnya kepada Nayla. Ibu yakin Tuhan tidak akan membenci ibu karena apa
yang dilakukan ibu hanyalah untuk kebaikan Nayla. Tuhan memang pengampun, penyayang dan maha pengasih namun apa yang dilakukan ibu tidak bisa
59
commit to user
lxxv dibenarkan karena ia menghalalkan segala cara dan beranggapan Tuhan telah
mengampuni dosanya. Seperti pada kutipan dibawah ini : “Aku yakin, Tuhan akan memaklumi semua tindakanku sejauh Ia tahu
tidak ada sedikit pun niatku untuk menyiksa. Semua yang kulakukan adalah untuk kebaikanmu. Begitu pula dengan sikapku yang tidak
mengijinkanmu mengenalnya. Aku yakin Tuhan tak akan membiarkanmu membenciku.” Nayla, hlm 8
...... “ Tak ada yang tersisa. Hanya ada doa. Hanya Tuhan yang tahu, sebagai
ibu tak ada satu niatku mencelakakan anaknya. Aku hanya ingin kamu belajar menghadapi pilihan dengan segala konsekuensinya.”
Nayla, hlm 17 Kalimat itu menyuratkan bahwa Tuhan mengetahui segala sesuatu yang
terjadi dan Tuhan juga mengetahui bahwa ibu hanya ingin memberikan yang terbaik bagi Nayla. Hanya saja, Ibu ingin agar Nayla dapat mengadapi kenyataan
dalam hidup ini. Dengan begitu, semakin jelas bahwa percakapan di atas menyiratkan makna agar manusia selalu mengingat Tuhan di mana pun dan kapan
pun namun hal ini tidak boleh di salah artikan. Meskipun Tuhan mengetahui apa pun yang dilakukan oleh umatnya dan mengampuni kesalahan yang telah
diperbuat umatnya bukan berarti kita dapat melakukan hal yang kita sukai dan menghalalkan segala cara apapun alasannya.
b. Nilai Moral